“Setelah sekian lama menjadi TKW di berbagai negara, baru saya sadar, saya sudah mengorbankan banyak hal mulai dari keluarga hingga anak. Saya berharap ibu-ibu, teman-teman saya di sini tidak harus mengalami apa yang saya rasakan,” Papar Wati, salah satu penggerak Kelompok Wanita Tani Desa Hanjeli, Waluran Sukabumi. Atas inisiatif Asep Hidayat, tiga tahun terakhir Wati dan ibu-ibu di desa dibimbing untuk melakukan budidaya tanaman hanjeli dan mengembangkannya menjadi berbagai produk pangan alternatif pengganti beras. Bahkan hanjeli dikembangkan menjadi camilan dan cake-cake lezat. Wati optimis budidaya hanjeli bisa menunjang perekonomian warga desa, sehingga para ibu tidak harus meninggalkan anaknya untuk bekerja menjadi TKW. Budidaya hanjeli juga memberi pilihan hidup yang lebih luas bagi warga desa, terutama bapak-bapak yang biasa menggantungkan nasibnya di lubang-lubang tambang emas ilegal.