Pernah dengar istilah hutan Indonesia adalah penyangga paru-paru dunia? Pastinya pernah dong. Dan kamu juga mungkin sudah tahu, kalau hutan Indonesia menduduki urutan ketiga terluas di dunia, dan menyimpan banyak potensi energi mikrobiologi yang diperlukan dunia. Walau dianggap penting, nasib hutan Indonesia sangat memprihatinkan, Changemakers. Hutan yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan, kini telah terbakar.  Kabut asap tebal yang sudah berbulan-bulan menyelimuti langit Kalimantan, bahkan sekitarnya, membuat ribuan keluarga harus hidup dalam kondisi udara yang sangat berbahaya. Sedih kan? Di luar dari permasalahan dibakar atau terbakar, ada pula cerita sampingan yang kerap enggak terpublikasikan. Misalnya, tentang nasib masyarakat adat yang seharusnya punya hak dalam mengurus hutan Indonesia.  Film Bara kemudian hadir dan menunjukkan sisi lain tersebut. Mengangkat kisah Iber Djamal (77), seorang masyarakat adat yang telah menyaksikan puluhan tahun deforestasi di Kalimantan, dan enggak berhenti berusaha meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya hutan. Biar mengangkat isu yang cukup berat, tapi film Bara yang penuh pesan penting dikemas dengan apik. Karenanya, enggak sulit untuk memahami pesan yang mau disampaikan.  Nah, menjaga bumi juga bisa dilakukan dengan menjaga hutan kita. Perlu diingat nih, kalau kita enggak punya bumi kedua. Untuk menghadirkan kehidupan yang baik bagi penerus kita, bisa banget dengan mewariskan hutan yang baik juga. Yuk, mulai dari sekarang!