Hai, Changemakers!
Selasa ini kita sedang memperingati Hari Kanker Sedunia. Di tahun 2025, peringatan Hari Kanker Sedunia mengusung tema “United by Unique” atau “Disatukan oleh Keunikan”. Tema yang punya arti mendalam.
Jika diinterpretasikan, tema tersebut ingin mengajak manusia untuk saling menghargai satu sama lain. Tak sedikit masyarakat yang memberikan stigma kepada orang yang terkena kanker. Watt, dkk. menggambarkan bagaimana stigma kepada orang yang terkena kanker terjadi. Hasil risetnya menjelaskan bahwa masyarakat menganggap kanker sebagai penyakit menular, aib, dan penyakit sihir. Penyaluran stigma dilalui melalui gosip dan isolasi.
Selain itu, tema Hari Kanker Sedunia 2025 juga bisa diartikan agar kita bisa bergandengan tangan untuk saling mengedukasi. Bentuk edukasi bisa diberikan kepada mereka yang terkena kanker dan masyarakat yang belum terkena kanker.
Kelompok Muda Rentan Terkena Kanker
Bicara tentang edukasi, kamu udah tau tentang riset yang menunjukkan kalau Gen X dan Milenial rentan terkena kanker?
Studi yang dilakukan oleh North American Association of Central Cancer Registries dan US National Center for Health Statistics melakukan pengujian pada masyarakat berusia 25 tahun sampai 84 tahun. Hasilnya, kelompok usia yang lahir di tahun 1990, terjadi peningkatan dua sampai tiga kali lipat untuk kanker pankreas, ginjal, dan usus halus.
Penelitian lainnya diterbitkan pada jurnal The Lancet Public Health yang menggambarkan adanya peningkatan 17 jenis kanker pada kelompok usia di bawah 50 tahun. 17 jenis kanker itu adalah kardia lambung, usus halus, reseptor estrogen positif payudara, indung telur, hati dan saluran empedu intrahepatik pada perempuan, kanker mulut dan faring yang nggak terkait HPV pada perempuan, anus, kolorektal, badan uterus, kantung empedu, pankreas, mieloma, lambung non kardia, testis, leukemia, sarkoma kaposi, ginjal dan pelvis renalis.
Data lainnya ditunjukkan oleh studi dari South China Morning Post (SCMP) yang melakukan penelitian di 204 negara dan wilayah. Hasilnya, menemukan ada 3, 26 juta diagnosis kanker baru pada kelompok usia di bawah 50 tahun.
Angka dan fakta yang sangat mengejutkan. Di tengah kemajuan teknologi informasi dan kesehatan, justru kelompok usia di bawah 50 tahun memiliki kerentanan terserang penyakit kanker. Pertanyaannya, kenapa ini bisa terjadi?
Faktor Kelompok Muda Mudah Terserang Kanker
Data komprehensif disampaikan dalam laporan BBC News Indonesia. Pada awalnya, ahli onkologi mendiagnosis anak muda yang mengalami kanker payudara disebabkan oleh mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Tapi diagnosis tersebut terbantahkan karena semakin banyak pasien yang punya mutasi gen tak jelas.
Para spesialis kanker berada pada titik genting karena dari hasil uji coba laboratorium, tumor yang menyerang individu usia 20-an dan 30-an dianggap lebih ganas.
Dari beberapa proses yang dilalui, studi menunjukkan bahwa pola makan menjadi faktor cepatnya manusia saat ini terkena kanker. Seseorang yang berusia 18 tahun sampai 40 tahun memiliki risiko besar terkena 18 jenis kanker. Artinya, tingginya risiko kanker pada anak muda disebabkan adanya perubahan pola makan. Dengan terlalu banyak mengonsumsi gula dan makanan olahan, menyebabkan glukosa darah yang tinggi.
Faktor lainnya adalah kurangnya waktu tidur. Ada banyak alasan yang membuat anak muda mengalami waktu tidur kurang baik, salah satunya beban kerja. Padahal, data dari English Longitudinal Study of Ageing menemukan fakta ada korelasi waktu tidur yang buruk dengan tingginya risiko terkena kanker.
Terakhir, faktor yang paling dekat dengan kehidupan manusia modern, tapi kerap dilupakan–yakni penggunaan HP. Beberapa peneliti menemukan jika cahaya dari HP menghasilkan zat karsinogen baru yang mengganggu jam biologis tubuh. Zat karsinogen adalah zat yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Dampaknya, berkaitan dengan kanker payudara, usus besar, ovarium, dan prostat.
Dari fakta yang mengejutkan ini, ada dua tindakan yang bisa dilakukan. Pertama, memperbaiki pola hidup pada diri sendiri. Kedua, mengedukasi orang lain untuk lebih memperhatikan kesehatannya.
Yuk, kita terus terbuka dan bergandengan tangan untuk memberi dampak kepada siapa pun, tanpa memandang identitas sosial. Kebersamaan menghasilkan kebaikan; kebaikan memberi dampak untuk semuanya.
Kamu juga bisa bersama melawan kekerasan gender dengan ikut Challenge No Fear with VIVO and MCR PKBI Jawa Barat.
Referensi:
https://www.healthline.com/health-news/gen-x-millennials-higher-cancer-rates#Increases-in-cancer-incidence-and-mortality
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7470870/waduh-gen-x-dan-milenial-disebut-berisiko-tinggi-kena-kanker-ini-alasannya
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230913093112-33-472010/jumlah-anak-muda-kena-kanker-naik-80-perhatikan-7-tanda-ini
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cyv74ey1nelo
Watt, Melissa H., 2023. Cancer-Related Stigma In Malawai: Narrative of Cancer Survivors. JCO Global Oncology. 9 1-8.