Meski tak persis seperti yang dialami Belanda, masa depan Jakarta dibayangi kekhawatiran. Salah satunya akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan. Dalam setahun, permukaan tanah Ibu Kota turun lebih dari 10 cm.Duta Besar Belanda untuk Indonesia Rob Swartbol mengungkapkan jika penurunan tanah di Jakarta terus berlanjut, pada 2023 Jakarta tidak bisa lagi menahan arus air laut yang masuk.Pemerintah Belanda lewat program National Capital Integrated Coastal Development NCICD, mengusulkan teknologi Giant Sea Wall pada pemerintah Indonesia dan DKI Jakarta. Sebuah tanggul laut raksasa.Tak hanya mencegah Jakarta tenggelam, pembangunan Giant Sea Wall bisa membantu perekonomian Ibu Kota. Sementara itu, Ketua Yayasan Mangrove Ikhsan mengungkapkan, setiap tahunnya daratan di pesisir Marunda hilang seluas 10 meter. Diakuinya jika hal ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin Ibu Kota negara ini bisa hilang.Lalu bagaimana pemerintah menaggapi hal tersebut? Apakah akan menunggu datangnya air laut menghantam ibu kota di tahun 2023?Simak selengkapnya:http://news.liputan6.com/read/2418137/dubes-belanda-giant-sea-wall-tak-dibangun-jakarta-tenggelam