#ProjectSHIFT

Menyatukan Perbedaan Melalui Musik dan Doa: Sebuah Perjalanan Kreatif

profile

sfcgindonesia

Update

​Musik adalah bahasa universal yang mampu menyatukan berbagai perbedaan. Melalui proyek ini, kami ingin menunjukkan bahwa meskipun kita berasal dari latar belakang yang berbeda, kita dapat menciptakan harmoni yang indah bersama. Meskipun doa-doa dari berbagai agama disampaikan dengan cara yang berbeda, inti dari doa tersebut memiliki kesamaan: perdamaian, harapan, dan persatuan. Dengan menggali potensi musik sebagai media perdamaian, proyek ini bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya toleransi dan kesehatan mental, serta merayakan budaya leluhur Nusantara yang menjadi dasar peradaban Indonesia.

image

Proses kreatif pembuatan musik untuk proyek ini dimulai dengan riset mendalam mengenai doa (jampe) dari penghayat kepercayaan Budi Daya dan mantra-mantra dari agama Hindu. Kami berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan beberapa narasumber, di antaranya Bapak Engkus, seorang pemuka agama sekaligus ketua organisasi penghayat kepercayaan Budi Daya. Dari percakapan ini, kami menggali pemahaman tentang esensi doa dalam budaya Budi Daya yang mendalam. Selain itu, kami juga melakukan riset lebih lanjut mengenai mantra Hindu, bekerja sama dengan I Nengah Kondra, seorang pindandita yang membagikan pengetahuan dan makna dari mantra-mantra Hindu yang sering dipanjatkan untuk kedamaian dan harapan.

Dari riset tersebut, kami merangkai lirik yang menggabungkan doa dan mantra dari berbagai agama. Lirik ini bertujuan untuk menyampaikan pesan perdamaian, harapan, dan persatuan. Kami ingin agar setiap pendengar, tidak peduli latar belakang budaya dan agama, bisa merasakan kedamaian yang terpancar dari setiap bait lagu.

Sebelum memulai proses rekaman, kami melakukan kunjungan yang sangat penting ke Museum Ki Pahare. Di sana, kami bertemu dengan kelompok musik Sayang Iwung yang juga tergabung dalam tim Museum Ki Pahare. Kunjungan ini memberi kami kesempatan untuk lebih dalam memahami warisan budaya leluhur serta mengenal berbagai instrumen tradisional yang menjadi bagian penting dalam musik Nusantara. Pengalaman ini memberikan inspirasi yang sangat berarti, sekaligus memperkaya pemahaman kami tentang pentingnya menjaga warisan budaya dalam pembuatan musik yang berbicara tentang kedamaian dan persatuan.


Proses produksi musik dimulai dengan tangan dingin Agung Darisman sebagai produser dan Maulana Malik Ibrahim yang bertindak sebagai penulis dan komposer lagu. Dalam proses ini, berbagai musisi dan penyanyi bergabung untuk menciptakan sebuah karya yang harmonis. Tim vokal yang terlibat di antaranya Muhamad Aditiya, Nanda Shelly Susanti, Wayan Pini Purnawati, dan Maulana Malik Ibrahim. Selain vokal, kami juga melibatkan berbagai alat musik tradisional yang memperkaya komposisi musik, seperti suling yang dimainkan oleh Maulana Malik Ibrahim, karinding oleh Dick Riyadi Dimas dan Insan Kamil, tarawangsa oleh Fawazia Wangsa Kusumah, serta kecapi jentreng oleh Fakhri dan celempung oleh Maltar. Pembacaan sajak dan doa menjadi bagian tak terpisahkan dalam karya ini, dengan Nanda Shelly Susanti membacakan Sajak Kidung Kombinasi Gunung Kawi, Wayan Pini Purnawati dengan Mantra Gayatri, dan Dick Riyadi Dimas membacakan Sajak Bubuka Aji Ning Rasa Bubuka Puraga Jati Sunda Sanggian Ki Laras Maya Poerba Sasaka.


image

Proses rekaman dilakukan di Biru Recording Studio, Sukabumi, yang menjadi tempat bagi para musisi dan vokalis untuk menuangkan karya mereka ke dalam rekaman berkualitas. Kami sangat menjaga setiap detail suara, memastikan bahwa setiap doa dan mantra yang dibacakan dapat terdengar jelas dan penuh penghayatan, untuk menguatkan pesan perdamaian yang ingin kami sampaikan.

Pada tanggal 3 November 2024, lagu ini akhirnya dirilis di semua platform musik digital. Selain itu, kami juga merilis lirik video di YouTube Maulana Malik Ibrahim yang dirancang oleh KILAV dengan artwork TouchDesigner oleh Azis Zulfikar, serta komposisi musik video oleh Ziovi Zukunft Addkhil. Lirik video ini mengajak penonton untuk merenungkan pesan mendalam yang terkandung dalam lagu. Untuk memperkenalkan karya ini lebih luas, kami melakukan kampanye promosi yang meliputi beberapa konten seperti docuseries berjudul Ngarasa Kidung, yang menunjukkan reaksi berbagai pendengar terhadap lagu ini, salah satunya dari Lahan Rezka. Kami juga menyelenggarakan Jejak Luhur, sebuah dokumentasi mengenai proses riset lirik dari jampe dan mantra, serta Di Balik Pangaping, yang mengungkap proses kreatif dalam pembuatan musik.

Melalui proyek ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk mengenal lebih dalam kekayaan budaya Nusantara yang mengajarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Musik dan doa menjadi dua elemen yang saling melengkapi, menyampaikan pesan bahwa meskipun kita memiliki perbedaan, kita tetap bisa bersatu dalam harmoni. Kami berharap karya ini dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai perbedaan dan bersama-sama menciptakan dunia yang lebih damai. Kami mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam pengumpulan donasi untuk mendukung kelangsungan proyek ini, yang akan terus mengedukasi dan menginspirasi masyarakat dalam menjaga perdamaian dan kesehatan mental.


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone