Akhir-akhir ini, berita maupun di media sosial lagi rame banget nih membahas isu tentang rasisme, setuju gak? Ini kembali memuncak setelah terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh seorang polisi di Minnesota, Amerika. Korbannya adalah seoarang warga Amerika-Afrika bernama George Floyd (46). Nah, semenjak kasus tersebut beredar di dunia maya, banyak orang yang mengecam perilaku polisi tersebut dengan dan memberikan dukungan dengan mengkampanyekan #BlackLivesMatter. Dari artis nasional sampai internasional ikut meramaikan media sosial dengan berbagai jenis dukungan, misal post foto hitam di feeds, nulis quotes, atau menyampaikan opininya di berbagai platform.
Tapi, siapa di sini yang masih belum paham, apa sih rasisme itu sebenarnya? Jadi rasisme adalah sebuah tindakan kepercayaan dimana menganggap ada ras yang lebih unggul dibandingkan ras lainnya, atau sebuah kepercayaan dimana sebuah ras biologis pada manusia menentukan pencapaian individu tersebut. Biasanya, rasisme ini seringkali dikaitkan dengan warna kulit seseorang. Mungkin karena hal fisik, seperti warna kulit dan bentuk fisik, merupakan hal yang paling nampak dalam membeda-bedakan seseorang dengan yang lainnya.
Rasisme yang terjadi di berbagai negara sangat bergantung pada latar belakang sejarah negara itu sendiri. Misalnya sejarah terbentuknya Amerika, yang enggak bisa terlepas dari kisah perbudakan kaum Afrika. Walaupun perbudakan sudah dihapuskan, tetapi masih sering kali terjadi rasa “lebih berkuasa” antar satu ras dengan ras yang lainnya. Sementara di Indonesia, bentuk tindakan rasisme sering kali terjadi dengan teman-teman kita yang berasal dari Indonesia Timur atau Papua. Berdasarkan sejarah Indonesia, status Papua memang sudah kompleks sejak menjadi perdebatan dengan Belanda pada Konferensi Meja Bundar di tahun 1949. Salah satu contoh tindakan rasisme yang sempat terjadi di Indonesia terjadi pada tahun 2019 lalu di Surabaya. Dimana, polisi berusaha menangkap dengan mengolok-olok sekelompok mahasiswa Papua yang diduga melakukan pelecehan terhadap negara dengan bukti yang kurang mendukung.
Tentu, perilaku rasisme merupakan tindakan yang enggak baik yaa teman-teman. Mengutip dari salah satu buku biografi Nelson Mandela yang berjudul “Long Walk to Freedom”, "Tidak ada orang yang dilahirkan membenci orang lain karena warna kulitnya, atau latar belakangnya, atau agamanya”. Jadi, kita seharusnya bisa belajar untuk enggak membenci seseorang dari identitasnya atau kelas ekonominya.
Khususnya di media sosial, walaupun gampang banget untuk kita mengutarakan sesuatu, kita sebisa mungkin dapat berusaha untuk menyampaikan sesuatu yang baik. Jangan lupa untuk terus mencari tahu berita dari sumber-sumber terpercaya agar nggak terhasut oleh provokasi semata. Bagaimana kalau kita yang jadi korban, misalnya rasisme, di sosmed? Pasti kita juga akan merasa sedih kan? Tetapi kita tidak berhak untuk membalasnya dengan melakukan perbuatan buruk, melainkan tetap #BalasYangBaik atau melakukan tindakan yang lebih bijak seperti hapus komentarnya atau blokir pengguna akun tersebut. Penting banget nih untuk kita terus belajar menyebarkan kebaikan dan kasih sayang tanpa memandang latar belakang seseorang agar dunia bisa lebih baik untuk semuanya!
Ada banyak cara menyebarkan kebaikan, salah satunya dengan mengikuti Challenge yang dibuat oleh teman-teman komunitas kita lho! Dengan begitu, kita bisa mendukung kebaikan dan membantu teman-teman komunitas menyuarakan isunya serta berdonasi untuk mereka. Yuk, tunggu apa lagi!