#ForABetterWorldID

Aksi 1001 Mimpi Bocil Sebarkan Toleransi ❤️

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!


Bayangin deh, gimana rasanya kalau sekolah jadi tempat yang nggak cuma ngajarin pelajaran Matematika atau IPA, tapi juga ngajarin kamu cara berdamai, menghargai perbedaan, dan saling mendengarkan? Itulah yang sedang diperjuangkan oleh Litha Kusuma Wardhani, Founder 1001 Mimpi Bocil, lewat program Breaking Down the Wall (BDW).

Lewat program ini, Litha dan timnya ngajak para siswa dan guru dari sekolah-sekolah dengan latar belakang agama berbeda untuk saling mengenal lebih dekat, saling cerita, dan membangun jembatan pemahaman yang kuat. Karena menurut Litha, perbedaan itu bukan tembok, tapi jendela buat saling belajar.


Siapkan Segalanya Bareng Tim, Demi Damai yang Nyata

“Persiapan kegiatan BDW ini aku lakukan bersama tim. Kami menyiapkan semuanya dengan matang, mulai dari konsep acara, susunan acara, perlengkapan, hingga hadiah dan merchandise lainnya,” cerita Litha.

image

Nggak bisa dimungkiri, ada banyak hal yang harus dipikirin dan disiapin, tapi justru proses itulah yang bikin semuanya terasa berarti. Momen-momen diskusi, tukar ide, dan kerja bareng jadi bagian dari perjalanan mereka menciptakan ruang aman untuk toleransi tumbuh.


Tantangan? Ada. Tapi Solusi Juga Selalu Ada!

Tantangan terbesar saat awal implementasi adalah menyinkronkan waktu antara tiga sekolah mitra yang terlibat. Tapi kabar baiknya, mereka berhasil nemuin titik tengah yang bikin semua pihak nyaman.


“Alhamdulillah, kita berhasil menemukan solusi yang pas tanpa mengganggu timeline dan jalannya acara BDW Day.”


Antusias Guru dan Murid Bikin Haru

Respons yang muncul dari para guru dan siswa luar biasa positif. Mereka senang, antusias, bahkan minta program ini diadakan lagi di masa depan!


“Bahkan beberapa dari mereka menyampaikan bahwa mereka akan menantikan kegiatan serupa dari komunitas kami. Rasanya kayak pelukan hangat buat seluruh kerja keras kami.” Cerita Kak Litha

Belajar Nilai Perdamaian dengan Cara Seru: Metode ARKA

Selama program, 1001 Mimpi Bocil pakai metode ARKA (Aktivitas, Refleksi, Kreativitas, Aksi) dan Blended Learning sebagai pendekatan utama. Metode ini bikin proses pembelajaran 12 Nilai Dasar Perdamaian jadi hidup, menyenangkan, dan relevan.


Setiap materi disampaikan lewat permainan yang dirancang khusus, jadi nggak ada yang namanya "kelas membosankan". Semua orangbaik guru maupun siswa terlibat aktif.

Apa hasil paling nyata dari program ini?


- Guru-guru jadi lebih terbuka dan reflektif dalam mendampingi siswa. Mereka sadar, pembelajaran harus menyenangkan dan penuh makna.

- Siswa jadi lebih berani dan percaya diri. Mereka belajar untuk menyuarakan pendapat, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan konflik dengan damai.

- Ada rasa ingin terus belajar dan terhubung. Baik siswa maupun guru berharap program BDW bukan yang terakhir. Mereka ingin lebih banyak ruang untuk merayakan keberagaman.


Harapan untuk Masa Depan: Toleransi yang Bukan Sekadar Kata

Buat Litha dan timnya, harapan ke depannya simpel tapi kuat:

“Kami ingin perbedaan dilihat sebagai kekuatan. Kami ingin toleransi tumbuh dari rumah, sekolah, sampai ke masyarakat luas.”


Dan lewat BDW, mereka percaya perubahan bisa dimulai dari langkah kecil satu dialog, satu permainan, satu pelukan hangat antar siswa dari latar berbeda.

Kamu Bisa Jadi Bagian dari Perubahan Ini!

Kalau kamu percaya bahwa perbedaan bukan tembok, tapi jembatan, yuk dukung terus dengan terus bersuara sebarkan toleransi.

Karena membangun damai itu bukan tugas satu orang. Itu tugas kita semua anak muda dengan semangat dan harapan yang nggak pernah habis. 💙


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone