#ForABetterWorldID

Cerita Dari Mereka Pembuat Perubahan Dalam Budaya Remote Working

profile

campaign

Update

Kamu suka bermimpi bisa kerja di mana aja gak sih Changemakers? Misal nih, tempat kerja kamu di Bali tapi kamu bisa tetap kerja di rumahmu di Surabaya terus bisa tetap bekerja di Medan saat ingin mengunjungi teman? Wah pokoknya nggak ada keterbatasan ruang dan waktu! 

Dengan sistem remote working, hal tersebut dapat diakomodir loh. Kalau kamu masih bingung sama perbedaan WFH serta Remote Working, bisa juga loh cek infonya melalui update ini:

https://www.campaign.com/updates/id/-M9Mbzfj1trVEb1hPx9H


Spesial di update ini, Champ habis ngobrol bersama teman-teman dari program Young Changemakers Social Enterprise Academy (YCSE) 1.0 dan 2.0 yang sudah membuat banyak sekali inovasi-inovasi terbaru dalam karyanya, seperti Mooi Papua, Nichoa Chocolate, Tri Upcycle dan Bumi Kami.


Jadi setelah COVID-19 menyerang, Mooi Papua, Nichoa Chocolate, TRI Upcycle, dan Bumi Kami menerima dampak cukup signifikan pada bisnis mereka yang diakibatkan dari peraturan pemberhentian sementara kegiatan pariwisata di Indonesia. Tapi bagaimana dengan budaya kerja di tim mereka ya?


Ternyata, tiga dari empat usaha sosial tersebut telah mempraktekan budaya kerja remote working sebelum pandemi COVID-19 menyerang. Kak Nisa dari TRI Upcycle bilang kalau TRI Upcycle menggunakan Remote Working dengan sistem flat hierarchy, dengan tujuan semua tim bisa berdiskusi dengan siapapun dan kapanpun. Yang paling penting, penetapan jam kerja haru benar-benar jelas agar masing-masing anggota tahu akan kapan dan apa yang sedang dikerjakan.


Kalau tim Nichoa chocolate, Kak Andri bilang bahwa hanya beberapa divisi yang bisa remote working, karena ada beberapa posisi yang mewajibkan untuk turun ke lapangan. Ia juga berharap kalau di Nichoa Chocolate bisa sepenuhnya menerapkan sistem remote working, tapi  perlu komunikasi yang jelas dan ketetapan rencana target harian dan mingguan agar terkoordinasi dengan baik ke masing-masing tim.


Kak Meriza dari Bumi Kami juga memiliki pengalaman yang sama dengan Nichoa Chocolate. Yang mana mereka sudah menerapkan remote working, tetapi ada beberapa posisi yang belum bisa menerapkan sistem remote working karena ada beberapa posisi yang mengharuskan turun ke lapangan, seperti tim penjualan produk tur on site.


Beda dengan kak Sarah dari Mooi Papua yang sudah menerapkan sistem remote working dengan sistem yang jelas. Seperti setiap orang harus mempunyai target harian dan tetap sesuai deadline. Jangan sampai dengan adanya sistem tersebut malah digunakan untuk bersantai an melupakan tanggung jawabnya.  Heumm, ingat-ingat ini Remote Working bukan liburan.


Nah, itu dia beberapa pandangan dari teman-teman usaha sosial mengenai budaya kerja mereka, yang sampai saat ini masih berdaya di tengah wabah virus Corona untuk menghidupkan daerahnya dengan beragam dampak baik. 


Dari sini kamu ada kepikiran nggak sih buat Remote Working ala kamu atau usahamu agar kedepannya lebih baik? Ceritakan di kolom komentar ya!


Masih penasaran dengan persoalan Remote Working? Yuk join di Webinar ini. Dari sini kamu bisa bertanya A sampai Z ke ahlinya dalam persoalan budaya kerja baik WFH dan Remote Working. Sudah siap untuk perubahan baik ini?

image

heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone