Sejauh ini setelah kurang lebih setahun Gifood berjalan berawal dari Yogyakarta, kami telah mendapatkan kurang lebih 4000 pengguna dan menyelamatkan >500 kg makanan serta memberi makan kepada >2500 orang. Pengguna aplikasi kami masih terfokuskan di daerah Yogyakarta saja, sehingga setelah selesai mengikuti program ini Gifood berencana untuk memperbanyak jumlah user yang berperan sebagai Giver, Transporter maupun Receiver di berbagai daerah. Dalam setahun kedepan kami ingin meningkatkan jumlah pengguna sebanyak 8000 user dengan harapan ada >1000 kg makanan yang diselamatkan, dan disalurkan kepada >5000 penerima makanan. Target area yang akan kami ajak kerjasama adalah berbagai supplier makanan seperti restoran, bakery, hotel, catering, perusahaan makanan, retailer dll sebagai Giver. Selain itu kami akan berkolaborasi dengan komunitas atau lembaga sosial di daerah untuk menjadi Transporter maupun Receiver. Kami juga menargetkan dalam setahun kedepan aplikasi kami sudah banyak digunakan hingga minimal 5 kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Solo, Semarang, Malang. Strategi yang akan kami lakukan untuk meningkatkan jumlah user yaitu dengan cara meningkatkan branding Gifood melalui berbagai sarana dan upaya, seperti memanfaatkan sosial media, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, melakukan kampanye secara online maupun offline, serta mengembangkan fitur aplikasi. Selain itu kami sadar bahwa untuk bisa dapat terus memberikan dampak (sustain) kami perlu dana. Maka kami memiliki beberapa rencana business model yaitu menjual makanan dengan harga murah ketika toko mau tutup (last minute deal), Premium Access (diperuntukkan bagi receiver yang memiliki akses smartphone), B2B service dengan perusahaan ataupun CSR perusahaan dengan melakukan food waste management melalui penjemputan, pendistribusian maupun pengolanan sisa makanan dan Segmented User Ads (iklan yang tersegmentasi pada pengguna yang tepat). Kami juga akan melakukan langkah inovatif lainnya seperti menerapkan chatbot pada platform kami, mengolah kembali food waste menjadi sesuatu yang lebih bernilai (seperti pakan ternak maupun pupuk cair), dan menerapkan teknologi untuk forecasting jumlah makanan yang akan diproduksi pada pihak bisnis agar bisa mengurangi potensi salah hitung yang berujung food waste (mengefektifkan pengeluaran ekonomi). Hal ini diharapkan mampu meningkatkan dampak yang dihasilkan dari pengurangan jumlah sampah makanan, seperti berkurangnya tingkat kelaparan, meminimalisir efek lingkungan yang dihasilkan dari sampah makanan (gas metana, efek rumah kaca, krisis air, pangan, lahan, dll), serta mengefektifkan pengeluaran ekonomi para supplier makanan agar tidak terbuang sia-sia. Dengan adanya Gifood, maka masyarakat dapat berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan sosial, khususnya di bidang pangan. Secara spesifik, dampak sosial yang dapat ditimbulkan oleh Gifood adalah sebagai berikut: a. Gifood dapat menurunkan jumlah makanan sisa dan berlebih yang hanya dibuang begitu saja oleh manusia b. Gifood dapat meningkatkan kesadaran sesama manusia untuk saling berbagi dan menolong user yang membutuhkan tanpa mengenal status sosial c. Gifood memberi pandangan baru bahwa berbagi tidak harus dengan materiil. Contoh nyata dari Gifood adalah user dapat menjadi transporter yang secara sukarela menggunakan tenaga dan sumber dayanya untuk mengantarkan makanan dan menjadi penghubung antara giver dan receiver. d. Gifood mendukung SDG bagian nomor 2 (Zero Hunger), nomor 12 (Responsible Consumption and Production) dan nomor 11 (Sustainable Cities and Communities). e. Melibatkan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat itu sendiri. Perkiraan biaya untuk mencapai rencana tersebut adalah sebesar 350 juta Rupiah dengan 42% digunakan untuk komponen Personil, 13% pada Produksi, 36% untuk Promosi, 5% Perjalanan dan 4% untuk kebutuhan lain-lain. Semoga dengan dukungan berbagai pihak, visi kami untuk mengurangi jumlah food waste dan tingkat kelaparan di Indonesia dapat terealisasi demi tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.