"Write sober, edit drunk"
Kata-kata ini agaknya tidak mau lepas dari kepala. Ucapan ini terlepas dari mulut seorang Qaris Tajadun, wartawan TEMPO sekaligus Direktur Tempo Institute yang pada 11 September lalu menjadi pemateri dalam workshop campaign.com yang membahas storytelling.
Aktivis Hijau memang bukan sebuah organisasi media, tetapi storytelling juga merupakan satu aspek yang penting dalam kegiatan organisasi sosial. Satu saran yang paling penting dari seorang Qaris Tajadun adalah penempatan "tokoh" dalam sebuah kisah. Kita seringkali menceritakan sesuatu tanpa tokoh dan kisah itu menjadi kota hantu, sebuah kisah tak bertokoh. Mungkin begitulah penceritaan Aktivis Hijau sampai sesaat sebelum workshop ini.

Beginilah kurang lebih penceritaan Aktivis Hijau dalam sebuaya konten mengenai Chanee Kalaweit, seorang aktivis asal Prancis yang menjadi WNI demi melestarikan uwa, sejenis kera. Beberapa saat sebelum konten ini diunggah, engagement rate sedang turun drastis, entah mengapa. Kemudian setelah sang wartawan tempo bersedia membagi ilmunya, konten ini diunggah dan mendongkrak engagement rate yang tadinya lesu. Qaris Tajadun telah berhasil membuktikan pada kami kekuatan tulisan dan karenanya kami sangat berterima kasih, pula kepada campaign.com selaku pengada acara.
Jangan lupa ikut event kita mengenai cara mendaur ulang minyak jelantah menjadi sabun dengan mendaftar di bit.ly/LOKALbabak1!



