#CIMSAUntukIbuIndonesia

Aktivitas pada komunitas binaan SCORA CIMSA untuk kesehatan maternal Indonesia

profile

cimsaindonesia

Update

Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Padang tahun 2016, terdapat 20 kasus kematian ibu hamil di Kota Padang dan 2 diantaranya berasal dari wilayah pelayanan Puskesmas Ambacang. Di Kota Padang, masih banyak ibu yang tidak melakukan pemeriksaan kandungan dengan lengkap atau bahkan tidak pernah memeriksakan kandungannya. Selain itu, masih banyak ibu hamil yang mengalami KEK, yang tidak hanya membahayakan janinnya, tapi juga dirinya sendiri. Berdasarkan data Ditjen Bina Gizi tahun 2013, Sumatera Barat juga termasuk ke dalam salah satu dari 12 provinsi dengan cakupan pertolongan persalinan yang belum mencapai target Renstra yaitu 86,24 % dengan Target Renstra 89%. Jember saat ini menempati urutan ke-2 angka kematian ibu di Provinsi Jawa Timur. Menurut Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember 2012, di Kabupaten Jember mengalami peningkatan drastis, yakni 420 kasus pada akhir 2012. Banyak faktor yang dapat mencegah kematian ibu, salah satunya yakni rutin memeriksakan kehamilan melalui ANC ke Petugas Kesehatan. Menurut profil kesehatan Kabupaten Jember tahun 2014, persentase jumlah kunjungan K1 sebesar 96% dan jumlah kunjungan K4 sebesar 75%, mengalami perbedaan yang signifikan terutama di Kecamatan Arjasa yang memiliki angka drop out ANC yang sangat tinggi (K1=97%; K4=47%). Dari data yang bersumber pada dinas kesehatan kabupaten/kota, diketahui rasio angka kematian ibu di Aceh tahun 2016 sebesar 167 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 134 per 100.000 kelahiran hidup. Riset menunjukan Aceh Besar menempati posisi keempat terendah cakupan kunjungan K4 ke puskesmas. Berdasarkan profil Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, Kecamatan Darrusalam menepati posisi terendah kunjungan ibu hamilnya. Dari total keseluruhan jumlah ibu hamil 680 orang hanya sebanyak 374 orang yang memenuhi cakupan K1 atau sebesar 55%. Sedangkan cakupan K4 di Darusalam hanya sebanyak 284 orang atau 41,8%. Berdasarkan data-data diatas CIMSA melalui lokal-lokalnya yang berada di Padang (CIMSA-BEM KM FK UNAND), Jember (CIMSA UNEJ), dan Aceh (CIMSA FK UNSYIAH) melakukan aktivitas pada komunitas binaan untuk membantu Indonesia mewujudkan target SDGs no. 3 yaitu “Good health and well being” dengan indicator Maternal Health. 1. MANDEH by CIMSA-BEM KM FK UNAND Pada intervensi pertama tanggal 13 Oktober 2018, dilaksanakan pembekalan terhadap member SCORA oleh Dinas Kesehatan Kota Padang dan staff bagian Obgyn RSUP Dr. M. Djamil Padang untuk membekali member SCORA UNAND mengenai kesehatan kehamilan. Pada intervensi 2 tanggal 15 Oktober 2018 dilakukan asesmen awal untuk menentukan daerah mana di wilayah komunitas yang masih memiliki pengetahuan mengenai kehamilan yang cukup rendah. Setelah melihat hasil assessment dapat ditentukan RW mana yang akan menjadi fokus dalam MANDEH 2.0. Pada intervensi 3 tanggal 20 Oktober 2018 kami melaksanakan bonding dengan masyarakat sekitar melalui kegiatan senam pagi, games dan check up untuk ibu-ibu di wilayah komunitas. Diharapkan melalui bonding ini member SCORA UNAND dengan masyarakat di wilayah komunitas dapat saling mengenal. Pada intervensi selanjutnya akan diberikan materi mengenai kehamilan dan pemberdayaan kader CINTA IBU. Diharapkan intervensi ini akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai kesehatan saat kehamilan dan terberdayakannya kader CINTA IBU. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan wanita usia produktif (20-40 tahun) terutama yang sudah menikah terkait kesehatan selama kehamilan serta terberdayakannya 3 orang Kader CINTA IBU di wilayah layanan Puskesmas Ambacang dalam upaya MANDEH 2.0 untuk menurunkan kasus kematian ibu pada periode 2018-2019. 2. MAMA by CIMSA UNEJ Community Development MAMA memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan K4 ANC pada ibu hamil di Desa Kemuning Lor Kabupaten Jember sebesar 15% dalam waktu 2 tahun. Dalam pelaksanaannya, MAMA melakukan assesment, bonding, dan intervensi. Setelah mendapatkan data sekunder, kami melakukan assesment primer dengan berkoordinasi dengan Kepala Desa selaku stakeholder serta bidan dan kader Posyandu untuk melakukan pengisian kuesioner dengan metode wawancara langsung saat pelaksanaan Posyandu. Kami memilih metode wawancara dikarenakan beberapa ibu hamil tidak bisa membaca ataupun menulis. Dari assessment primer yang telah dilakukan, kami mendapatkan hasil bahwa jumlah kunjungan ANC di Desa Kemuninglor Kecamatan Arjasa rendah karena jarak rumah ke Posyandu yang jauh (40 %), kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ANC (30%), usia ibu hamil (25%), dan rata-rata kehamilan (5%). Dalam mencapai tujuan kami, kami melakukan bonding dan intervensi rutin setiap bulan yang bertempat di Kantor Desa Kemuninglor. Pengecekan TTV oleh OC MAMA rutin dilakukan sebelum pelaksanaan bonding maupun intervensi. Selain untuk mengetahui bagaimana keadaan para ibu hamil, kegiatan ini juga sebagai sarana OC MAMA untuk mengembangkan skill TTV yang telah didapat. Pada saat bonding, dilakukan senam ibu hamil yang bekerjasama dengan Rumah Sehat Bidan Bunda Jember. Pada kegiatan intervensi, diberikan materi tentang ANC (Antenatal Care) dan materi seputar kehamilan. Pemberian materi diberikan oleh Dokter FK UNEJ maupun Dokter Muda yang telah menempuh stase obsgyn. Setiap selesai pelaksanaan intervensi maupun bonding, kami selalu melakukan sesi sharing seputar kehamilan bersama narasumber yang datang. Hal ini dikarenakan masih banyak ibu-ibu hamil yang belum mengetahui apakah mitos dan fakta seputar kehamilan. Agar ibu-ibu hamil lebih bersemangat dan tertarik untuk datang lagi pada kegiatan selanjutnya, dilakukan games dan pemberian doorprize peralatan rumah tangga. Kami juga mengajarkan lagu ANC dengan nada lagu dangdut “Jaran Goyang” agar ibu-ibu hamil lebih mudah mengingat. Sebelum acara ditutup, kami juga memberikan susu kedelai gratis yang bekerjasama dengan kewirausahaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember kepada para ibu hamil sebagai contoh minuman bernutrisi yang dapat dikonsumsi selama kehamilan. Walaupun dalam pelaksanaan intervensi dan bonding target jumlah ibu hamil yang datang belum tercapai, kami terus membenahi kegiatan dan mengembangkan kegiatan kami. Kami berencana untuk mengikuti posyandu rutin setiap bulannya bersama bidan setempat serta melakukan intervensi dengan penyuluhan langsung kerumah-rumah ibu hamil menggunakan poster dan pembagian makanan bernutrisi. Hal ini dimaksudkan agar lebih dekat dengan para ibu hamil. 3. FFIC by CIMSA FK UNSYIAH Kepedulian kami dari CIMSA Unsyiah akan keseriusan masalah ini di Aceh adalah membuat suatu Desa Binaan (Community Development) dengan membentuk 10 orang kader di kampung Tanjung Selamat yang kami beri nama kader Fabulous Family Community, kegiatan FFIC ini akan berlangsung selam 1 tahun hingga didapatkan waktu evaluasi adanya peningkatan hasil intervensi selama 1 tahun ini. Rincian Kegiatan yang dilakukan adalah upgrading kader FFIC, assessment pengetahuan dan sikap melalui home visit, melakukan intervensi I melalui penyuluhan terkait kesehatan kehamilan, persalinan, dan nifas, lalu melaukan intervensi II berupa (Penyuluhan Persiapan Menghadapi Fase Awal Persalinan, kemudian melakukan intervensi III mengenai pentingnya ASI. Upgrading kader FFIC, Dalam kegiatan, akan dilaksanakan pelatihan keterampilan dalam Antopometri yang benar kepada kader FFIC yang disampaikan oleh dr. Andika. Kegiatan ini bermanfaat agar kader lebih terampil dalam melaksanakan kegiatan rutin Posyandu pada setiap tanggal 4. Asessment Pengetahuan dan Sikap, dalam kegiatan ini, akan dilaksanakan kunjungan ke rumah warga di desa Tanjung Selamat, Kec. Syiah Kuala, Aceh Besar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil asessment terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap ANC. Intervensi I (Penyuluhan Kesehatan Kehamilan, Persalinan, dan Nifas). Pada Intervensi I, akan diadakan penyuluhan mengenai pola hidup sehat bagi ibu hamil dan pemeriksaan kehamilan dan USG gratis. Pemberian materi diberikan oleh Prof. Dr. dr. Mohd Andalas, Sp.OG(K)-FMAS. Intervensi II (Penyuluhan Persiapan Menghadapi Fase Awal Persalinan). Pada Intervensi II akan diadakan penyuluhan mengenai bagaimana persiapan ibu dalam menghadapi persalinan. Rangkaian kegiatannya berupa persalinan sehat, komplikasi saat persalinan, dan penyebab kematian ibu saat persalinan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kehamilan dan pemberian vitamin kepada ibu hamil. Intervensi III (ASI-ku Gizi Anakku dan Perencanaan Kehamilan yang Akan Datang). Pada Intervensi III dilakukan kembali penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI. Evaluasi, pada evaluasi akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu mempresentasikan Impact Report kepada peserta FFIC dari beberapa intervensi yang telah dilaksanakan, memberikan fasilitas ANC kepada kader FFIC, memberikan cendera mata kepada peserta dan kader.
heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone