#givefoodgivelove

Aplikasi Gifood, sebuah Inovasi Dari dan Untuk Indonesia

profile

gifood-id

Update

Food Waste dan kelaparan merupakan dua permasalahan kompleks di Indonesia yang tidak dapat diselesaikan hanya oleh satu pihak saja karena ini adalah masalah bersama. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), 723 juta orang di dunia saat ini menderita kelaparan kronis, 490 juta jiwa di antaranya hidup di kawasan Asia Pasifik. Selain itu pada suatu Forum, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani memprediksi bahwa Dunia akan menghadapi tantangan berat dalam mencegah terjadi nya Krisis Pangan pada Tahun 2050, yang mana jumlah penduduk di dunia akan mencapai 9 Miliar, yang mana meningkat sebanyak 18 %. Dengan melihat fakta-fakta diatas, pertanyaan yang timbul adalah, apakah ketersediaan pangan di Dunia ini sudah tidak mencukupi kebutuhan manusia lagi? Lantas apa hubungan Food Waste dengan masalah krisis pangan di dunia? Mungkin bagi kebanyakan orang, membuang makanan sisa adalah hal sepele. Toh, hanya sedikit saja yang dibuang, tidak terlalu mubadzir. Namun layaknya peribahasa “Sedikit sedikit lama lama menjadi bukit”, jika semua orang berpikiran seperti itu, maka makanan sisa yang “sedikit” itu akan menjadi sebuah kemubadziran yang sangat masif. Tidak percaya? Data dari Food and Agriculture Orgazization (FAO) menunjukkan pada tahun 2015, sekitar 1,3 Miliar Ton makanan terbuang percuma. Angka itu mencapai sepertiga jumlah makanan yang diproduksi di dunia. Tercengang? Tidak hanya itu saja, negara kita yang tercinta, Indonesia ternyata berada di urutan kedua negera yang paling banyak membuang makanan sisa. Ya, kita mungkin menjadi salah satu penyumbangnya. Tentunya sangat miris melihat masalah krisis pangan yang terjadi di dunia ini. Bayangkan ada berapa manusia yang bisa terpenuhi kebutuhan pangannya dengan 1,3 Miliar ton makanan yang terbuang. Masalah yang ditimbulkan oleh makanan sisa yang kita buang selama ini tidak hanya sebatas kemubadziran belaka. Makanan sisa yang kita buang juga berpengaruh terhadap peristiwa efek rumah kaca. Setelah berada di tempat pembuangan sampah, makanan rusak akan menghasilkan gas metan. Metana 23 kali lebih kuat daripada CO2 untuk menyumbang pembentukan emisi gas rumah kaca yang memberikan kontribusi besar terhadap perubahan iklim saat ini. Menurut FAO, sampah makanan memberikan kontribusi sebesar 8% emisi GHG (Green House Gas). Selain itu sisa makanan mengandung konten organik dan kelembaban tinggi, ketika membusuk akan menghasilkan bau menyengat yang akan berdampak serius terhadap lingkungan hidup dan kesehatan kita. Food Loss dan Food Waste menjadi sebuah masalah karena untuk memproduksi makanan yang akhirnya menjadi sampah dan dibuang tersebut, digunakan 25% dari seluruh air bersih yang tersedia atau setara telah menghabiskan 600 kubik kilometer air. Padahal, 1.1 juta orang di dunia tidak memiliki akses air minum. Selain itu, 300 juta galon minyak bumi dan penebangan hutan seluas 9,7 juta hektar untuk budidaya tanaman pangan, akan menjadi terbuang sia-sia karena makanan yang diproduksi menjadi sampah. Ternyata banyak ya masalah yang ditimbulkan oleh sisa makanan yang kita buang selama ini. Lantas apakah kita akan membiarkan kebiasaan buruk membuang makanan sisa? Berdasarkan FAO, Jika pemanfaatan makanan dan proses distribusi dapat dioptimalkan atau ditata secara baik, maka 14% dari seluruh emisi GHG yang berasal dari sektor pertanian, dapat direduksi pada 2050. Selain itu tentunya dengan mengurangi kebiasaan membuang makanan, kebutuhan pangan berjuta-juta manusia bisa terpenuhi. Salah satu caranya adalah dengan mendistibusikan makanan yang masih layak kepada yang membutuhkan. Atas dasar inilah kami menghadirkan aplikasi untuk menghubungkan berbagai macam pihak yang memiliki potensi menghasilkan makanan berlebih dengan yang membutuhkan makanan untuk konsumsi ataupun daur ulang.Dengan menggunakan sarana web application dan juga menggunakan media sosial sebagai media informasi membuat Gifood menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalan Food Waste ini. Selama 1 tahun ini gifood sudah berjalan dan sukses menyelamatkan 480 kg makanan sisa dari berbagai acara maupun rumah tangga dan dibagikan ke 2400 an orang yang membutuhkan makanan. Hingga saat ini pun naman Gifood sudah cukup dikenal di daerah kota Yogyakarta. Dampak yang ingin kami capai cukup ambisius, yaitu mengurangi jumlah sampah makanan dan kelaparan di Indonesia. Namun tentunya kami menyadari bahwa untuk mencapai hal tersebut, kami tidak hanya cukup dalam lingkup daerah saja, namun harus ditingkatkan hingga skala nasional. Sehingga kami berhadap Gifood juga digunakan oleh masyarakat dari daerah-daerah lain di Indonesia. Dalam mewujudkannya tentunya kami membutuhkan lebih banyak orang yang memiliki kesadaran akan urgensi permasalahan Food Waste ini dan bergabung dalam gerakan kami sebagai user yang kami sebut dengan “Food Warrior". Harapannya dengan adanya inovasi dari kami, masyarakat dapat dengan mudah terlibat langsung dalam inisiatif pengurangan jumlah dan efek food waste serta mengurangi tingkat kelaparan di Indonesia demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone