🔰 Keseruan diskusi Mental Health Week 2017 terasa hingga sesi tanya-jawab dengan mahasiswa UNJ yang rupanya terlihat antusias untuk memahami isu Cyberbullying lebih dalam. Berikut beberapa pertanyaan yang tercatat Tim Campaign.com: 📣 Margia, Psikologi 2015 Q: Membedakan attention seeker dan orang depresi A: Apa yang salah dari mencari perhatian? Yang harus diperhatikan adalah caranya. Asumsi dalam kepala kita yang membuat salah berfikir dengan maksud dari mencari perhatian itu sendiri. Ketika kita tahu cara orang tersebut salah dalam mencari perhatian, Jangan di bully! Karena kalau di bully berarti memberi feedback yang dia cari dan belum tentu benar. Dekati mereka cara mencari perhatian sendiri dgn cara yang salah. Jangan di bully dulu karena kalau di bully kasih feedback dan mereka malah mendapatkan sesuatu yg bukan fungsinya. Dekati mereka dan ajak mereka untuk bertemu dengan para ahli seperti psikolog secara langsung. 📣 Anisa Yusvina, Psikologi 2016 Q: Temanku Introvert memiliki masalah tapi saat ditanya ga open dan bilang 'gak papa kok' baiknya gmn ya? A: Kasih mereka waktu dan beritahu mereka kalau 'Hey I'm here for you' dan buat mereka merasa kalau ga sendiri. Setidaknya itu bisa membuat mereka tenang dan tahu bahwa ada orang yang perhatian dengan mereka. 📣 Diandra, Psikologi 2016 Q: Pergi ke tempat psikolog lebih sering diangap sebagai tempat untuk orang bermasalah atau mungkin sakit jiwa, gimana menanggapi hal ini? A: Perlu adanya edukasi untuk orang-orang yang masih memiliki presepsi keliru seperti ini, perlu dijelaskan kalau 'Hey it's okay to talk'. Sebar informasi positif kepana perlu berkonsultasi ke psikolog, setidaknya pergi sebelum terlambat karena itu sama pentingnya kaya medical check up. 🔰 Menarik sekali bukan sesi pertanyaan bersama mahasiswa UNJ di Mental Health Week 2017 bersama Tim Balas Baik.