Ditulis oleh: SMP 2 Kudus
Teman SEL, pernahkah berbicara Generasi Emas 2045? Iyaa, dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar memiliki keunggulan dalam persaingan global abad 21. Di sisi lain, ada tantangan bagi sekolah abad ke-21, yakni keberagaman budaya siswa dan keberagaman motivasi untuk belajar (Learning first Alliance, 2001). Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) telah meluncurkan hasil Survei Global Keterampilan Sosial dan Emosional (SSES). Temuan utama dalam survei adalah Keterampilan sosial dan emosional siswa merupakan predictor signifikan terhadap nilai sekolah, kesehatan, dan kesejahteraan, terlepas dari latar belakang, kelompok usia, ataupun kota domisili. Pada hasil survei tersebut juga diungkapkan bahwa Pemberian umpan balik positif ke siswa berdampak pada keterampilan sosial dan emosional yang lebih tinggi. OECD juga mengatakan, keterampilan sosial-emosional merupakan bekal penting yang membuat kita menjadi lebih “manusia” di tengah gempuran teknologi, seperti artificial intelligence.
SES sendiri tidak diperoleh dari bakat/genetik lhoo. Teruss… SES perlu diupayakan secara eksplisit sebagaimana guru mengajarkan konten pelajaran lainnya. Oleh karena itu, siswa membutuhkan kesempatan yang berulangkali dalam berbagai kesempatan untuk mempelajari keterampilan tersebut sampai pada akhirnya terinternalisasi dalam diri mereka.
Bagaimana mengupayakan SES yang eksplisit? betul, SEL Bersama Kita. Program ini berupa proses di mana siswa belajar agar mengenali dan mengelola emosi, peduli tentang orang lain, membuat keputusan yang baik, berperilaku etis dan bertanggung jawab, mengembangkan hubungan yang positif, dan menghindari perilaku negatif (Elias dkk., 1997).
Penelitian baru-baru ini menemukan adanya fakta bahwa siswa yang mengembangkan kompetensi sosial dan emosional menjalani hidup yang lebih sehat dan memiliki performa yang lebih baik di sekolah (Greenberg, dkk., 2003). Oleh karena itu, pendidik dan pemerintah di seluruh dunia mempromosikan pembelajaran yang menekankan keterampilan sosial dan emosional (SEL) (Durlak, dkk, 2011). Marcom V (2015) melaporkan hal yang sama, bahwa program Social Emotional Learning (SEL) mampu menurunkan perilaku bullying di sekolah. SEL memiliki dampak positif pada prestasi akademik, kesehatan, hubungan, kesejahteraan siswa, penyelesaian konflik dan kewarganegaraan.
Terus bagaimana langkah konkritnya? Tentunya SES tidak hanya diupayakan di sekolah saja lho, di rumah/keluarga juga bisa dong. Memang di sekolah lebih terprogram dalam mengupayakan SES, misal pada program intra kurikuler, ko kurikuker, dan ekstra kurikuer ataupun budaya positif sekolah. Bagaimana dengan Upaya SES di rumah? Tentunya SES dapat diupayakan di rumah dengan mempererat hubungan keluarga saat berpartisipasi dalam kegiatan Bersama sesama anggota keluarga untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.