Henry lafebvre seorang Sosiolog Perancis, menjelaskan bagaimana pengetahuan mengenai ruang di produksikan oleh industry kapitalis, melahirkan gagasan bahwa dalam memahami ruang, kita di anjurkan supaya memahami ruang dalam kaitannya dengan sejarah dan konteks secara spesifik. Jika di bandingkan dengan segelintir kampung yang dijadikan “wajah kota Solo”, sebenarnya Solo memiliki puluhan kampung yang tersembunyi, yang di dalamnya memiliki berbagai cerita yang menarik. Teman-teman dari Kampungnesia percaya bahwasanya setiap kampung memiliki beragam cerita kehidupan yang menarik untuk di ketahui banyak orang. Bahkan mungkin justru kampung-kampung itulah yang merupakan bagian dari sejarah besar perkembangan kota Solo. Dimana jika hal tersebut tidak di dokumentasikan dan di publikasikan selayaknya kampung-kampung wisata lainnya, maka cerita-cerita itu akan sirna, dan kota akan kehilangan identitasnya. Pengetahuan tentang kota akan di konstruksi oleh pihak-pihak yang berkepentingan saja dan tak kala tidak bertanggungjawab. Kampungnesia memusatkan pengetahuan pada warganya, dan mengajak warga untuk ikut berpartisipasi aktif dalam seluruh prosesnya. Proses ini merupakan upaya anak-anak muda dalam memenuhi kembali hak-hak warga atas kota. Upaya pemberdayaan masyarakat kampung-kota oleh Kampungnesia melalui skema reproduksi pengetahuan dengan konsep permberdayaan “people centered” dan “participatory. Skemanya adalah; Enabling, Empowering dan Protecting. Seluruh kegiatan yang dilakukan di kampung bertujuan untuk menemukan kembali pengetahuan tentang kampung-kota yang dimiliki warga dan mengajak masyarakat kampung dalam proses produksi pengetahuan. Yang setelanya mengajak masyarakat untuk bersama merancang agenda-agenda pemberdayaan selanjutnya. Harapannya, melalui upaya rekonstruksi pengetahuan oleh anak-anak muda Kampungnesia ini dapat tercipta mentalitas masyarakat kampung-kota yang lebih baik. Dalam perkembangan kota, mentalitas warga merupakan hal yang bersifat esensial. Kemajuan suatu ruang sangat dipengaruhi dengan tindakan sosial masyarakat kota. Agenda-agenda yang dirancang dalam rangka transfer pengetahuan bentuknya beragam, dari mulai diskusi, workshop, seminar, temu stakeholder, sampai dengan transfer pengetahuan melalui berbagai macam platform di sosial media. Kampungnesia pada dasarnya memiliki tujuan untuk membela kepentingan masyarakat kampung-kota, karena pada dasarnya adanya proses ini juga terlahir dari kegelisahan akan kampung-kota yang tumbuh tanpa memihak pada warga. Bentuk upaya perlindungannya dilakukan melalui agenda berjejaring dengan berbagai pihak, dari mulai akademisi, lsm sampai dengan lembaga pemerintahan. Agenda berjejaring ini menjadi pembuka kesempatan untuk menyebarluaskan ide terkait reproduksi pengetahuan kampung-kota. Selain itu lewat berbagai publikasi yang telah dilakukan berupaya menyadarkan berbagai pihak tentang pengetahuan kampung-kota dimana yang menjadi tujuan akhirnya ialah terbentuknya kebijakan serta program-program yang memihak pada kampung-kota. #KampungKotaKita #Kampungnesia