#WasteHub
WasteHub Coaching Class Worksheet

ranityanurlita
Update
Chapter 1
1. Bagaimana bertemu dengan co-founder?
Berawal dari persahabatan antara Ranitya Nurlita (Lita) dan juga Muhammad Yusuf (Yusuf) saat mengikuti program YSEALI Academic Fellow dalam bidang lingkungan hidup tahun 2014, mereka dipertemukan kembali Desember 2018 karena kesibukan masing-masing. Selama 4 tahun bersahabat, Lita dan Yusuf baru mengetahui bahwa mimpi mereka sama, yakni ingin membuat recycling center yang saling terintegrasi seperti yang mereka pernah kunjungi yaitu di Eco-cycle Boulder, Colorado. Sejak itu, Lita dan Yusuf mulai menyusun konsep ide bisnis yang akan dijalankan.
Tim utama dari Waste Solution Hub (WasteHub) terdiri dari empat pemuda dengan latar belakang yang beragam. Lita memiliki pengalaman yang kuat dalam berbagai kampanye dan aktivitas lingkungan termasuk hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan sejak 2011, sementara Yusuf adalah profesional muda dalam bidang manajemen keberlanjutan.
Anggota tim kami yang lain, yaitu Siti Salamah (Siti) dan M. Arsad Aji Susanto (Aji). Siti adalah seorang audiolog yang memahami masalah kesehatan dan pendiri Rumah Pohon, sebuah inisiatif untuk membantu komunitas pemulung untuk mendapatkan pendekatan spiritual dan tambahan pendidikan non-formal. Aji adalah lulusan teknik informatika dengan spesialisasi dalam pengembangan digital, full stack, dan pengembang aplikasi seluler. Pada tahun 2017, Aji membantu Bank Sampah pemerintah kota Depok untuk memantau sampah dengan memberikan laporan secara berkala.
Pada tahun 2017, Lita bertemu Siti dalam sebuah program yang disebut Youth Action Forum yang diinisiasi oleh UID (United in Diversity) Foundation. Sejak itu Siti dan Lita menjalin hubungan baik. Dari perteman tersebut, Lita mengingat bahwa dalam pengembangan sektor pengelolaan sampah, perlu melibatkan semua stakeholder dan pemulung salah satunya. Dengan membawa ide, Lita bertemu kembali dengan Siti dan memaparkan idenya. Sejak itu, dengan adanya tim kecil Lita, Yusuf, Siti, dan Aji, kami siap untuk menyelesaikan pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan melibatkan semua pihak dan juga teknologi.
2. Perekrutan karyawan
Untuk saat ini, WasteHub merekrut karyawan yang hanya eventual, yakni pemulung yang kami bayar secara profesional untuk mengelola sampah selama kegiatan Waste Hub berlangsung.
Dengan pengalaman Lita yang bekerja disebuah perusahaan/start up asing dan bertugas menjadi admin dimana semua dikerjakan, dan juga Siti yang berpengalaman sebagai HRD, selama ini sistem administrasi masih dikerjakan oleh Lita dan Siti. Adapaun untuk strategi bisnis adalah Yusuf, dan pengembangan teknologi dalam bentuk website dan App dikelola oleh Aji.
3. Perbedaan Jenis Kelamin dalam managerial tim
Dalam tim WasteHub, saat awal terbentuk, kami sudah memetakan kemampuan masing-masing dan perbedaan dari jenis kelamin tidak mempengaruhi kinerja dan jobdesk.
Chapter 2
1. Konsumen Pertama kami
Awalnya kami fokus terhadap pengembangan teknologi aplikasi, namun selama beberapa bulan terakhir kami sedikit menarik mundur dan mulai menggunakan teknik lain yakni mencari konsumen terlebih dahulu dengan pendekatan program. Konsumen pertama kami yakni Sekolah Swasta di Bogor dengan membuat program Duta Lingkungan Sekolah, setelah melihat bahwa pemasukan untuk mendapatkan revenue tidak dapat menutupi pengeluaran kami, kemudian kami banting stir dengan memberanikan diri mengambil market yang besar.
Awal Desember 2019, kami memberanikan diri untuk menyentuh market event dimana event di Jakarta dilakukan setiap harinya dan sampah yang dihasilkan akan berakhir di TPA. Selama ini, masih jarang komunitas, organisasi, unit bisnis yang mengelola. Dalam event ini, kami menjadi konsultan dan mengelola sampah selama acara sebanyak 2,189 ton. Sampah yang kami terima kami distribusikan ke mitra kami yang tersebar di area Jakarta.
2. Evolusi produk - dari MVP ke pasar sekarang
Evolusinya :
1. Waste Hub menjadi konsultan Waste Management Event yang melibatkan pemulung disetiap aktivitas dengan pembayaran secara profesional. Total pengunjung yang berdampak selama event berkisar antara 19.037 pengunjung sejak tahun 2019 dan pemulung dan dibina sebanyak 1088 sejak tahun 2015.
2. Pengembangan Aplikasi dan Website terus kami kembangkan dengan mencoba perekrutan mahasiswa magang yang langsung disupervisi oleh tim IT kami.
3. Waste Hub menjadi konsultan pendampingan berbagai macam program CSR yang melibatkan hubungan baik antar perusahaan, pemerintah, dan masyarakat lokal.
4. Waste Hub menjadi sebuah perusahaan sosial yang mempunyai misi penyelesaikan permasalahan sampah dengan pendekatan pengembangan SDM yang terlibat yakni pemulung.
5. Indonesia Bebas Pemulung merupakan mimpi dari Waste Hub. Sebanyak 5 juta pemulung yang tersebar di seluruh Indonesia, harapannya tidak ada lagi pemulung, semua terintegrasi dan mendapat prioritas yang sama dalam kesejahteraan ekonomi.
3. Penggunaan Teknologi
Penggunaan teknologi sangat berperan penting dalam pengembangan Waste Hub. Teknologi yang kami gunakan yakni dokumen penyimpanan online, serta GPS untuk menetukan mitra-mitra kami dalam bidang pengelolaan sampah secara koordinat.
Chapter 3
Dampak dan Juga Keberlanjutan
1. Tentang misi sosial
Misi Sosial kami yakni Indonesia Bebas Pemulung. Sebanyak 5 juta pemulung yang tersebar di seluruh Indonesia, harapannya tidak ada lagi pemulung yang hidup berkekurangan, semua mampu terintegrasi dan mendapat prioritas yang sama dalam kesejahteraan ekonomi.
2. Mengukur dampak sosial
WasteHub mengukur dampak dengan :
- Jumlah pemulung yang diberdayakan
- Tidak adanya anak pemulung yang putus sekolah
- Seberapa banyak pemulung yang mendapat penghasilan tetap, dan pendapatannya juga naik. Setiap event WasteHub mencoba untuk menaikkan pendapatan pemulung 500x lipat perharinya sesuai dengan jam kerja yang disepakati.
- Mitra WasteHub pendapatannya bisa naik
3. Cash flow dan keuntungan
Keuntungan yang WasteHub dapatkan yakni dari hasil fee konsultan 20-25% dari total biaya, penjualan sampah event yang dikelola ke Mitra, serta donasi pemberdayaan pemulung yang terus berputar untuk operasional.
Chapter 4
1. mencari mentor
Kami mendapatkan mentor yang sesuai dengan pengembangan bisnis kami. Ada yang mentor terkait sistem pengelolaan sampah, mentor terkait hubungan antar stakeholder, sampai mentor yang mempunyai visi yang sama dengan WasteHub dalam penyelesaian maslaah sampah dengan pendekatan ekonomi sirkular.
2. Mencari kolaborator
Salah satu misi dan nilai yang ditanamkan dari WasteHub adalah kolaborasi. Permasalahan sampah tidak akan selesai jika berjalan sendiri-sendiri, karena sampah datang terus menerus, dan yang mengelola masih sedikit. Bagi kami, semua mitra adalah kolaborator. Adapun Mitra WasteHub selama ini yakni Campaign, United in Diversity, E-Recycle, Rumah Millenials, Event organizer Sky Connection, Komunitas Muslim Terang Jakarta, Barisan Bangun Negeri, Shift Less Waste, STAN, Ekotifa, Bakrie Center Foudation, ASEAN Reusable Bag Campaign, Dede Suryana Place, Sahabat Alam Board Game, Rumah Pohon, Home Schooling kak Seto, dan sebagainya.
3. Mencari investor
Saat ini revenue kami masih mengandalkan jasa konsultan yang kami tawarkan ke berbagai macam mitra. Adapun keuntungan kami lebih kami gunakan untuk operasional perbulan, alat-alat penyediaan fasilitas sampah, dan juga manpower pemulung dalam setiap acara. Ada beberapa tawaran Angel Investor, namun untuk saat ini kami masih mempertimbangkan terkait hal tersebut.

Hearts
Komentar
Bagikan
Untuk menulis komentar, kamu harus masuk ke akunmu terlebih dahulu.
Comment
Done
Baca Juga