Hai, Changemakers!
Dunia kuliner sedang mengalami perdebatan panas di media sosial. Kali ini percikan api berasal dari ulasan Codeblu sebagai food reviewer. Bahkan, sampai menjadi sorotan anggota DPR RI.
Wah… apa yang sebenarnya terjadi?
Potongan Kronologi Konflik Dingin Codeblu dan Brand CT
Kalau meruntut kronologinya dari Kompas, peristiwa berawal pada 15 November 2024 ketika Codeblu memberikan ulasan kepada produk nastar salah satu toko cake and patisserie. Codeblu memberikan ulasan kalau nastranya berjamur. Codeblu juga menilai tentang buruknya kondisi dapur toko tersebut.
Meski Codeblu tak menyebutkan nama brand-nya, publik menilai apa yang disampaikan Codeblu mengarah pada brand CT. Sehingga, banyak kritikan masuk kepada brand CT.
Menanggapi polemik yang terjadi, brand CT melakukan klarifikasi bahwa dengan uji yang udah dilakukan, brand-nya nggak melakukan pemberian produk kadaluarsa dan berjamur kepada panti asuhan.
Sumber gambar: Baca Sore
Setelah klarifikasi brand CT muncul, Codeblu pada Januari 2025 memberikan respons kalau dirinya menyalurkan keresahan dari seseorang. Lalu pada 26 Februari 2025, Codeblu mengunggah video brand CT mengirimkan kue nastar berjamur dan kondisi dapur yang nggak baik.
Brand CT kembali memberikan klarifikasi pada 27 Februari 2025 kalau tuduhan yang ada, nggak punya dasar. Brand CT menjelaskan jika nastar berjamur yang dikirim ke panti asuhan berasal dari mantan karyawannya. Mantan karyawan itu bertindak tanpa sepengetahuan brand CT.
Ketika klarifikasi dari brand CT muncul, Codeblu meminta maaf. Dia mengaku jika argumen kontennya berasal dari sumber yang nggak terpercaya.
Nah, dengan permintaan maaf Codeblu kepada brand CT, persoalan belum selesai. Pada 1 Maret 2025, muncul dugaan kalau Codeblu melakukan pemerasan kepada brand CT. Diduga Codeblu meminta uang imbalan agar menghapus ulasan negatifnya.
Tanggapan Istri Codeblu sampai Kritik Netizen
Di tengah isu yang menghantam Codeblu, istrinya memberikan tanggapan terhadap isu pemerasan yang dilakukan suaminya. Dia mengatakan kalau nggak ada pemerasan, uang Rp350 juta untuk 8 konten yang 1 kontennya Rp43 juta.
Gonjang-ganjing yang terjadi, memancing masyarakat memberikan respons. Di tengah sorotan buruk kepada brand CT, ada netizen yang merespons kalau brand CT memiliki produk dengan cita rasa enak dan kualitasnya baik.
Tentu kritikan kepada Codeblu juga membanjiri media sosial. Salah satunya disampaikan sama am**** yang menilai kalau Codeblu sejak awal kemunculannya ada indikasi buat memeras.
Selain kritik, tanggapan bijak juga ada. Seperti argumen dari moh*** yang melihat kasus ini menjadi pelajaran kalau harus ada Undang-Undang yang mengatur influencer.
Sumber gambar: tangkapan layar Instagram
Sependapat dengan apa yang dikatakan moh***, DPR RI Komisi VI, Mufti Anam, juga menyorot konten review makanan yang merugikan produsen. Mufti Anam menilai harus ada regulasi jelas untuk melindungi produsen dan konsumen.
Di Balik Kondisi Panas, Ada yang Bisa Direfleksikan
Semoga kasus tumpang tindih dunia kuliner bisa segera menemukan titik terang.
Tapi dari kasus Codeblu kita bisa mempelajari banyak hal untuk menjadi alarm bagi diri kita masing-masing. Jadi apa sih, yang bisa dipelajari dari kasus ini?
1. Jangan bicara sebelum data kuat
Champ ingat pas kuliah, ada dosen yang menjelaskan kalau jangan hanya menerima informasi dari satu orang. Soalnya, informasi dari satu orang, terlalu subjektif. Harus ada pembanding lainnya dengan mendengarkan pendapat dari orang lain. Kalau pendapat orang lain sama semua, data bisa dikatakan valid. Tapi harus tetap verifikasi dengan sumber lainnya. Bahkan kalau perlu ke sumber langsung terhadap objek yang ingin kita kaji.
2. Etika minta maaf
Di konten permintaan maaf Codeblu ada sorotan dari netizen yang menilai sikapnya kurang pantas karena terlihat nggak menampakkan etika minta maaf. Salah satu yang disorot, ekspresinya justru nggak menampakkan sikap permintaan maaf. Dalam etika permintaan maaf, seharusnya menampakkan bahasa mata dan gestur tubuh yang sopan dan berbudi.
3. Keterbukaan pada kritik
Hal menarik dilakukan brand CT yang memperlihatkan keterbukaannya pada kritik. Brand CT menerima kritikan Codeblu dengan mencari pembuktian yang rasional.
Ternyata benar adanya, ya, kalau ada hikmah di setiap persoalan–selama bisa berpikiran dingin dan arif.
Kamu juga bisa menyelesaikan persoalan dengan tindakan nyata. Yuk, tunjukkan aksi nyatamu dengan ikut Challenge Bersama Mama Tresia Ohee Bantu Perempuan Sentani Bangun Bisnis. Dengan menyelesaikan Challenge, kamu membuka donasi Rp25 ribu yang didanai SCash Global dan Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi akan digunakan Mama Tresia Ohee untuk kemajuan UMKM-nya. Perlihatkan aksi terbaikmu sekarang juga!
Referensi:
https://www.kompas.com/hype/read/2025/03/03/200445066/kronologi-lengkap-kontroversi-review-makanan-codeblu-tudingan-pemerasan?page=1
https://tirto.id/kronologi-kasus-codeblu-dan-clairmont-hingga-ajakan-boikot-g8Zp#google_vignette
https://ntb.idntimes.com/life/education/hirpan-rosidi/5-etika-dalam-menyampaikan-permohonan-maaf-tak-sekadar-maaf-ya-c1c2