Setiap anak memiliki hak dan kewajiban dalam mendapatkan pembelajaran yang mampu mendukung sosial dan emosional mereka. Namun, akhir-akhir ini terdapat beberapa anak yang tidak bisa menulis dengan baik dan menghitung dengan benar. Hal tersebut dapat disebabkan oleh gangguan pada anak yang disebut dengan disleksia.
Sebagai tanggapan terhadap anak disleksia, guru pada tingkat sekolah dasar harus memahami secara komprehensif kebutuhan anak melalui pendekatan sosial dan emosional, sehingga bisa menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Seperti halnya Azka, anak dari Deddy Corbuzier yang mengalami gangguan disleksia. Azka yang diketahui mengalami gangguan tersebut dididik oleh ayahnya sendiri dengan pendekatan sosial-emosional terbaik dari ayahnya. Hasilnya, Azka mampu menguasai beberapa bahasa asing dengan luar biasa.
Apa itu Disleksia?
Disleksia adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan memahami bahasa tertulis. Disleksia bukanlah karena kurangnya kemampuan intelektual atau karena tidak cukup berusaha, melainkan karena adanya gangguan dalam proses pengolahan informasi di otak.
Gejala Disleksia
Gejala disleksia dapat berbeda-beda pada setiap orang, namun beberapa gejala yang umum terjadi adalah:
- Kesulitan membaca dan memahami teks
- Kesulitan menulis dan mengarang
- Kesulitan mengingat kata-kata dan kalimat
- Kesulitan memahami instruksi dan petunjuk
- Kesulitan dalam melakukan tugas-tugas yang memerlukan kemampuan membaca dan menulis
Penyebab Disleksia
Penyebab disleksia belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa disleksia dapat disebabkan oleh:
- Faktor genetik
- Faktor lingkungan
- Faktor neurologis
Cara Mengatasi Disleksia
Mengatasi disleksia memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
- Menerima terapi dari ahli disleksia
Hal ini dapat dilakukan melalui dukungan berupa pemetaan siswa yang mengalami disleksia oleh sekolah. Kami senantiasa melakukan pemetaan terhadap siswa yang mengalami gangguan pembelajaran dalam membaca dan menulis. Sehingga, kami perlu mendapatkan dukungan agar mampu memanggil ahli terapi disleksia di sekolah.
- Menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai
Strategi pembelajaran yang sesuai, mampu menyelesaikan masalah gangguan belajar pada anak disleksia. Anak-anak yang mengalami gangguan disleksia harus mendapatkan penanganan khusus dan strategi yang berbeda dari siswa yang lain. Strategi yang kami terapkan selama ini, yakni memisahkan anak-anak yang mengalami gangguan disleksia dan memberikan privat khusus kepada mereka.
- Menggunakan teknologi yang membantu
Teknologi dapat dimanfaatkan oleh siswa yang mengalami gangguan disleksia secara efektif. Sebab, penggunaan teknologi mampu merangsang siswa dalam memahami pembelajaran yang lebih baik. Kami senantiasa memberikan pembelajaran yang berbasis teknologi, namun karena faktor biaya, kami membutuhkan dukungan anda agar dapat mengatasi masalah tersebut
- Menerima dukungan dari keluarga dan teman:
Keluarga dan teman merupakan faktor lingkungan yang dapat memberikan motivasi kepada anak-anak yang mengalami disleksia. Oleh sebab itu, apabila terdapat anak-anak yang mengalami gangguan disleksia, kita harus mendukung dengan cara memberi motivasi, semangat, dan solusi dalam pembelajarannya. Kami memerlukan dukungan anda agar anak-anak yang mengalami disleksia agar dapat menikmati belajarnya dan mampu bersosialisasi dengan baik.
Gangguan disleksia pada anak-anak di Jepangpakis dapat diselesaikan dengan beberapa pendekatan yaitu dukungan sosial-emosional dari lingkungan sekitar, menerapkan strategi pembelajaran yang baik, dan penggunaan teknologi bagi mereka yang mengalami gangguan belajar. Kami mengajak anda melakukan aksi untuk mendukung anak-anak yang mengalami gangguan disleksia dengan cara memberikan motivasi, pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta memberikan bantuan teknologi pada anak-anak tersebut.
Kamu juga bisa mendukung kampanye sosial kami dengan menyelesaikan Challenge Dukung Pembelajaran Inklusif dan Pengembangan Sosial Emosional Anak Disleksia di Jepangpakis. Penyelesaian Challenge akan membuka donasi sebesar Rp20 ribu yang didanai Bakti Djarum Foundation. Donasi akan digunakan untuk pendidikan inklusif bagi anak-anak disleksia.
Referensi:
Shaywitz, S. E. (2003). Overcoming Dyslexia: A New and Complete Science-Based Program for Reading Problems at Any Level. Vintage Books. (Halaman 12-15)
Moats, L. C. (2010). Speech to Print: Language Essentials for Teachers. Paul H. Brookes Publishing. (Halaman 45-50)
Kilpatrick, D. A. (2015). Essentials of Assessing, Preventing, and Overcoming Reading Difficulties. John Wiley & Sons. (Halaman 100-105)