#ResponsibleAIFutures

AI dan Guru Madrasah: Meramu Teknologi dengan Hati ❤️

profile

talenesia

Update

 Ditulis oleh: Yayasan Teman Saling Berbagi   

       ​Saat ini, teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin banyak digunakan hingga dunia pendidikan; mulai dari membantu menyesuaikan materi pembelajaran yang kompleks, memberi pengalaman belajar yang interaktif dan menarik, menganalisis cepat dan akurat data siswa, hingga menjadi asisten belajar. Namun, dibalik kecanggihannya, masih banyak guru madrasah yang merasa belum siap memanfaatkannya secara bijak. Bukan hanya soal teknologinya, tetapi juga dalam menjaga nilai, akhlak, dan rasa dalam proses belajar.

Data Kementerian Agama tahun 2022 menunjukkan bahwa hanya 38% guru madrasah yang merasa siap secara digital. Lebih dari itu, sebagian besar pelatihan yang ada belum menyentuh aspek penting seperti etika dan tanggung jawab dalam menggunakan AI. Padahal, tanpa bimbingan yang tepat, AI bisa menjadi alat yang malah menciptakan kelalaian tanpa mencerdaskan.

Di sinilah pentingnya kita meramu teknologi dengan hati - supaya AI bukan sekadar pintar, tetapi juga membawa kebaikan dan keberkahan dalam proses belajar mengajar.

Memahami AI dalam Konteks Pendidikan

AI sebagai teknologi mutakhir kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. AI menawarkan potensi luar biasa dalam merevolusi dunia pendidikan dengan mempermudah  personalisasi materi, otomatisasi tugas administratif, dan analisis data siswa yang mendalam. Namun, tanpa kerangka kerja etika yang jelas, penerapan AI berisiko memperburuk stigma yang telah ada, mengancam privasi data siswa bahkan menciptakan praktik ketidakjujuran. Di Indonesia, tantangan ini diperparah kesenjangan digital antar wilayah dan kebutuhan akan kebijakan nasional yang relevan.

Etika dan Tanggung Jawab: Pilar Penggunaan AI

Mengintegrasikan AI dalam pendidikan bukan hanya soal teknis, tetapi juga etika. Guru memiliki peran penting dalam membimbing siswa tentang penggunaan teknologi secara bertanggung jawab dan etis. Berikut ini 10 prinsip UNESCO dalam memaksimalkan manfaat dan mengurangi resikonya : 

  1. Gunakan Secara Wajar dan Jangan Merugikan. AI digunakan sesuai kebutuhan, tidak berlebihan, dan tidak merugikan siapapun. 

  2. Harus Aman Digunakan. Gunakan AI dengan tingkat keamanan yang baik agar tidak mudah diretas dan data pribadi pengguna tetap terlindungi.

  3. Adil untuk Semua Orang. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk mengaksesnya sesuai kebutuhan.

  4. Jelas dan Terbuka. Pengguna perlu kritis dalam mengetahui bagaimana AI bekerja dan membuat keputusan. 

  5. Ada yang Bertanggung Jawab Siapapun yang menggunakan AI harus siap bertanggung jawab kalau terjadi masalah. Maka, penting ada aturan dan tim yang mengecek apakah AI berjalan sesuai etika atau tidak.

  6. Melindungi Data Pribadi. Pengguna perlu menjaga privasinya sendiri, jangan sembarangan memberi data pribadi pada situs yang terdeteksi tidak aman dan mencurigakan.

  7. Ramah Lingkungan. Ketika menggunakan device untuk AI, sebaiknya tidak boros energi dan ikut menjaga lingkungan.

  8. Hormati Hak Asasi Manusia. Gunakan AI dengan tetap menghormati keadilan dan tidak menggunakannya semena-mena.

  9. Aturan yang Fleksibel dan Melibatkan Banyak Pihak. Karena teknologi cepat berubah, aturan penggunaan AI juga sewaktu-waktu bisa berubah. Sehingga dalam penggunaan AI perlu beradaptasi dengan perubahan aturan penggunaannya.

  10. 10. Edukasi untuk Semua. Semua orang perlu tahu dasar-dasar tentang AI agar tidak tertinggal. 

Integrasi AI dalam pendidikan adalah sebuah keniscayaan seiring berkembangnya teknologi digital. Namun, keberhasilannya sangat tergantung pada bagaimana kita memadukan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan pendekatan yang bijak dan bertanggung jawab, AI dapat menjadi alat yang memperkaya proses belajar mengajar, bukan menggantikannya. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat luas untuk mengambil peran sebagai agen perubahan—bersama-sama kita dukung para guru madrasah dalam menghadapi tantangan teknologi, tanpa meninggalkan nilai-nilai empati, etika, dan akhlak. Kami meyakini bahwa dengan mengikuti #AIDenganHati Challenge bersama YTSB, setiap individu dapat berkontribusi secara nyata dalam membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga bijaksana secara emosional dan spiritual. Mari kita bersama-sama meramu teknologi dengan hati, memastikan bahwa AI bukan hanya cerdas, tetapi juga membawa kebaikan dan keberkahan dalam pendidikan.

heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone