#givefoodgivelove
Menjadi Agent of Change untuk Pencapaian SDGs

gifood-id
Update
Sebagai generasi muda yang diharapkan menjadi agent of change, kami dituntut untuk peka terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di dunia ini, khususnya di Indonesia. Apalagi diprediksi pada kurun tahun 2025-2030 Indonesia akan menghadapi sebuah realita, yaitu bonus demografi, yang mana berarti pada kurun waktu tersebut warga negara Indonesia yang memiliki umur produktif akan mencapai puncaknya. Hal ini bisa menjadi sebuah anugerah yang sangat luar biasa untuk kemajuan negara, namun juga bisa menjadi bencana apabila tidak dipersiapkan secara matang. Apabila tidak dipersiapkan dengan baik, maka bonus demografi hanya akan menambah persentase generasi muda yang menjadi pengangguran. Hal ini hanya akan menambah beban negara saja. Namun apabila dipersiapkan dengan baik, maka bonus demografi tidak hanya akan meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia suatu negara, namun juga menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan yang selama ini suatu negara miliki.
Menjadi agent of change, itulah yang mendasari kami untuk mengikuti program SDE PIPE ini. Kami sadar bahwa untuk menjadi agen perubahan, kami harus memiliki wawasan yang luas. Tidak hanya melihat dari kacamata regional atau nasional saja, namun juga melihat dari kacamata global juga. Begitu banyak permasalahan-permasalahan di dunia ini. Begitu juga dengan usaha-usaha manusia untuk mengatasi dan mencari solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut. Salah-satu usaha nyata tercantum pada poin-poin Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan SDGs, seluruh dunia memiliki tujuan yang sama dalam melakukan pembangunan dan perubahan di masa depan.
Beberapa isu-isu global yang tercantum di SDGs adalah masalah ekonomi, lingkungan hidup, hingga hak asasi manusia. Salah satu isu yang diangkat di SDGs adalah isu ketahanan pangan. Salah satu permasalahan yang terjadi pada isu ketahanan pangan adalah masalah kelaparan. Banyak orang yang kesulitan mendapatkan makanan akibat masalah kemiskinan. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), 723 juta orang di dunia saat ini menderita kelaparan kronis, 490 juta jiwa di antaranya hidup di kawasan Asia Pasifik. Dilain sisi terdapat fakta dari Food and Agriculture Orgazization (FAO) menunjukkan pada tahun 2015, sekitar 1,3 Miliar Ton makanan terbuang percuma. Angka itu mencapai sepertiga jumlah makanan yang diproduksi di dunia. Fenomena ini biasa disebut sebagai Food Waste dan Food Loss. Hal ini menjadi sebuah ironi, dua masalah yang seharusnya tidak ada atau bahkan bisa saling menjadi solusi antara satu dengan yang lain. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang paling banyak menyumbangkan makanan terbuang itu.
Permasalahan ini yang menjadi fokus utama kami. Selama satu tahun ini, kami terus melakukan upaya untuk mereduksi tingkat makanan sisa yang terbuang percuma. Dalam usaha tersebut, kami mendirikan sebuah startup bernama Gifood. Startup ini memiliki konsep yang mana menjadi mediator antara pihak yang memiliki makanan berlebih dengan pihak yang sedang membutuhkan makanan. Dalam startup ini, kami menggunakan media sosial aplikasi Line dan web application. Selama satu tahun, kami telah berhasil menyelamatkan lebih dari 480 kg makanan sisa dari berbagai acara maupun rumah tangga dan dibagikan ke lebih dari 2400 orang yang membutuhkan makanan. Hingga saat ini pun naman Gifood sudah cukup dikenal di daerah kota Yogyakarta.
Namun kedepannya, kami ingin memperluas pengaruh ke skala nasional, sehingga tidak hanya orang-orang di Yogyakarta saja yang dapat merasakan manfaatnya. Oleh sebab itu, hal ini menjadi salah satu latar belakang kami untuk mengikuti program ini. Harapannya, melalui program ini, kami mendapatkan bimbingan, bantuan, wawasan dan koneksi yang lebih luas lagi, sehingga usaha kami untuk memperluas pengaruh di masa depan dapat terlaksana dengan baik dan permasalahan kelaparan dan food waste bisa teratasi melalui usaha yang kami lakukan ini.

Hearts
Komentar
Bagikan
Untuk menulis komentar, kamu harus masuk ke akunmu terlebih dahulu.
Comment
Done
Baca Juga