Hai, Changemaker!
Kehilangan barang yang disayang memang bukan main, tapi apakah kalian pernah merasa sakitnya kehilangan kesehatan mata? Wah… itu perihnya bukan main, sih.
Di Indonesia, menurut artikel dari Fimela, ada 3,6 juta anak Indonesia yang mengalami rabun jauh. Ketika kita mengalami mata minus, mau nggak mau ke mana-mana harus membawa kaca mata. Kalau nggak, akan kesulitan untuk membaca, berisiko saat mengendarai kendaraan, saat mengobrol dengan orang nggak nyaman, dan masih banyak dampak negatif lainnya.
Masalahnya, dengan kemajuan teknologi, anak-anak sekarang justru susah untuk diberitahu jangan terus-menerus menatap layar HP. Masalah lain di era modern, masyarakat sekarang lebih menikmati makanan cepat saji daripada makan makanan bervitamin. Padahal, makanan bervitamin, khususnya vitamin A sangat bermanfaat bagi kesehatan mata.
Selain masalah minimnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan mata, persoalan yang tak kalah getirnya di Indonesia mengenai penyakit katarak. Menurut JEC Eye Hospitals and Clinics, Indonesia menempati peringkat ketiga kasus katarak tertinggi di dunia.
Fakta yang bikin geleng-geleng kepala. Dengan sekelumit persoalan kesehatan mata yang ada, tentu kita nggak boleh diam aja. Harus ada kolaborasi untuk mencari jalan keluarnya.
Apakah di Indonesia udah ada? Ada, dong! Kalian masih ingat di April sampai Agustus 2024 ada apa di aplikasi Campaign #ForABetterWorld? Lupa? Clue-nya mata dan katarak.
Masih lupa? Tenang, Champ ingatin lagi. Di April sampai Agustus 2024, Campaign dan Ishk Tolaram berkolaborasi meluncurkan kampanye #EyeCareForAll. Sebuah kampanye yang bertujuan untuk membangun kesadaran menjaga kesehatan mata kepada masyarakat dan mengurangi persoalan katarak.
Kampanye #EyeCareForAll dimulai dengan open call. Terpilih 10 Organizer yang berasal dari Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah. Di tanggal 7 Mei sampai 7 Agustus 2024, Oganizer terpilih meluncurkan Challenge di aplikasi Campaign #ForABetterWorld.
Challenge yang dilakukan, membuahkan hasil yang manis. Ada Rp43.450.000 donasi yang tersalurkan. Kemudian, Yayasan Sejam dan Inklusif Eka Mandiri mendapatkan dana hibah sebesar Rp30 juta sebagai Organizer dengan performa terbaik.
Kampanye bukan hanya berhenti di peluncuran Challenge. Bentuk edukasi juga dilakukan dengan talkshow yang mengusung tema: “Bergerak untuk Cegah Katarak”. Ada 160 orang yang mengikuti acara. Pembicaranya memiliki kompetensi di bidangnya, yakni Dr. Brenda Hayatulhaya, SpMD, Dokter Spesialis Mata di JEC Eye Hospitals & Clinics; dan Dr. Rahmat Setiawan, Deputy Program Director Ishk Tolaram Foundation
Sebagai wujud penyelesaian masalah katarak, ada agenda “Eye Camp”, sebuah program membantu masyarakat Semarang dan Banggai Laut untuk melakukan operasi katarak.
Di Semarang dilakukan pada 22 sampai 26 Mei 2024. Ada 750 orang yang berhasil dioperasi. Di bulan Juni, tepatnya tanggal 4 sampai 6, Eye Camp dilakukan di Banggai Laut. Ada 212 orang yang berhasil dioperasi.
Tentunya, kampanye tentang masalah kesehatan mata yang udah selesai berjalan ini, bukan akhir dari kolaborasi. Campaign membuka kolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat. Informasi lebih lanjut, bisa klik tautan berikut: https://campaign.com/funder
Referensi:
https://www.fimela.com/parenting/read/5804628/angka-mata-minus-anak-indonesia-kian-meningkat-begini-cara-penangan-yang-tepat-menurut-dokter
https://jec.co.id/en/csr/jec-eye-hospitals-and-clinics-dalam-upaya-pemberantasan-buta-katarak-di-indonesia