Hai, Changemakers!
Bising kendaraan di Jakarta pada hari Senin kemarin, tak ada apa-apanya dengan suara perjuangan untuk melawan kekerasan terhadap perempuan. Gema suara perjuangan itu datang dari Senayan Park, tepatnya di venue Hotel for Play yang diadakan oleh VIVO.
Mitra Citra Remaja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang disingkat MCR PKBI yang membuat Hotel for Play menjadi ruang aman membahas kekerasan terhadap perempuan. MCR PKBI pada 17 Februari kemarin mengadakan diskusi dengan mengusung tema: “Bersama Akhiri Kekerasan: Edukasi Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan untuk Masyarakat yang Lebih Aman”.
Sesuai dengan tema yang diangkat, acara tersebut bertujuan untuk membangun pemahaman kepada audiens mengenai kekerasan terhadap perempuan, mendorong masyarakat untuk peduli dan berani melawan kekerasan terhadap perempuan, dan mengedukasi mengenai pelayanan dan mekanisme hukum terhadap korban kekerasan.
Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa kok acara diskusinya ditempatkan di Hotel for Play VIVO? Karena diskusi tersebut didukung oleh VIVO sebagai brand kesehatan seksual yang memiliki kepedulian terkait isu serupa.
Acara yang berlangsung dari pukul 12.00 WIB itu disambut gegap gempita oleh masyarakat. Eits… ini bukan gimmick, ya. Beneran nyata, kok. Buktinya, acara diskusi dari MCR PKBI dihadiri oleh 45 peserta.
Meski mengusung tema yang berat, acara diskusi tetap berjalan santai. Karena acara dibuat have fun. Penyelenggara membuat suasana cair dengan peserta. Sebelum masuk ke acara inti, Kak Indra selaku PIC dari MCR PKBI melakukan interaksi dengan menyapa para peserta yang hadir.
Selain have fun, acara juga dibuat dengan mengedepankan ruang aman. Kehadiran ruang yang aman, menjadikan peserta aktif bertanya apa saja. Bahkan, ada peserta yang berani menceritakan pengalaman pribadinya.
Dengan kebebasan peserta bertanya dan bercerita, membuat acara diskusi jadi lebih hidup. Ada pertukaran pengetahuan yang bebas, bukan hanya dari pemateri. Kak Indra mengakui kalau dirinya mendapatkan perspektif dari peserta. Kak Indra juga mengapresiasi kalau antusias dan keaktifan peserta menjadi representasi kepedulian masyarakat di tengah kasus kekerasan terhadap perempuan yang tinggi di Indonesia.
Keaktifan peserta dalam sesi diskusi juga didorong oleh sharing materi yang baik. Materi yang baik dan berkualitas membuat peserta merasa puas. Seperti yang disampaikan oleh Kak Bram, dirinya menilai acaranya keren. Informasi yang diingat oleh Kak Bram mengenai pengetahuan kalau kekerasan seksual bukan hanya terjadi di rumah tangga, tapi juga di tempat umum.
Dari saking sukanya dengan kegiatan yang berlangsung, Kak Bram berharap kalau acara serupa bisa dilakukan di luar Jakarta dan pesertanya nggak dibatasi pada usia minimal 18 tahun.
Kesan yang sama disampaikan oleh Bu Santi. Sebagai peserta, Bu Santi menilai acaranya sangat bagus. Seharusnya acaranya bisa disebarkan lebih luas agar lebih banyak pasangan yang menerima manfaat. Perihal materi yang diingat, Bu Santi paling suka dengan pembahasan mengenai cara mengatasi dan mencegah kekerasan terhadap perempuan, serta cara mencari pelayanan.
Rasa senang dari peserta, juga dirasakan oleh MCR PKBI. Kak Indra merasa senang bisa berkolaborasi dari kampanye sosial yang diadakan VIVO. MCR PKBI bisa menjangkau teman-teman lebih luas, bukan hanya di arena sekolah.
Di tengah rasa senang, juga terselip tantangan. Tantangan yang harus dihadapi lebih mengarah pada jarak karena harus pulang-pergi dari Bandung-Jakarta.
Terkait agenda selanjutnya, MCR PKBI akan terus menyuarakan isu kekerasan berbasis gender, kesehatan reproduksi, dan kesehatan remaja.
Semangat peserta dan MCR PKBI bikin nular banget, ya.
Kamu jangan mau kalah. Meski nggak datang di acara MCR PKBI Senin kemarin, tetap tunjukkan semangat kamu untuk melawan kekerasan bisa disalurkan dengan ikut Challenge No Fear with VIVO and MCR PKBI Jawa Barat. Challenge yang mengajak kalian untuk melawan kekerasan berbasis gender. Yuk, ambil sekarang juga!