βHai, Changemakers!
Kalau ngomongin kampanye impian yang ingin kita wujudkan pasti nggak ada habisnya, ya. Beragam isu sosial bisa kita suarakan untuk bantu permasalahan saat ini. Nah, pas banget, nih. Champ kemarin berkesempatan ngobrol-ngobrol seru bareng teman-teman dari AIESEC in Bandung membahas kampanye impian hingga program yang tengah dilaksanakan oleh AIESEC in Bandung. Biar nggak penasaran, langsung cek aja di bawah!
Question: Hi! Boleh dong, perkenalkan diri kamu, posisi diΒ AIESEC Bdg dan ceritain kesibukannya akhir-akhir ini?
Answer:
Azalia: Halo! Kenalin, aku Azalia Karin, akrab disapa Karin. Saat ini, aku adalah Local Head of Outgoing Global Volunteer at AIESEC in Bandung. Belakangan ini, aku lagi handle partisipan exchange ke luar negeri melalui Global Volunteer ini ke vietnam!
Mochrez: Halo! Perkenalkan, saya Mochrez Sulaiman Wazachrie, atau bisa dipanggil Rez. Saat ini, saya adalah mahasiswa Teknik Dirgantara di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juga menjabat sebagai Local Head of Outgoing Global Talent/Teacher di AIESEC in Bandung. Kesibukan saya akhir-akhir ini, selain menjalani perkuliahan , saya juga aktif menjalankan program Global Talent & Global Teacher. Kedua program ini berfokus pada memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan fresh graduate untuk mendapatkan pengalaman kerja dan mengajar di luar negeri.
Selama Program Doing Good #ForABetterWorld kemarin, kalian berhasil menyelesaikan setiap Challenge. Nah, apa aja sih, tantangan yang kalian hadapi dan gimana strategi yang kalian lakukan untuk mengajak teman-teman AIESEC Bdg yang lain menyelesaikan Challenge?
Azalia: Karena kita city based organization, tantangan paling besar itu soal waktu dan awareness mengenai program Doing Good #ForABetterWorld kemarin. Fortunately, kita punya team dari AIESEC in Bandung yang hebat mengajak sesama team untuk participate di campaign nya, kita ada tracker sendiri yang ngebantu ngajakin teman teman AIESEC in Bandung!
Mochrez: Tantangan yang kami hadapi dalam campaign ini meliputi beberapa aspek. Pertama, meningkatkan awareness & partisipasi anggota, karena tidak semua anggota memahami konsep campaign ini sejak awal. Oleh karena itu, kami perlu memberikan edukasi terkait dampak yang bisa dihasilkan. Kedua, koordinasi & motivasi, di mana mengajak anggota untuk berpartisipasi dalam challenge membutuhkan pendekatan yang kreatif agar tetap menarik dan tidak terasa seperti tugas. Ketiga, menyelesaikan challenge dengan efektif, mengingat setiap challenge memiliki tugas spesifik, seperti mengunggah foto dan artikel, sehingga diperlukan strategi agar semua anggota bisa menyelesaikannya tepat waktu.
ΒBoleh diceritain apa aja pengalaman seru selama Doing Good #ForABetterWorld AIESEC Bdg kemarin versi kamu?
Azalia: Selama partisipasi campaign, yang paling seru itu ngelakuin submission sesuai checklist! Sampai aku sama team Outgoing Global Volunteer, kita rame-rame submit foto sesuai campaign. Seruu!!!
Mochrez: Pengalaman seru yang saya rasakan adalah ketika melihat antusiasme teman-teman AIESEC Bandung dalam menyelesaikan challenge bersama. Ada rasa kepuasan tersendiri ketika kita bisa memberikan dampak nyata dengan cara yang sederhana, seperti mengunggah foto dan artikel, tetapi memiliki dampak besar dalam mendukung perempuan di Sentani untuk membangun bisnis mereka.
Dari beberapa Challenge yang udah kamu selesaikan, kira-kira apa Challenge favorit dan apa alasannya
Azalia: Challenge favoritku itu waktu diminta upload bentuk support kepada UMKM, soalnya aku sendiri punya bisnis bareng keluarga yang berbasis UMKM. Jadi, ngerasa diapresiasi dan bisa jadi ladang promosi untuk saing support bisnis UMKM!
Mochrez: Challenge favorit saya adalah mengunggah foto dengan brand lokal/UMKM favorit. Saya merasa challenge ini sangat relevan karena bisa sekaligus mendukung bisnis lokal yang mungkin masih membutuhkan lebih banyak exposure. Dengan cara ini, kita tidak hanya membantu campaign ini tetapi juga ikut mempromosikan usaha kecil di Indonesia.
Kalau kamu berkesempatan membuat kampanye sosial, kira-kira isu apa yang ingin kamu luncurkan dan kenapa alasannya?
Azalia: Kalau aku berkesempatan membuat kampanye sosial, aku ingin buat kampanye betapa pentingnya edukasi dan literasi. Saat ini, Indonesia masih tertinggal jauh kemampuan literasi dan pemerataan edukasi nasional. Melihat fakta ini, aku ingin mengajak para pelajar tingkat tinggi untuk ikut membuat dampak agar meningkatkan edukasi nasional dan minat literasi bangsa
Mochrez: Jika saya bisa membuat kampanye sosial, saya ingin fokus pada pemberdayaan masyarakat di daerah terpencil melalui akses ke pendidikan dan teknologi. Banyak individu di daerah seperti Sentani yang memiliki potensi besar dalam berwirausaha, tetapi masih menghadapi keterbatasan dalam akses ke digitalisasi bisnis. Kampanye ini bisa memberikan edukasi digital dan akses ke platform e-commerce agar usaha mereka dapat berkembang lebih luas, meningkatkan peluang ekonomi, dan menciptakan kemandirian dalam komunitas mereka.
Program apa saja yang sedang dijalankan atau sudah dilaksanakan oleh AIESEC BdgΒ saat ini?
Azalia: AIESEC in Bandung memiliki beberapa program yang sedang dijalankan saat ini. Salah satunya adalah, Global Volunteer. Melalui program Global Volunteer, pemuda usia 18-30 bisa merasakan leadership experience through exchange. Mereka akan melaksanakan Global Volunteer selama 6-8 minggu sambil membuat dampak secara global. Kami telah memfokuskan produk ini untuk mengimplementasikan Sustainable Development Goals dari United Nations. Jadi, para pemuda yang tertarik untuk membuat dampak secara global tapi masih bingung ikut program apa? Ayo ikut Global Volunteer for a life changing experience!
Mochrez: Sebagai Local Head saya bertanggung jawab mejalankan Global Talent & Global Teacher β Program utama yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan fresh graduate untuk mendapatkan pengalaman kerja dan mengajar di luar negeri. Global Talent berfokus pada pengalaman kerja profesional di perusahaan internasional, membantu peserta mengembangkan keterampilan profesional dalam lingkungan multikultural. Global Teacher ditujukan bagi mereka yang ingin mengajar di institusi pendidikan luar negeri, memperkaya pengalaman mengajar, meningkatkan pemahaman lintas budaya, serta berkontribusi dalam sistem pendidikan global.
Menurut kamu, dunia yang lebih baik itu seperti apa?
Azalia: Dunia yang lebih baik itu, dunia dimana manusia tahu bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa sumber daya lain. Manusia sadar, bahwa untuk menjalani dunia yang lebih baik, harus mulai dari diri sendiri demi makhluk lain dan untuk kesejahteraan bersama. Ketika manusia sudah menyadari bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa makhluk hidup lain, lalu saling menghargai, disitulah dunia menjadi lebih baik.
Mochrez: Menurut saya, dunia yang lebih baik adalah dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi, tanpa ada batasan geografis atau sosial..