#TumbuhBersama

Merajut Mimpi dalam Toleransi di Tengah Keberagaman

profile

djarumfoundation

Update

​Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Demikian juga SD Cahaya Nur yang merupakan sekolah Katolik, namun mempunyai keberagaman yang luar biasa. Baik dari segi suku, agama, budaya, hingga bahasa. 

Bagaimana di tempat lain? Apakah juga merasakan hal yang sama? Apakah di sekolah lain juga memiliki keberagaman? Pasti ya. Bagaimana di masyarakat kita? Tentu juga ada keberagaman, kan? Kita menyadari banyak perbedaan diantara kita. Namun, segala perbedaan tersebut bukan menjadi penghalang, tapi justru dapat menjadi pemersatu yang kokoh dan ada satu hal yang harus menjadi benang penghubung bagi setiap pribadi, yaitu toleransi

Kita ingin hidup dengan bahagia, penuh kedamaian, dan harmonis. Merajut mimpi dalam toleransi di tengah keberagaman bukan hanya sebuah keharusan, tetapi juga merupakan langkah penting untuk setiap pribadi mengolah diri menjadi pelaku dalam menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis bagi semua pihak.

Toleransi Sebagai Pilar Kehidupan Bersama

Toleransi bukan sekedar pengertian menerima perbedaan, melainkan juga menghargai dan menghormati hak orang lain untuk hidup sesuai dengan keyakinan dan tradisi mereka. Di tengah keberagaman yang ada, toleransi menjadi pondasi yang mempersatukan berbagai kelompok masyarakat. Tanpa toleransi, perbedaan yang ada akan menjadi sumber konflik, bukan kekuatan yang menyuburkan kehidupan bersama.

Penting untuk menyadari bahwa setiap pribadi memiliki hak untuk memiliki pandangan, kepercayaan, dan kebiasaan masing-masing. Dalam konteks keberagaman, toleransi menjadi sarana untuk membangun saling pengertian antara umat beragama, suku, dan budaya yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari, toleransi juga dapat diwujudkan dengan sikap saling menghormati, membantu sesama, dan berusaha memahami keberagaman yang ada.

Sebagai contoh Ilustrasi dalam toleransi di tengah keberagaman yang pernah kami lakukan di sekolah adalah : 

1. Adanya Linking, Setiap link anggotanya terdiri dari siswa kelas 1-6 tujuannya untuk menjalin hubungan kakak dan adik, dengan demikian mereka bisa merasa dalam satu keluarga besar. Mereka dapat belajar, bermain, makan bersama, dan bekerjasama di setiap link yang penuh dengan keberagaman. Mereka dapat bekerja sama tanpa membedakan ras, agama, etnis, bahkan mereka dari kelas 1–6 saling membantu, berbagi pengetahuan dan keterampilan, serta mendukung kesuksesan bersama dengan memanfaatkan perbedaan sebagai kekuatan bukan halangan.


2. Festival Budaya yang kami sebut dengan “Magnificent CN” dengan bertema “The Beauty of Diversity”. Di sini kami menampilkan tarian, musik, makanan, dan minuman yang ada di Indonesia dan negara lain (Korea, China, Jepang, Perancis, Belanda, Thailand, Turki, dan Italia), bahkan kami berinovasi dengan bahan-bahan yang ada di daerah sekitar sehingga kami pun bisa mengangkat kearifan lokal kota Kudus.

3. Perayaan Hari Raya yang berbeda dari berbagai agama sehingga kita bisa saling menghormati, menghargai, dan menguatkan dalam doa (Perayaan Hari Raya Natal, Paskah, Hari Raya Idul Fitri, Imlek)

4. Dalam pelajaran agama juga mengajarkan tentang berbagai keyakinan yang ada di dunia dan pentingnya saling menghormati satu sama lain, tanpa memandang perbedaan. 

Ilustrasi ini menggambarkan bagaimana sikap saling menghormati, menghargai, menerima, berkolaborasi, dan bekerja sama dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan toleran.



2. Festival Budaya yang kami sebut dengan “Magnificent CN” dengan bertema “The Beauty of Diversity”. Di sini kami menampilkan tarian, musik, makanan, dan minuman yang ada di Indonesia dan negara lain (Korea, China, Jepang, Perancis, Belanda, Thailand, Turki, dan Italia), bahkan kami berinovasi dengan bahan-bahan yang ada di daerah sekitar sehingga kami pun bisa mengangkat kearifan lokal kota Kudus.

3. Perayaan Hari Raya yang berbeda dari berbagai agama sehingga kita bisa saling menghormati, menghargai, dan menguatkan dalam doa (Perayaan Hari Raya Natal, Paskah, Hari Raya Idul Fitri, Imlek)

4. Dalam pelajaran agama juga mengajarkan tentang berbagai keyakinan yang ada di dunia dan pentingnya saling menghormati satu sama lain, tanpa memandang perbedaan. 

Ilustrasi ini menggambarkan bagaimana sikap saling menghormati, menghargai, menerima, berkolaborasi, dan bekerja sama dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan toleran.



image

image

Sudut Pandang Lain dalam Toleransi

Toleransi seringkali dipandang sebagai sikap untuk menghargai perbedaan dan saling menghormati antarindividu atau kelompok yang memiliki pandangan, kepercayaan, atau budaya yang berbeda. Namun jika dilihat dari sudut pandang lain, toleransi juga dapat memiliki beberapa dimensi yang berbeda, seperti:

1. Toleransi dalam Konteks Kekuatan dan Pengaruh : Hal kelompok harus mendapatkan toleransi dari mayoritas. Toleransi bisa dilihat sebagai bentuk pengakuan atau penerimaan yang diberikan oleh pihak yang lebih dominan kepada pihak yang lebih lemah. Dalam hal ini, toleransi tidak sekedar menghormati perbedaan, tetapi juga berkaitan dengan pemberian ruang bagi pihak yang tidak memiliki kekuasaan atau pengaruh untuk tetap ada dan berkembang. Hal ini dapat dilihat dalam konteks politik atau sosial–kelompok minoritas harus mendapatkan toleransi dari mayoritas.

2. Toleransi sebagai Pengorbanan : Di sudut pandang ini, toleransi bisa dianggap sebagai bentuk pengorbanan dari pihak yang lebih besar atau lebih kuat, di mana mereka menahan diri untuk tidak mendominasi atau memaksakan kehendak mereka kepada pihak lain. Dalam hal ini, toleransi bisa dianggap sebagai tindakan yang membawa dampak lebih berat bagi mereka yang memberikan toleransi karena mereka harus menekan keinginan atau hak mereka sendiri.

3. Toleransi dan Ketidakpedulian : Toleransi kadang-kadang bisa juga dipahami sebagai sikap ketidakpedulian atau apatis terhadap perbedaan. Dalam hal ini, seseorang atau kelompok mungkin “mentolerir” perbedaan bukan karena mereka menghargai atau menghormatinya, tetapi karena mereka tidak terlalu peduli. Hal ini dapat menciptakan kesan bahwa toleransi bukanlah bentuk yang diberikan, tetapi lebih pada keengganan untuk terlibat lebih dalam konflik atau perbedaan.

4. Toleransi dan Keterbukaan : Sebaliknya, toleransi bisa juga dipandang sebagai bentuk keterbukaan untuk belajar dan beradaptasi dengan perbedaan. Bukan hanya menerima begitu saja, namun berusaha memahami latar belakang, alasan, dan perspektif di balik perbedaan tersebut. Dalam hal ini, toleransi bukanlah sekedar toleransi pasif, melainkan aktif dalam usaha untuk menjembatani pemahaman antarindividu atau kelompok yang berbeda.



Sudut Pandang Lain dalam Toleransi

Toleransi seringkali dipandang sebagai sikap untuk menghargai perbedaan dan saling menghormati antarindividu atau kelompok yang memiliki pandangan, kepercayaan, atau budaya yang berbeda. Namun jika dilihat dari sudut pandang lain, toleransi juga dapat memiliki beberapa dimensi yang berbeda, seperti:

1. Toleransi dalam Konteks Kekuatan dan Pengaruh : Hal kelompok harus mendapatkan toleransi dari mayoritas. Toleransi bisa dilihat sebagai bentuk pengakuan atau penerimaan yang diberikan oleh pihak yang lebih dominan kepada pihak yang lebih lemah. Dalam hal ini, toleransi tidak sekedar menghormati perbedaan, tetapi juga berkaitan dengan pemberian ruang bagi pihak yang tidak memiliki kekuasaan atau pengaruh untuk tetap ada dan berkembang. Hal ini dapat dilihat dalam konteks politik atau sosial–kelompok minoritas harus mendapatkan toleransi dari mayoritas.

2. Toleransi sebagai Pengorbanan : Di sudut pandang ini, toleransi bisa dianggap sebagai bentuk pengorbanan dari pihak yang lebih besar atau lebih kuat, di mana mereka menahan diri untuk tidak mendominasi atau memaksakan kehendak mereka kepada pihak lain. Dalam hal ini, toleransi bisa dianggap sebagai tindakan yang membawa dampak lebih berat bagi mereka yang memberikan toleransi karena mereka harus menekan keinginan atau hak mereka sendiri.

3. Toleransi dan Ketidakpedulian : Toleransi kadang-kadang bisa juga dipahami sebagai sikap ketidakpedulian atau apatis terhadap perbedaan. Dalam hal ini, seseorang atau kelompok mungkin “mentolerir” perbedaan bukan karena mereka menghargai atau menghormatinya, tetapi karena mereka tidak terlalu peduli. Hal ini dapat menciptakan kesan bahwa toleransi bukanlah bentuk yang diberikan, tetapi lebih pada keengganan untuk terlibat lebih dalam konflik atau perbedaan.

4. Toleransi dan Keterbukaan : Sebaliknya, toleransi bisa juga dipandang sebagai bentuk keterbukaan untuk belajar dan beradaptasi dengan perbedaan. Bukan hanya menerima begitu saja, namun berusaha memahami latar belakang, alasan, dan perspektif di balik perbedaan tersebut. Dalam hal ini, toleransi bukanlah sekedar toleransi pasif, melainkan aktif dalam usaha untuk menjembatani pemahaman antarindividu atau kelompok yang berbeda.



5. Toleransi sebagai Konformitas Sosial : Toleransi kadang juga bisa dilihat sebagai cara masyarakat menekan individu atau kelompok untuk menyesuaikan diri dengan norma atau aturan yang ada. Toleransi dalam konteks ini dapat mengarah pada pemaksaan untuk "toleran" dengan cara tertentu yang pada akhirnya mungkin mereduksi makna sejati dari keberagaman dan kebebasan individu.

6. Toleransi dalam Praktek Sehari-hari : Di tengah keberagaman, toleransi bisa diterapkan dalam bentuk konkret, misalnya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, tempat kerja, atau lingkungan sosial. Toleransi bisa berarti memberi ruang bagi individu untuk mengekspresikan identitas dan kebudayaan mereka tanpa rasa takut dikucilkan. Ini bisa dilihat dalam cara kita merayakan perbedaan, seperti menghargai tradisi dan festival dari berbagai budaya yang ada di sekitar kita atau dalam keputusan sehari-hari seperti pilihan makanan yang sesuai dengan kebutuhan agama atau budaya seseorang.

7. Toleransi dan Kewajiban sosial : Toleransi bisa dipandang bahwa ia bukan hanya persoalan hak individu, tetapi juga kewajiban sosial. Dalam masyarakat yang plural, toleransi mengandung makna tanggung jawab kolektif untuk memastikan bahwa semua individu dapat hidup dengan martabat dan hak yang sama. Toleransi berarti berusaha menciptakan ruang yang adil bagi semua pihak, tanpa ada yang merasa terpinggirkan atau tertindas karena perbedaan mereka. Ini adalah panggilan untuk menciptakan masyarakat yang inklusif–masyarakat yang tidak hanya menerima perbedaan, tetapi juga menikmatinya sebagai kekayaan yang menyejahterakan kehidupan bersama.

8. Toleransi sebagai Tantangan untuk Pembaruan : Toleransi juga dapat dipandang sebagai tantangan untuk terus memperbarui cara kita memandang dunia. Dalam masyarakat yang berubah dengan cepat, dengan berbagai perubahan sosial, teknologi, dan politik, kita dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan untuk menghargai keberagaman. Ini bisa berupa pengembangan sikap empati, kesediaan untuk belajar, dan keterbukaan terhadap pandangan dunia yang berbeda. Toleransi bukan berarti menerima segala hal tanpa kritik, tetapi bagaimana kita bisa mengkritik dengan cara yang membangun dan tidak merusak keharmonisan sosial.

9. Toleransi dalam Keseimbangan antara Kebebasan dan Tanggung Jawab : Satu hal yang sering terlupakan dalam diskusi tentang toleransi adalah pentingnya keseimbangan antara kebebasan individu dan tanggung jawab sosial. Toleransi tidak berarti bahwa kita bebas untuk menyebarkan kebencian atau kekerasan atas nama kebebasan yang dikemukakan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga batasan yang jelas tentang apa yang bisa diterima dalam sebuah masyarakat yang toleran, tanpa merusak keamanan dan ketenangan bersama.



5. Toleransi sebagai Konformitas Sosial : Toleransi kadang juga bisa dilihat sebagai cara masyarakat menekan individu atau kelompok untuk menyesuaikan diri dengan norma atau aturan yang ada. Toleransi dalam konteks ini dapat mengarah pada pemaksaan untuk "toleran" dengan cara tertentu yang pada akhirnya mungkin mereduksi makna sejati dari keberagaman dan kebebasan individu.

6. Toleransi dalam Praktek Sehari-hari : Di tengah keberagaman, toleransi bisa diterapkan dalam bentuk konkret, misalnya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, tempat kerja, atau lingkungan sosial. Toleransi bisa berarti memberi ruang bagi individu untuk mengekspresikan identitas dan kebudayaan mereka tanpa rasa takut dikucilkan. Ini bisa dilihat dalam cara kita merayakan perbedaan, seperti menghargai tradisi dan festival dari berbagai budaya yang ada di sekitar kita atau dalam keputusan sehari-hari seperti pilihan makanan yang sesuai dengan kebutuhan agama atau budaya seseorang.

7. Toleransi dan Kewajiban sosial : Toleransi bisa dipandang bahwa ia bukan hanya persoalan hak individu, tetapi juga kewajiban sosial. Dalam masyarakat yang plural, toleransi mengandung makna tanggung jawab kolektif untuk memastikan bahwa semua individu dapat hidup dengan martabat dan hak yang sama. Toleransi berarti berusaha menciptakan ruang yang adil bagi semua pihak, tanpa ada yang merasa terpinggirkan atau tertindas karena perbedaan mereka. Ini adalah panggilan untuk menciptakan masyarakat yang inklusif–masyarakat yang tidak hanya menerima perbedaan, tetapi juga menikmatinya sebagai kekayaan yang menyejahterakan kehidupan bersama.

8. Toleransi sebagai Tantangan untuk Pembaruan : Toleransi juga dapat dipandang sebagai tantangan untuk terus memperbarui cara kita memandang dunia. Dalam masyarakat yang berubah dengan cepat, dengan berbagai perubahan sosial, teknologi, dan politik, kita dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan untuk menghargai keberagaman. Ini bisa berupa pengembangan sikap empati, kesediaan untuk belajar, dan keterbukaan terhadap pandangan dunia yang berbeda. Toleransi bukan berarti menerima segala hal tanpa kritik, tetapi bagaimana kita bisa mengkritik dengan cara yang membangun dan tidak merusak keharmonisan sosial.

9. Toleransi dalam Keseimbangan antara Kebebasan dan Tanggung Jawab : Satu hal yang sering terlupakan dalam diskusi tentang toleransi adalah pentingnya keseimbangan antara kebebasan individu dan tanggung jawab sosial. Toleransi tidak berarti bahwa kita bebas untuk menyebarkan kebencian atau kekerasan atas nama kebebasan yang dikemukakan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga batasan yang jelas tentang apa yang bisa diterima dalam sebuah masyarakat yang toleran, tanpa merusak keamanan dan ketenangan bersama.



Dengan melihat toleransi dari sudut pandang lain ini, kita dapat lebih menyadari kompleksitas dan nuansa yang ada dalam setiap tindakan toleransi yang dilakukan dalam masyarakat.

Merajut Mimpi Bersama di Tengah Keberagaman

Merajut mimpi dalam toleransi adalah suatu upaya untuk menciptakan sebuah masyarakat yang tidak hanya hidup berdampingan dengan perbedaan, tetapi juga mampu mewujudkan tujuan bersama dalam harmoni. Keberagaman bukanlah penghalang bagi perkembangan, namun sebaliknya merupakan potensi besar untuk menciptakan inovasi dan kemajuan.

Masyarakat yang toleran akan menciptakan ruang bagi semua orang untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan bakat masing-masing, tanpa takut didiskriminasi atau diabaikan. Misalnya, di tempat kerja, pendidikan, atau dalam kehidupan sosial, masyarakat yang bertoleransi akan lebih mudah membangun kolaborasi dengan berbagai kelompok yang berbeda.

Pendidikan menjadi salah satu kunci penting dalam transformator mimpi dalam membangun toleransi. Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai toleransi, seperti menghargai perbedaan, memahami cara pandang orang lain, dan menjaga keharmonisan dalam keberagaman, akan menjadi modal penting untuk menciptakan generasi yang lebih toleran dan inklusif. Dengan pendidikan, anak-anak dapat diajarkan sejak dini tentang pentingnya hidup bersama dalam perbedaan dan bagaimana menghargai keberagaman yang ada di sekitar mereka.



Dengan melihat toleransi dari sudut pandang lain ini, kita dapat lebih menyadari kompleksitas dan nuansa yang ada dalam setiap tindakan toleransi yang dilakukan dalam masyarakat.

Merajut Mimpi Bersama di Tengah Keberagaman

Merajut mimpi dalam toleransi adalah suatu upaya untuk menciptakan sebuah masyarakat yang tidak hanya hidup berdampingan dengan perbedaan, tetapi juga mampu mewujudkan tujuan bersama dalam harmoni. Keberagaman bukanlah penghalang bagi perkembangan, namun sebaliknya merupakan potensi besar untuk menciptakan inovasi dan kemajuan.

Masyarakat yang toleran akan menciptakan ruang bagi semua orang untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan bakat masing-masing, tanpa takut didiskriminasi atau diabaikan. Misalnya, di tempat kerja, pendidikan, atau dalam kehidupan sosial, masyarakat yang bertoleransi akan lebih mudah membangun kolaborasi dengan berbagai kelompok yang berbeda.

Pendidikan menjadi salah satu kunci penting dalam transformator mimpi dalam membangun toleransi. Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai toleransi, seperti menghargai perbedaan, memahami cara pandang orang lain, dan menjaga keharmonisan dalam keberagaman, akan menjadi modal penting untuk menciptakan generasi yang lebih toleran dan inklusif. Dengan pendidikan, anak-anak dapat diajarkan sejak dini tentang pentingnya hidup bersama dalam perbedaan dan bagaimana menghargai keberagaman yang ada di sekitar mereka.



Tantangan dalam Merajut Toleransi

Meskipun sudah banyak usaha untuk mewujudkan mimpi dalam toleransi, tentu ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah meningkatkan polarisasi di masyarakat, baik itu melalui media sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari. Berita hoaks, kebencian, dan stereotip terhadap kelompok tertentu sering kali memaafkan situasi dan memicu ketegangan antarkelompok.

Selain itu, tantangan lainnya adalah kurangnya pemahaman tentang pentingnya toleransi dan keberagaman. Sebagian besar orang mungkin merasa terancam dengan perbedaan yang ada sehingga mereka cenderung menutup diri dan sulit menerima keberagaman. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus bersikap toleransi dan menghargai perbedaan di tengah keberagaman.

Toleransi di tengah keberagaman lebih dari sekedar menerima perbedaan. Ia adalah proses aktif yang mengajak kita untuk berdialog, menghargai hak dan identitas orang lain, serta berusaha menciptakan ruang yang inklusif dan adil. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, keberagaman adalah kenyataan yang tak terhindarkan dan toleransi menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.

Toleransi di tengah keberagaman adalah impian yang harus kita rajut bersama. Mimpi ini tidak akan terwujud dalam semalam, namun melalui upaya bersama yang berkelanjutan, kita dapat mencapainya. Kita perlu merajut mimpi untuk saling menghargai tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dalam tindakan sehari-hari. 

Merajut mimpi dalam toleransi di tengah keberagaman adalah tugas bersama kita semua. Keberagaman bukanlah sesuatu yang harus dihindari, namun justru harus diterima sebagai anugerah dan dihargai. Toleransi adalah kunci untuk membangun masyarakat yang damai, harmonis, dan maju. Dengan sikap saling menghormati, menghargai, memahami, dan bekerja sama, kita dapat meraih mimpi-mimpi besar bersama dalam keberagaman yang ada. 

Mari bersama Merajut mimpi dalam toleransi di tengah keberagaman dengan mengikuti dan menyelesaikan Challenge “Mari Bergerak Bersama SD Cahaya Nur Mengembangkan Karakter COIS“ di aplikasi Campaign #ForABetteerWorld dalam kampanye #TumbuhBersama. Ayo, tunjukkan aksi terbaikmu! 



heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone