#AkuSahabatmu
Menggapai Bintang // Aim For The Stars by Ucu Agustin

aimforthestars
Update
Menggapai Bintang (Aim for the Stars) bercerita tentang dua teman masa kecil yang memiliki keterbatasan penglihatan, yang sekarang adalah gadis remaja yang hidup terpisah di dua benua yang berbeda, Amerika Utara dan Indonesia.
SALSA (17) tidak dapat melihat sejak lahir. Dia harus tinggal di asrama untuk anak-anak dan remaja berkebutuhan khusus untuk mendapatkan akses ke sekolah inklusif di Jakarta. DEA (17) dibawa oleh orang tuanya ke Amerika Serikat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih
baik. Kedua sahabat itu tetap berhubungan dan bersatu dalam semangat, terlepas dari kenyataan berbeda yang mereka hadapi sehari-hari. Salsa ingin menjadi guru matematika, sementara
Dea mengejar hasratnya menjadi penulis. Dea adalah penulis untuk majalah daring sekolahnya sementara Salsa terlibat dalam sebuah band.
Melalui pengalaman Salsa dan Dea sebagai remaja tunanetra, Menggapai Bintang ingin menggerakkan penonton untuk melihat melampaui apa yang sekarang tersedia bagi kaum muda disabilitas, dan membayangkan apa yang dapat mereka raih dengan adanya peningkatan akses pendidikan.
Indonesia memiliki populasi penduduk buta terbesar kedua di dunia setelah Ethiopia (sekitar 3,5 juta jiwa atau 1,5 persen dari 250 juta jiwa total populasi Indonesia). Indonesia telah mengeluarkan undang-undang yang mendorong sekolah-sekolah agar merangkul murid-murid berkebutuhan khusus, demi terciptanya kesetaraan akses akan pendidikan. Sekarang, hanya 15% dari sekolah dasar dan menengah di Indonesia yang menerima siswa dengan kebutuhan khusus. Kebanyakan sekolah tidak mampu menerima mereka atau masih menganggap mereka sebagai beban tambahan yang memberatkan prestasi akademis sekolah tersebut. Meskipun hukum Indonesia mewajibkan negara untuk menyediakan dukungan tambahan bagi penyandang disabilitas dukungan ini amat jarang diadakan, kebanyakan sekolah tidak mampu memberikan guru khusus dan infrastruktur yang memudahkan siswa- siswi penyandang disabilitas mendapatkan manfaat dari proses pembelajaran. Realitas ini telah merampas hak lahir setiap anak untuk mendapatkan pendidikan.
Menggapai Bintang adalah film yang mudah dinikmati oleh remaja dan masyarakat umum. Meskipun kami tidak menghindari mengekspos kesulitan sehari-hari yang dihadapi oleh remaja tunanetra, film ini akan tetap berwarna dan menekankan pada kekuatan Dea dan Salsa. Perbedaan nyata dalam pengalaman hidup mereka tidak dimaksudkan untuk membandingkan kehidupan di Amerika dan Indonesia. Film ini ingin menginspirasi penonton Indonesia tentang apa yang mungkin dilakukan oleh masyarakat inklusif kepada warga yang paling terpinggirkan.
Pengambilan gambar Menggapai Bintang dibagi dalam dua fase produksi: gelombang pertama telah dilakukan pada tahun 2018 bersamaan dengan pembuatan film pendek How Far I’ll Go (Sejauh Kumelangkah) dengan dukungan dari Tribeca Film Institute dan In-Docs. Gelombang kedua dari fase produksi untuk membuat versi panjang film yang sementara berjudul Menggapai Bintang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan 2019—awal 2020.
Film ini rencananya akan diselesaikan pada Agustus/September 2020 dengan rencana rilis pada minggu kedua Oktober 2020, bertepatan dengan perayaan tahunan Hari Penglihatan Sedunia. Tahun 2020 telah ditentukan sebagai Visi 2020: Hak untuk Melihat, sebuah agenda satu tahun dari WHO.

Hearts
Komentar
Bagikan
Untuk menulis komentar, kamu harus masuk ke akunmu terlebih dahulu.
Comment
Done
Baca Juga