Hi Konco Sehat! Salam Sehat ya!
Kali ini kami akan berbagi kisah terkait kesempatan yang diberikan oleh tim Campaign.id. Senang rasanya kami dapat ikut serta dalam workshop bersama Qaris Tajudin. Jum’at (11/09) lalu kami belajar bersama untuk membuat cerita yang hidup bagi kampanye sosial yang memang menjadi kegiatan Wonosobo Sehat.
Setelah mengikuti workshop kemarin, kami semakin menyadari bahwa cerita adalah sebuah nilai yang perlu untuk kita masukkan dan kita kembangkan. Pesan akan mudah tersampaikan dan akan semakin menarik ketika disalurkan melalui sebuah cerita. Banyak sekali pesan yang akhirnya tersampaikan dengan baik melalui cerita yang dibuat dengan epic dan menarik.
Untuk mengangkat sebuah isu sosial menggunakan cerita kita perlu melibatkan permainan emosi dan data pendukung. Data pendukung akan semakin memperkuat kebenaran cerita yang kita angkat. Pembaca akan semakin tertarik ketika kita libatkan emosi dalam penulisan cerita sehingga akan membangunkan empati pembaca.
Qaris Tajudin juga mengingatkan kita hal yang sering kita lupakan dalam menyusun cerita. Kita sering melupakan untuk adanya tokoh atau karakter yang akan menghidupkan cerita. Alur penyusunan cerita juga perlu diperhatikan sehingga akan membuat kita menemukan konflik yang membuat cerita semakin menarik dan hidup. Penyusunan cerita juga perlu untuk ditambahkan kutipan dari tokoh, atau biasa disebut dialog. Unsur yang perlu diperharhatikan selanjutnya adalah deskripsi. Menceritakan secara detail kondisi ataupun situasi akan semakin membuat pembaca seperti masuk kedalam cerita tersebut.
Inilah sekelumit insight yang kami dapatkan kembali terkait penulisan cerita yang disampaikan Qaris Tajudin, seorang Wartawan Tempo dan Direktur Tempo Institute. Tak lupa kami ingin mengajak kalian untuk ikut serta menjadi tokoh dalam sebuah cerita penanggulangan stunting melalui program “Aksimu Untuk Bebaskan Stunting”. Langkah kecil kita akan membuat perubahan besar bagi Indonesia