#WonosoboSehat
#WonosoboSehat created

wonosobosehat
Update
Wonosobo menjadi salah satu dari 100 kabupaten prioritas penanganan masalah stunting nasional. Stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan lebih rendah dari usia seumurannya (pendek). Sekitar empat dari sepuluh balita di Wonosobo mengalami stunting (SSGB 2019). Ada sekitar 5.597 balita stunting yang banyak tersebar di 13 desa dengan angka stunting tertinggi di Wonosobo.
Permasalahan stunting di Wonosobo disebabkan oleh faktor multi dimensi: pola asuh, akses pangan, kurang gizi 1000HPK, rendahnya akses layanan kesehatan dan sanitasi. Wonosobo termasuk kabupaten termiskin di Jawa Tengah dengan angka kemiskinan sekitar 17, 58% tahun 2018. Sebagian besar masyarakat Wonosobo (64,3%) hanya memiliki tingkat pendidikan SD/MI (Dinkes Wonosobo 2017). Selain itu, sekitar 26% jumlah mempelai wanita di kabupaten Wonosobo berusia di bawah 20 tahun (Kemenag 2019). Kondisi kesiapan gizi dan kesehatan calon ibu sebelum, saat dan setelah kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin. BPS Wonosobo (2019) melaporkan lebih dari 30% atau sebanyak 9573 rumah tangga miskin di Wonosobo tidak memiliki jamban sendiri akibatnya akses sanitasi layak di Wonosobo paling rendah di Jawa tengah sekitar 58,2% (Dinkes Jateng 2018). Rendahnya sanitasi juga berkaitan dengan kasus diare di Wonosobo sekitar 73, 8% lebih tinggi dari rata-rata di Jawa tengah (Dinkes Jateng 2018) sehingga akan mengganggu penyerapan gizi. Ada hubungan antara kejadian diare dalam 7 hari terakhir dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan terutama di pedesaan.
Melalui kampanye #WonosoboSehat, kami ingin mengajak semua orang untuk menjadi bagian penyelesaian masalah gizi dan kesehatan di Wonosobo dengan melakukan praktek-praktek makan gizi seimbang berbasis pangan lokal dan gaya hidup sehat.

Hearts
Komentar
Bagikan
Untuk menulis komentar, kamu harus masuk ke akunmu terlebih dahulu.
Comment
Done
Baca Juga