#GerakBersama
Press Release "Telling Untold Stories Ajak Masyarakat Peduli Kekerasan terhadap Perempuan

joint-task-force
Update
Jakarta, 26 November 2016 -- Hari ini 26/11 Acara Telling Untold Stories yang diselenggarakan oleh Joint Task Force di The Warehouse, Plaza Indonesia hadir untuk memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Lebih dari 40 organisasi dari seluruh pelosok Nusantara bergabung dalam satu wadah, Joint Task Force, untuk bergerak bersama secara sukarela melalui cerita. Cerita-cerita yang mereka gaungkan adalah milik para penyintas, para survivors dari kasus kekerasan seksual yang bukan sekedar kata korban. Ini adalah kali pertama kisah-kisah ini diperdengarkan kepada publik. Sebelumnya, jangankan berharap untuk berani menceritakan kisah-kisah ini di mimbar publik, mayoritas dari para penyintas bahkan tidak akan pernah menceritakan kisah-kisah mereka kepada siapa pun seumur hidup. Tercermin dalam satu contoh kasus berikut:Saya sangat sedih dan syok ketika KS menceritakan bahwa dia pernah diajak oleh si Oom tidur. Penyidik juga menanyakan kepada KS tentang dimana saja pelaku pernah melakukan tindakan pelecehan dan perkosaan. Dari yang disampaikan KSpelaku pernah melakukan di atas mobil, di kamar mandi, di kantin, di ruang kerja kanit lantas karena waktu itu pelaku adalah kanit lantas di Polres Sawahlunto. Selain itu juga pernah terjadi di kamar tidur asrama pelaku. KS juga menceritakan bahwa setelah pelaku melakukan hubungan dengan dia, pelaku memberi KSuang sebesar Rp 2.000, sehingga KS yang tidak mengerti merasa senang karena mendapat uang jajan. Akhirnya KS juga hamil dan saya berhentikan dari sekolah, karena secara fisik sudah mulai berubah, KS sendiri sebenarnya tidak ingin berhenti sekolah, karena dia sangat senang bermain dengan teman-temannya.Oleh karena itu, Komnas Perempuan, UNFPA, UN Women dan Joint Task Force mengadakan acara ini sebagai pembuka dari rangkaian Kampanye global 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan HAKTP yang berlangsung setiap tahunnya pada tanggal 25 November - 10 Desember 2016. Dalam periode ini akan ada total 160 kegiatan di berbagai wilayah di Indonesia dengan menggunakan tagar Gerak Bersama #GerakBersama untuk menunjukkan bahwa isu kekerasan seksual adalah isu bersama.Lewat acara Telling Untold Stories ini masyarakat diajak untuk mendengar pengalaman para penyintas dan ikut berbagi cerita tentang kasus-kasus kekerasan seksual. Dengan berbagi cerita, tak lagi bungkam atau malu karena stigma, kami berharap kampanye ini dapat menggalang solidaritas, kepedulian dan kesadartahuan masyarakat terhadap bentuk-bentuk kekerasan seksual dan pentingnya pemulihan korban, kata Sophia Hage, perwakilan dari Joint Task Force.Sayangnya, belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur kebijakan mengenai pencegahan dan penanganan kasus-kasus kekerasan seksual, terhadap perempuan khususnya. Segala hal yang berhubungan dengan publik tentunya membutuhkan sokongan hukum yang memadai, tanpanya akan ada kekacauan. Hal ini mendorong pihak masyarakat sipil, yang saat ini berjumlah lebih dari 83 ribu orang yang menandatangani petisi di change.org/mulaibicara, untuk memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual RUU P-KS. RUU ini sangatlah revolusioner, karena tidak hanya mencakup penghukuman kepada pelaku kekerasan seksual tapi juga usaha pencegahan yang komprehensif, perbaikan hukum acara pidana yang lebih berpihak kepada korban, melindungi saksi & korban, merehabilitasi pelaku, dan yang paling penting memulihkan korban."Ini momen bagi dunia bersuara bahwa kekerasan pada perempuan adalah sebuah kejahatan. Kenapa penting? Kami menggunakan bendera meminta tanggung jawab negara untuk perlindungan pada negara dengan mewujudkan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual," kata Wakil Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah di Kantor Komnas Perempuan, Jl Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 24/11/2016.Catatan dari Forum Pengada Layanan, 2015, yang diangkat dari pengalaman para korban, keluarga dan pendamping korban menemukan bahwa penderitaan fisik dan psikologis yang dialami korban dan keluarganya sangatlah berat. Ditemukan bahwa korban sangat sulit mengakses layanan medis, psikologis, bantuan hukum, rumah aman, pemberdayaan ekonomi, rehabilitasi dan re-integrasi sosial. Sebaliknya mereka justru sering mengalami berbagai bentuk diskriminasi dan stigma, seperti dikeluarkan dari sekolah dan tempat kerja mereka, dikucilkan masyarakat, dan dinikahkan dengan pelaku.Kita semua bisa berbagi cerita dan menyebarkan pesan-pesan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dengan tagar #GerakBersama. Dukungan dapat disampaikan melalui aksi di www.gerakbersama.org, melaporkan kasus kekerasan seksual ke nomor pengaduan Komnas Perempuan yaitu 021-3903963, serta menandatangani petisi di www.change.org/GerakBersama------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Annex Tentang Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan HAKtP atau 16 Days of Activism Against Gender Violence : Merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Peringatan yang dimulai setiap tanggal 25 November ini berawal dari perjuangan Mirabal bersaudara, aktivis perempuan Amerika Latin yang dibunuh dengan keji karena perlawanan terhadap rezim diktator Rafael Trujllo 1930-1961 di Republik Dominika. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB kemudian menetapkan tanggal di hari Mirabal dibunuh sebagai hari anti kekerasan terhadap perempuan sedunia.Tentang Joint Task Force : Merupakan kelompok kerja jaringan yang diinisiasi oleh KOMNAS Perempuan dalam rangka Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan 2016. Joint Task Force beranggotakan sejumlah organisasi yaitu: KOMNAS Perempuan, Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Ambon LAPPAN, Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan Sulawesi Tengah KPKPST, Yayasan PUPA Bengkulu, Sanggar Suara Perempuan SoE, Women Crisis Center WCC Mawar Balqis, Yayasan Lambu Ina Kendari, Yayasan PULIH Jakarta, Yayasan Embun Pelangi Batam, Lembaga Solidaritas Perempuan dan Anak Palangkaraya eLSPA, Kelompok Perlindungan Anak Desa Samosir, Swara Parangpuan Manado, Posko Komunitas Desa Pungkol dan Arakan, PAMFLET Jakarta, Legal Resource Center Kajian Jender Hak Asasi Manusia LRC K-J HAM Semarang, Change.org Indonesia, Cahaya Perempuan Women Crisis Center WCC Bengkulu, Jaringan TIKI Papua, Sahabat Perempuan dan Anak SAPUAN Blitar, Konde.co, Masyakarat Pemantau Peradilan Indonesia Fakultas Hukum Universitas Indonesia MAPPI FH UI Depok, Aliansi Remaja Independen ARI, Magdalene.co, Majalah Kawanku, Sorge Magazine, CAMPAIGN Jakarta, perEMPUan Jakarta, Sarmahita Bandung, Lentera Sintas Indonesia Jakarta, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama IPPNU, Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan LBH APIK, Aliansi Jurnalis Independen AJI, The Sisterhood Gigs, Jakarta Feminist Discussion Group JFDG, Indonesia Feminist, Ardhanary Institute Jakarta, Hollaback Jakarta, Solidaritas Perempuan Jakarta, One Billion Rising Jakarta, Aliansi Laki-Laki Baru Jakarta, helpnona.com, Centra Mitra Muda Jakarta, Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia Gerkatin, Jaringan Muda Lawan Kekerasan Seksual, Forum Pengada Layanan FPL, Sobat ASK.Tentang agenda kegiatan dan informasi lebih lanjut mengenai Joint Task Force dan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan kunjungi www.gerakbersama.orgAcara Telling Untold Stories diadakan pada 26 November 2016 pukul 18.30 - 21.30 WIB di Warehouse, Plaza Indonesia. Narasumber akan meliputi para penyintas kekerasan seksual yang selama ini mendapatkan pendampingan LBH APIK, Aliansi Laki-Laki Baru, dan komunitas difabel dan beberapa tokoh publik, seperti Nova Eliza, Dimas Beck, Kartika Jahja dan 3 Speakers.Kontak media:Sophia Hage Joint Task Force 081230038767Masruchah Komisioner Komnas Perempuan 087887233388

Hearts
Komentar
Bagikan
Untuk menulis komentar, kamu harus masuk ke akunmu terlebih dahulu.
Comment
Done
Baca Juga