Saya percaya bahwa olahraga adalah salah satu media alternatif yang efektif untuk edukasi dan menyampaikan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak. Sepakbola adalah salah satu yang paling populer di kalangan mana pun. Sebagai olahraga beregu pembelajaran yang bisa didapat cukup beragam, baik dari level intrapersonal hingga interpersonal. Mulai dari pembelajaran kesadaran diri melalui keunggulan dan kekurangan keterampilan sepakbola yang dimiliki, penguasaan diri yang dapat dipelajari dari penguasaan bola (dribbling dan control), komunikasi dan kepercayaan melalui teknik operan, menentukan tujuan dari teknik shooting, atau kerjasama dari penerapan taktik dan strategi bermain. Anak-anak dapat belajar mengenal diri hingga mengenal orang lain, juga berempati dengan kawan atau lawan saat menjalani pertandingan. Di luar itu tentu anak-anak juga belajar soal disiplin, sportivitas, dan fairplay. Mereka belajar menerima kekalahan dan tidak jumawa pada kemenangan. Belajar untuk konsisten berlatih demi meningkatkan kemampuan diri. Menariknya anak-anak bisa belajar hal-hal tersebut bukan dengan metode pengajaran layaknya perkuliahan, namun mereka belajar dengan metode bermain. Salah satu yang tentunya disenangi anak-anak. Garuda Baru tidak berdiri sendiri, kami berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan komunitas yang ada di wilayah Jabodetabek untuk bisa menjangkau anak-anak prasejahtera lebih banyak lagi. Kami menekankan bahwa untuk melakukan perubahan dan membangun kapasitas anak, diperlukan sinergi dan keterlibatan banyak pihak. Sama seperti pepatah, butuh 1 desa untuk menumbuhkan 1 anak. Artinya, setiap orang dewasa bertanggung jawab pada setiap anak yang berada di sekitarnya. Garuda Baru berupaya untuk menanamkan kesadaran sosial ini dalam rangka pemenuhan hak dan perlindungan anak. Semangat kolaborasi menjadi salah satu engine yang membuat Garuda Baru terus berjalan. Semakin banyak pihak yang terlibat, maka semakin banyak anak yang mendapatkan akses dan kesempatan untuk bisa berada di titik terbaik hidupnya. Melalui Garuda Baru pun kami dapat menjangkau anak-anak yang belum terpenuhi hak sipilnya (akta kelahiran). Advokasi identitas anak adalah salah satu hal yang kami usahakan. Melalui pemenuhan hak identitas ini, maka anak menjadi warga negara yang diakui keberadaannya, sehingga mereka bisa mengakses sekolah dan juga jaminan kesehatan. Edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya kepemilikan identitas juga kami lakukan sebagai bentuk pengembangan kapasitas di tingkat komunitas. Garuda Baru juga memberikan akses beasiswa kepada beberapa anak yang konsisten mengikuti latihan dan bersekolah formal agar dapat terus melanjutkan pendidikan. Kami selalu mendorong anak-anak untuk tidak hanya baik di lapangan, namun juga baik dalam bersekolah. Jika ada adik-adik yang tidak bersekolah pun kami akan memberikan akses untuk bisa mengikuti kejar paket. Kesempatan untuk magang pun terbuka bagi adik-adik dengan usia menjelang dewasa (di atas 16 tahun). Garuda Baru pun concern terhadap isu kesetaraan gender di mana kami membuka kesempatan kepada anak-anak perempuan untuk ikut berlatih secara rutin. Kami berharap dengan membuka akses kepada anak perempuan kami dapat membantu mengurangi angka pernikahan usia anak. Melihat beberapa fakta di komunitas binaan kami ada beberapa kasus pernikahan usia anak yang kami temui baik karena faktor kehamilan yang tidak direncanakan atau pun budaya. Dengan melibatkan anak perempuan setidaknya kami memberikan wawasan bahwa mereka punya kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita dan prestasi. Garuda Baru menempatkan diri sebagai suplemen dari kegiatan yang belum banyak disentuh oleh lembaga/komunitas yang bekerja untuk anak prasejahtera. Kami berkomitmen memberikan warna yang berbeda bagi anak-anak, sehingga kami lebih mudah diterima. Sebagian besar lembaga menggunakan pendekatan bimbingan belajar dan belum banyak yang menggunakan media olahraga. Sejauh ini Garuda Baru telah menginspirasi inisiasi baru di beberapa komunitas seperti arisan sepatu bola, tabungan/uang kas kegiatan bola, dan kelas mimpi kecil yang diselenggarakan pada saat latihan berlangsung. Semuanya berasal dari komunitas/lembaga. Maka sebagai pendekatan baru, inovasi kami bisa diduplikasi untuk gerakan perubahan sosial.