Dalam sebuah hadis tentang kebersihan yakni اَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ, “Kebersihan adalah sebagian dari iman” adalah slogan yang sering kita ucapkan, namun pada kenyataannya sulit untuk diterapkan. Hadis itu menjadi pengingat agar umat Islam beriman kepada Allah SWT. Wajib hukumnya semua menjaga kebersihan. Dengan terbiasa menjaga kebersihan khususnya di madrasah, maka akan muncul kesadaran menjaga lingkungan bagi murid.
Dari tendensi hadits di atas MI NU Miftahul Ulum ingin menegakkan dalam menjaga kebersihan lingkungan madrasah karena MI NU Miftahul Ulum memiliki jumlah peserta didik yang lebih dari 400 peserta didik–ditambah dengan madrasah pada waktu siang hari digunakan untuk proses pembelajaran madrasah diniyah yang jumlahnya lebih dari 200 peserta didik. Dengan jumlah peserta didik yang banyak membuat jumlah sampah yang dihasilkan melebihi kapasitas tempat sampah yang disediakan, baik sampah organik maupun anorganik.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk membendung sampah yang banyak, yakni dengan memberi banyak tempat sampah untung menampung dan juga memilah sampah organik dan anorganik. Namun, upaya tersebut ternyata masih belum dapat untuk mengatasi masalah persoalan sampah.
Maka dari itu, dengan adanya kampanye #TumbuhBersama bisa memantik semangat MI NU Miftahul Ulum untuk mengatasi masalah sampah. Kami memiliki itikad untuk melakukan pengurangan sampah dengan mendaur ulang kembali menjadi barang yang punya nilai guna.
Donasi yang terkumpul dalam kampanye ini akan digunakan MI NU Miftahul Ulum, Loram Kulon, untuk mendukung kegiatan MI NU Miftahul Ulum dalam melaksanakan “Wujudkan Madrasah Kreatif, Ramah Lingkungan dan Cerdas Sosial-Emosional yang akan dirasakan oleh 435 murid.”
Dukung kampanye gerakan ini untuk mewujudkan madrasah kreatif menuju “Madrasah Maju, Bermutu, Mendunia.” Kampanye kami tidak hanya memberikan fasilitas pengolahan sampah bagi seluruh warga MI NU Miftahul Ulum, Loram Kulon, tetapi juga mengintegrasikan prinsip SEL (Social Emotional Learning) untuk membangun generasi yang cerdas secara sosial dan emosional. Pengelolaan sampah akan dijadikan sebagai sarana pembelajaran untuk melatih empati, rasa tanggung jawab, dan kerjasama antarwarga madrasah.
Tujuan kampanye ini adalah untuk mengangkat permasalahan banyaknya sampah yang tidak terkendali. Sampah yang dihasilkan saat ini tidak dapat ditampung oleh tempat sampah yang tersedia di MI NU Miftahul Ulum. Hal ini diperburuk dengan keberadaan dua lembaga pendidikan dalam satu area, yang membuat produksi sampah semakin meningkat.
Dengan penerapan metode SEL, pengelolaan sampah tidak hanya berfokus pada solusi lingkungan, tetapi juga menjadi cara untuk melatih siswa memahami dampak tindakan mereka terhadap orang lain dan lingkungan.
Melalui pengolahan sampah berbasis SEL, siswa akan diajak bekerja sama dalam memilah dan mengolah sampah yang melatih keterampilan seperti komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan emosi saat bekerja dalam tim. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong siswa untuk lebih peka terhadap permasalahan sekitar, sehingga membangun empati dan rasa solider terhadap komunitas mereka.
Dengan upaya ini, madrasah tidak hanya bertransformasi menjadi kreatif dan ramah lingkungan, tetapi juga menjadi tempat yang mendukung pembentukan generasi yang cerdas sosial dan emosional.
Dari beberapa upaya yang sudah dilakukan, maka MI NU Miftahul Ulum membuat kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga madrasah, khususnya peserta didik. Upaya kedua yang dilakukan, yakni dengan mengolah sampah organik dan anorganik yang ada disekitar madrasah. Kegiatan ini dilakukan setiap hari saat membuang sampah. Nantinya peserta didik diajarkan untuk memilah sampah organik dan anorganik (botol plastik).
Jika bak sampah anorganik (botol plastik) sudah penuh, maka dikeluarkan dan dijual. MI NU Miftahul Ulum terinspirasi untuk mengolah sampah organik dan anorganik (botol plastik) menjadi barang yang mempunyai nilai jual yang bisa dilakukan oleh warga madrasah.
Upaya selanjutnya, yakni meminimalisir penggunaan sampah plastik. Caranya dengan membawa bekal makan dan minum dari rumah agar mengurangi penggunaan sampah plastik.
Dari beberapa gambar diatas menjelaskan bahwa gambar pertama dimana setiap kelas sudah diberi tempat sampah organik dan anorganik, yang mana nanti di sampah-sampah di kelas dijadikan satu pembuangan pembuangan terakhir dan kemudian dilakukan pemilahan sampah sesuai jenisnya.
PERTIMBANGAN TERHADAP SUDUT PANDANG LAIN
Menurut Pakar di bidang pengolahan limbah padat dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), IDAA Warmadewanthi ST MT PhD. Beliau menyatakan bahwa sampah plastik sangat berbahaya bagi lingkungan karena sulit terurai. Maka dari itu, jika kita membiarkan sampah terbakar ataupun tidak diolah akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar. Salah satu efeknya adalah dapat menimbulkan penyakit kanker paru-paru, hepatitis, gangguan pada pernafasan, dan lain-lain.
Menurut pendapat Saragih, kurangnya kesadaran masyarakat bisa menyebabkan kondisi lingkungan semakin merusak. Salah satu kegiatan yang potensial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat adalah dengan melakukan pendidikan lingkungan.
Berdasarkan dampak tersebut maka MI NU Miftahul Ulum berencana untuk melakukan program pengolahan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai daya jual. Selain itu, sampah plastik yang ada di MI NU Miftahul Ulum dapat dimanfaatkan untuk membuat produk daur ulang yang akan ditampilkan pada acara festival ataupun pagelaran karya.
Kampanye yang bertemakan Bersama MI NU Miftahul Ulum: Wujudkan Madrasah Kreatif, Ramah Lingkungan dan Cerdas Sosial Emosional ini berfokus pada masalah lingkungan madrasah terutama pada kebersihan sampah dan pengelolaannya. Maka dari itu MI NU Miftahul Ulum mengajak warga madrasah untuk peduli terhadap lingkungan yaitu dengan mengolah sampah dengan bijak yang terintegrasi menggunakan SEL (Social Emotional Learning).