Setelah melalui masa empat tahun ditinggalkan suami tercinta, Asmara Nababan, Magda masih juga tak mampu mengurangi kerinduannya kepada sang belahan jiwa. Sekuat apapun dia berusaha mencari cara mengobati rasa rindunya sekuat itulah rasa rindunya semakin menjadi-jadi. Banyak sekali aktivitas yang dilakukannya setiap hari bersama segala rencana menulis buku lainnya yang bermunculan di kepalanya. Magda bahkan sangat sibuk.Tapi di tahun ini beberapa kerabat, kakak, temannya, dan tetangga, meninggal. Magda banyak menyeritakan apa yang dialaminya dari satu penghiburan ke penghiburan lainnya. Dia melihat kesedihan demi kesedihan orang-orang yang ditinggalkan. Dia juga menyaksikan bagaimana orang-orang yang hidup memperlakukan yang meninggal. Hingga dia simpulkan ini adalah Rancangan Abadi dimana setiap orang akan mengalaminya dan tiada yang tahu kapan datangnya. Dan semua cerita-cerita itu disajikan bersama-sama dengan cerita anak manusia lainnya.