Writer

Selamat datang di komunitas Change-Makers!  Terima kasih telah mengambil langkah berani untuk menjadi bagian dari perjalanan luar biasa ini untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Masing-masing memiliki keahlian & pengalaman menarik yang membantu gerakan dan kampanye. ForABetterWorldID bertujuan untuk menjadi informasi, berita & hub komunitas untuk Kamu..  Gunakan platform ini untuk menginspirasi dan menjadi inspirasi, memberdayakan dan diberdayakan. Ikuti & hubungkan satu sama lain dalam komunitas ini. Jangan ragu untuk mengungkapkan pemikiran dan gagasan kamu di lingkungan yang aman & peduli ini.  #ForABetterWorldID mempunyai tempat yang disediakan untuk para Changemaker atau Komunitas untuk melakukan kegiatan workshop, meeting , fgd atau seminar di #ForABetterWorldID Hub. Bagi Changemaker yang ingin menggunakan #ForABetterWorldID Hub bisa daftar di https://campaign.com/forabetterworld/hub, Tim Campaign.com akan menindaklanjuti permintaan Changemaker.  Mari lakukan aksi baik & mengubah dunia menjadi lebih baik! 

ForABetterWorldID

Memudahkan Changemaker mengorganisir kampanye menjadi lebih baik!

We are the first social network built from the ground up specifically for social impact & change. Proudly started in Indonesia as a social tech enterprise, we aim to be a global catalyst to build a better world by bringing all changemakers under a shared vision, #ForABetterWorld.

Feel free to chat with us if you have any questions.

​Hai, Changemakers! Pasti akhir-akhir ini media sosial kamu ramai dengan pemberitaan kasus kekerasan anak. Kasus kekerasan anak di Indonesia menjadi momok yang menakutkan. Menurut laporan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), ada 16.854 anak yang mengalami kekerasan di tahun 2023 Kekerasan yang paling banyak adalah kekerasan seksual dengan jumlah 8.838 kejadian. Kemudian, ada kekerasan fisik sebanyak 4.025 kejadian dan kekerasan psikis sebanyak 3.800 kejadian.Duh… ngeri banget lihat angkanya, sampai banyak banget. Belum lagi kasus terbaru yang lagi hangat menjadi perbincangan publik. Yakni, kasus kekerasan anak yang dilakukan oleh IPS, pengasuh anak Aghnia Punjabi. Kekerasan terjadi pada kamis, 28 Maret 2024, pukul 04:18 WIB. Kronologi Kejadian Terkuaknya kekerasan yang dilakukan oleh IPS bermula saat dirinya memberikan informasi pada orang tua korban. IPS memberikan informasi jika anaknya mengalami cedera akibat jatuh dengan adanya memar di bagian mata sebelah kiri dan kening di bagian tengah atas. Saat mendapatkan kiriman foto, orang tua korban nggak mempercayai begitu saja. Orang tua korban mencoba membuka DVR CCTV yang berada di dalam kamar. Dari pantauan CCTV diketahui kalau anaknya menjadi korban dari pengasuhnya dengan tindakan dipukul, dijewer, dicubit, hingga ditindih.

Belajar dari Kasus Kekerasan yang Dilakukan Pengasuh Anak Aghnia Punjabi



#ForABetterWorldID

seremmmm... sepertinya dia psikopat, nggak ada welas asih💙

​Written by: William Gondokusumo @williamatcampaign (Founder of Campaign) <span style="; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(102, 102, 102); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Today we marked an essential milestone in our ongoing journey to foster robust collaborations between Indonesia's government bodies and the social sector.Two pillars in the vast societal ecosystem play critical roles in driving sustainable development - government bodies and the social sector. Governments set the foundation for growth and progress with their extensive reach and regulatory powers. At the same time, the social sector - consisting of NGOs, nonprofits, and social enterprises - works tirelessly to address grassroots issues, ensuring that growth is inclusive and equitable. Given this context, the crucial question is how can we strengthen the collaboration between the government and social sector in Indonesia, allowing them to combine their unique strengths and work synergistically towards shared goals? We sought to address this question through a one-day capacity-building class as part of the Government Relations Development Programme for Indonesian Social Leaders (GRDP-ISL) hosted by the Chandler Institute of Governance. During this, we aimed to foster dialogue, enhance learning, and create a platform for strengthening government-social sector partnerships in Indonesia.

​Written by: William Gondokusumo <span style="; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(102, 102, 102); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Today we marked an essential milestone in our ongoing journey to foster robust collaborations between Indonesia's government bodies and the social sector.Two pillars in the vast societal ecosystem play critical roles in driving sustainable development - government bodies and the social sector. Governments set the foundation for growth and progress with their extensive reach and regulatory powers. At the same time, the social sector - consisting of NGOs, nonprofits, and social enterprises - works tirelessly to address grassroots issues, ensuring that growth is inclusive and equitable. Given this context, the crucial question is how can we strengthen the collaboration between the government and social sector in Indonesia, allowing them to combine their unique strengths and work synergistically towards shared goals? We sought to address this question through a one-day capacity-building class as part of the Government Relations Development Programme for Indonesian Social Leaders (GRDP-ISL) hosted by the Chandler Institute of Governance. During this, we aimed to foster dialogue, enhance learning, and create a platform for strengthening government-social sector partnerships in Indonesia.

A Day of Learning with Pak Gita Wirjawan and Chandler Institute of Government 💙

#ForChangeID

seru banget bisa belajar dari beliau 💙

​Hai, Changemakers! Hayo mana nih, yang lagi semangat merayakan kemerdekaan Republik Indonesia ke-78! Ada kabar seru buat kalian, berbagai gerai makanan sampai SPBU lagi bagi-bagi promo sepanjang Agustus 2023 ini. Diskon-diskon menarik dan menu murah meriah bakal bikin perut kalian senang banget! Kita cari tahu yuk, apa aja ya kira-kira diskonnya?<h2 dir="ltr" style="line-height:1.38;margin-top:18.0pt;margin-bottom:6.0pt;">Promo Burger King Agustus 2023: Menu Favorit Hanya Rp 17.845! Wah, Hemat Banget!</h2>

Promo Spesial HUT ke-78 RI: Buat Kamu ‘Agus’ dan Buat yang Lagi Berburu Diskon! Yuk, Ikutan!

Hai, Changemakers!Kamu pengen buat kampanye sosial tapi bingung karena nggak ada dana?&nbsp; Tenang di Matchmaking Social Organization&nbsp;<a class="x1i10hfl xjbqb8w x6umtig x1b1mbwd xaqea5y xav7gou x9f619 x1ypdohk xt0psk2 xe8uvvx xdj266r x11i5rnm xat24cr x1mh8g0r xexx8yu x4uap5 x18d9i69 xkhd6sd x16tdsg8 x1hl2dhg xggy1nq x1a2a7pz _aa9_ _a6hd" href="https://www.instagram.com/explore/tags/forabetterworld/" role="link" tabindex="0" style="background-color: rgb(255, 255, 255); cursor: pointer; text-decoration-line: none; border-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline: none; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; touch-action: manipulation; display: inline; overflow-wrap: break-word; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; ;">#ForABetterWorld</a>,&nbsp;kamu bisa dapetin hingga Rp25 juta untuk pendanaan kampanye sosialmu!💙 Nantinya kamu akan bertemu dengan calon sponsormu dan menjelaskan rencana kampanyemu. Tunggu apa lagi? Yuk, daftarkan Organisasi/Komunitas sosial kamu melalui link https://campaign.com/organizer/matchmakingforabetterworld . Champ tunggu sampai 13 Agustus 2023 ya! Bersama untuk dunia yang lebih baik. 🌏

Matchmaking Social Organization #ForABetterWorld Edisi Agustus Sudah Hadir 🚀

ForChangeID

​Hai, Changemakers! Sabtu kemarin Champ senang banget nih, berkesempatan datang ke Belajaraya festival dari Semua Murid Semua Guru yang diadakan di Pos Bloc Jakarta. Champ datang sekita pukul 12.00 WIB dan udah banyak orang memenuhi setiap sudut. Dari di panggung akustik, talkshow di panggung musik, sampai banyak juga teman-teman yang belajar di Kelas Belajar yang diadakan di cafe-cafe sekitar Pos Bloc. Champ juga ikutan salah satu sesi Kelas Belajar dan berkesempatan belajar bareng Kak Ryan Adriandhy di Creative Storytelling for Edutaiment Content. Champ banyak banget dapat tips menulis konten storytelling, nih. Salah satunya yaitu: Setiap konten storytelling harus narasi yang jelas. Diantaranya adalah narasi::&nbsp;<ol style="margin-top:0;margin-bottom:0;padding-inline-start:48.0px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;">Kondisi</li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;">Konflik</li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;">Solusi</li></ol>

Keseruan Festival Belajaraya bareng Champ 

Keseruan Festival Belajaraya bareng Champ 💙

wah pasti bikin semangat ya ketemu orang2 yang menginspirasi 💙

Kampanye #AkuSahabatmu adalah kampanye yang diinisiasi oleh tim “Aim for the Stars”, film dokumenter yang bercerita tentang dua gadis remaja tunanetra asal Indonesia. Mereka sudah bersahabat sejak kecil dan keduanya kini tinggal di dua negara yang berbeda, DEA (17) di Virginia, Amerika Serikat, dan SALSA (17) di Jakarta, Indonesia. 
 
Salsa harus tinggal di panti sosial khusus tunanetra-rungu untuk bisa mendapat akses ke sekolah yang memperbolehkannya belajar bersama siswa yang bisa melihat, karena sekolah inklusif memang masih sangat terbatas jumlahnya di Indonesia. Adapun sahabat kecilnya, Dea, pindah bersama keluarganya ke Amerika karena ibunya mendapat pekerjaan di sana dan agar Dea mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Meski terpisah jarak, persahabatan keduanya tetap berlanjut. 
 
Salsa ingin menjadi guru matematika, sedangkan Dea bermimpi menjadi penulis. Di asrama tempatnya tinggal, Salsa menjadi vokalis band asrama. Sementara di sekolahnya, Dea menjadi penulis opini untuk majalah daring. 
 
Indonesia memiliki jumlah populasi tunanetra terbesar kedua di dunia (sekitar 3,5 juta orang atau 1,5% dari total populasi di Indonesia). Meskipun Indonesia sudah memiliki undang-undang yang menganjurkan keterlibatan sekolah untuk menaungi anak-anak berkebutuhan khusus dan menjamin akses yang setara terhadap pendidikan bagi semua, tapi pada kenyataannya, diperkirakan kurang dari 15% saja sekolah dasar dan menengah yang telah bersedia menerima siswa berkebutuhan khusus. 
 
Ini karena kebanyakan sekolah masih menganggap murid disabilitas sebagai beban tambahan serta pengancam nama baik akademis sekolah. Walaupun hukum di Indonesia mewajibkan pemerintah menyediakan dukungan tambahan untuk siswa berkebutuhan khusus, dukungan ini jarang tersedia di sekolah. Ketiadaan guru pembimbing khusus (GPK) maupun infrastruktur pendukung bagi siswa tunanetra telah menghambat proses belajar mengajar. Realita ini merampas hak setiap anak difabel dalam mendapatkan pendidikan yang memadai.

Bukan hanya di bidang pendidikan, penyandang disabilitas di Indonesia juga masih menghadapi berbagai tantangan di hampir semua aspek kehidupan, seperti kurangnya peluang kerja yang sesuai kondisi khusus mereka, keterbatasan akses ke fasilitas umum, lingkungan yang belum inklusif, kurangnya empati, serta perlakuan diskriminatif dalam bentuk penolakan atau pembatasan partisipasi mereka. Keterbatasan ke banyak akses ini telah menghalangi mereka untuk beraktivitas secara mandiri. Akibatnya, pengembangan diri mereka tidak optimal, mereka dianggap beban, dan tidak memiliki peluang untuk berkontribusi pada lingkungan.

Melalui kampanye #AkuSahabatmu, isu hak disabilitas, aksesibilitas, dan lingkungan inklusif yang ramah bagi tunanetra akan diangkat ke permukaan agar menjadi perhatian bersama dan kepedulian publik secara luas. Dengan semakin banyaknya orang yang peduli dan mau melakukan sesuatu untuk tunanetra, diharapkan akan terjadi perubahan sikap dan dukungan yang lebih luas dan lebih baik dari seluruh masyarakat untuk tunanetra.


Kebutaan dapat terjadi karena berbagai sebab pada siapa saja, termasuk kita dan orang terdekat kita. Bayangkan jika seandainya saja kita, atau sahabat, atau orang terdekat kita tiba-tiba menjadi buta. Apa yang kamu rasakan? Apa yang akan kamu lakukan?

Ayo tunjukkan empatimu dengan take action di challenge #AkuSahabatmu. 

Unggah fotomu bersama sahabat dan sertakan caption yang berisi dukungan untuk para sahabat tunanetra. Jangan lupa beri hashtag #AkuSahabatmu dan mention di Facebook, Twitter, dan Instagram kamu. Satu aksi yang kamu lakukan senilai dengan donasi Rp. 10.000,00 untuk mendukung film "Menggapai Bintang" dan kampanye "Aku Sahabatmu".


AkuSahabatmu

Mari memberi empati dan perlakuan setara untuk sahabat tunanetra

Aim For The Stars mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat tunanetra yang sudah datang ke Good Pitch Indonesia 2019. 

Bersama kita pasti bisa wujudkan aksesibilitas yang setara untuk semua! Semangaaatttt!!!! 

Ayo kita belajar berempati kepada teman-teman kita yang tunanetra. Mulai dengan memposisikan diri kamu sebagai support system untuk seorang tunanetra melalui challenge #AkuSahabatmu. Bayangkan jika sahabat kamu secara tiba-tiba kehilangan penglihatannya, apa yang akan kamu lakukan? Jika sudah menemukan jawaban, take action di challenge #AkuSahabatmu dengan mengunggah fotomu bersama sahabatmu. Sertakan caption dengan melanjutkan kalimat “jika kamu tiba-tiba menjadi buta, aku akan…..”. Sertakan pula hashtag #AkuSahabatmu dan mention di Facebook atau Twitter atau Instagram kamu. 