Perkembangan teknologi dan informasi di daerah 3T belum sedisruptif di perkotaan. Pengetahuan akan keberadaan berkahbarang.id oleh pihak sekolah di daerah 3T pun pasti terbatas. Di perjalanan 2 tahun kebelakang, kami bisa membantu sekolah-sekolah di luar Kalimantan Barat seperti Sarawak, Sulawesi Barat, Jawa Tengah & Sumatera Utara adalah mungkin karena liputan oleh tim Lentera Indonesia NET TV ( https://www.youtube.com/watch?v=toBI9c-x3LQ ) sehingga banyak laporan yang masuk melalui website kami. Selama ini, adalah putra/putri daerah asal yang melapor melalui website kami sehingga kami bisa menjangkau sekolah di luar Kalimantan Barat. Namun, Indonesia itu negara kepulauan yang sangatlah luas. Sekolah Negerinya pun tersebar hingga ke pelosok desa. Infrastruktur teknologi dan informasi memang sudah lebih baik, namun fakta sederhana yang saya temukan di lapangan, masih ada desa yang kesusahan untuk mendapatkan listrik. Oleh karena itu, berjejaring dan berdiskusi dengan pemuda penggerak di program ini akan sangat membantu dan membuka cakrawala saya tentang keadaan dan kondisi pendidikan di setiap daerah. Di setiap daerah pastilah akan berbeda kondisinya, termasuk keadaan fasilitas pendidikannya. Kebutuhan di setiap sekolah juga pasti akan berbeda. Berdasarkan pengalaman, Ada 2 Sekolah Dasar yang pernah kami bantu di daerah Kab. Bengkayang & Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat. Sekolah ini memiliki perpustakaan yang sudah sangat usang, kotor dan berbedu. Terlebih lagi, koleksi bacaan buku yang ada disana adalah buku pelajaran dan buku bacaan yang tak sesuai umur mereka. Padahal berdasarkan roadmap SDGS di Indonesia, kemampuan literasi adalah menjadi yang salah satu yang utama untuk dikembangkan. Bagaimana mau kemampuan literasi anak sedari tingkat dasar akan baik jika tidak didukung dengan fasilitas yang memadai? Diskusi dan tukar pikiran yang sehat dan progresif adalah yang dibutuhkan oleh setiap komunitas ataupun bisnis sosial. Komunitas lahir karena ada masalah di sebuah lokasi dan terkadang masalah yang dihadapi lokasi A sama dengan lokasi B. Tidak heran jika banyak komunitas yang serupa bermunculan di lokasi tersebut. Ini jelas bukan masalah. Tujuan kedua komunitas ini sama-sama untuk kebaikan. Tapi jika ada wadah untuk berdiskusi sehingga melahirkan kolaborasi, bukankah dampak yang lebih besar akan terjadi? Uniknya, berkahbarang.id hadir bukan hanya sebagai sebuah situs penggalangan dana & pendistribusian barang, namun juga memiliki Sekolah Binaan untuk ditingkatkan ekosistem literasinya bersama mitra kami, koordinator setiap sekolah. Kami ingin mengukur dampak yang donatur berikan kepada Sekolah Binaan melalui jumlah kelulusan, jumlah putus sekolah, perkembangan nilai per semester, dan yang paling penting adalah kehadiran dan keaktifan program literasi mingguan di sekolah oleh koordinator sekolah. Berkahbarang.id memang didesain tidak memiliki tim lapangan yang akan turun ke lokasi target. Kami bermitra dengan koordinator sekolah dalam mengawasi dan berkoordinasi mengenai pendistribusian dan penggunaan barang donasi. Ini semua akan kami laporkan ke donatur sebagai bentuk pertanggungjawaban. Namun, ini semua belum bisa terwujud jika tidak ada pemuda yang peduli terhadap pendidikan daerah asalnya. Untuk itu, saya yakin, yang terpilih nantinya adalah mereka yang sangat peduli akan daerah asal. Tingkat kepercayaan kami dan donatur pun pasti akan tinggi kepada integritas mereka. Itulah kenapa kami menjadikan koordinator sekolah sebagai salah satu mitra berkahbarang.id. Selain itu, berbincang dan bertukar pendapat dengan mereka akan sangat berharga dalam mengembangkan dampak berkahbarang.id untuk pendidikan sekolah daerah 3T yang berkualitas dan setara.