#ForABetterWorldID

Perjalanan panjang perayaan Imlek di Indonesia

profile

campaign

Update

Hola Changemakers,  Ada yang tahu di tanggal 25 Januari 2020 hari apa? Yap, hari Sabtu! Hehe bercanda, hari libur nasional kita semua yaitu Tahun Baru Imlek 2571. Di tahun shio tikus logam kali ini Champ mau mengajak Changemakers semua untuk mengenal perjalanan panjang perayaan Imlek di Indonesia.  Siapa yang nggak mengenal Bapak Abdurrahman Wahid atau Gus Dur? Presiden Indonesia yang keempat juga dikenal sebagai Bapak Tionghoa Indonesia.  Pada masa Orde Baru, perayaan Imlek beda jauh dengan suasana ramai seperti sekarang.  Dulu, perayaan Imlek hanya diperbolehkan secara tertutup mengingat adanya Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China. Nah, Changemakers, pada tahun 1998, Presiden B.J Habibie menandatangani beberapa kebijakan baru, salah satunya Inpres No. 26/1998 dengan tujuan menghapuskan diskriminasi ras dengan penghentian penggunaan kata “pribumi” dan “nonpribumi.” Estafet perjuangan itu akhirnya dilanjutkan oleh Bapak Gus Dur. Dengan pemikiran pluralnya,  Bapak Gus Dur beranggapan bahwa bangsa Indonesia dibentuk oleh perpaduan tiga ras, yaitu Melayu, Astro-melanesia dan Tionghoa. Oleh karena itu tidak ada yang namanya “Keturunan masyarakat asli”.  Dengan gaya khas kepemimpinannya yang penuh aksi-aksi sentimentil, Bapak Gus Dur selalu menganggap agama, ras apapun sama derajatnya. Beliau ingin membuat perayaan Imlek  dan Cap Go Meh yang cukup meriah di dua kota besar di Indonesia yaitu Jakarta dan Surabaya. Oleh karena itu, Bapak Gus Dur pun menginstruksikan mencabut Inpres yang membatasi perayaan Imlek tersebut, agar siapapun bisa merayakan perayaan Tahun Baru Imlek seperti hari-hari perayaan di Indonesia pada umumnya. Akhirnya, angin segar pun datang. Hebatnya lagi, pada tahun 2003 perayaan tahun baru Imlek diresmikan. Imlek akhirnya menjadi hari libur nasional, yaitu hari kesukaan kita semua. Peresmian ini terjadi setelah dua tahun Presiden Megawati Soekarnoputri menjabat. Kemeriahan Tahun Baru Imlek saat ini tak lepas dari pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dari perjuangan yang dilakukan tokoh-tokoh diatas, dan toleransi menjadi tali pengikat di tengah keberagaman.  Changemakers, jangan lupa kata-kata dari Bapak Gus Dur ya, “Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa adanya perbedaan.”.  Oh iya, Champ mau kabarin nanti Senin tanggal 27 Januari 2020, kita bakal ada Ngopi! Ngobrol Inspirasi edisi Imlek, Jadi kamu yang kepo seputar Imlek atau mau tahu keseruan Ngopi bareng Changemakers lain, Pantengin Instagram Campaign.com hari Senin jam 7 malam, Jangan sampai kelewatan ya, pastinya ditemani pembicara kita yang keren-keren!  Yuk, merawat toleransi dalam beragam aksi yang kita lakukan untuk dunia yang lebih baik lagi. 💙 Champ tunggu! Sumber: https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/sejarah-perayaan-imlek-dilarang-soeharto-dibebaskan-gus-dur-dfR7 https://nasional.kompas.com/read/2017/01/30/06060031/peran.gus.dur.di.balik.kemeriahan.imlek.?page=all MN.Ibad dan Akhmad Fikri AF, Bapak Tionghoa Indonesia, Lkis.
heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone