Permasalahan ekonomi yang dialami oleh perempuan di daerah terpencil seperti di daerah pesisir dan pedesaan (rural areas). Hal itu tidak hanya disebabkan karena kurangnya sumber daya ekonomi, tetapi juga karena kurangnya berbagai akses. Seperti kurangnya akses pendidikan; infrastruktur; dan pemberdayaan. Hal ini juga menyebabkan masalah lain seperti pendidikan yang kurang merata; sulitnya daerah untuk dijangkau; dan masalah ketidak setaraan gender seperti pernikahan dini. Yang mana apabila ditilik lagi, permasalahan-permasalah yang terjadi pada perempuan di daerah rural areas merupakan permasalahan yang kompleks dan sangat krusial untuk segera dipecahkan.
Menganyam Pesisir merasa perempuan adalah insan yang memiliki potensi luar biasa apabila diberdayakan, khusunya lewat usaha sosial (social entrepreneursip). Oleh karena itu, bertepatan dengan hari Kemerdekaan pada bulan Agustus, Menganyam Pesisir menjadikan momen ini sebagai perayaan “semangat perempuan tanpa batas bagi seluruh perempuan Indonesia” bahwasanya perempuan Indonesia merupakan perempuan pejuang yang mandiri dan berpotensi.
Maka dari itu dalam acara YCSEA #BeSociopreneur Online Festival 2020 dengan dukungan @america dan Campaign.com, Menganyam Pesisir telah mengadakan (1) webinar dan (2) product launching dengan tema “ANANTHA”: Perempuan tanpa Batas pada 5 Agustus 2020 lalu. Anantha sendiri dalam Bahasa Sansekerta berarti tanpa batas/no limit. Yang menurut Kharolin Hilda Amazona (founder dari Menganyam Pesisir) yang juga menjadi moderator dalam acara ini, yaitu bahwasannya topik yang diangkat “ANANTHA”: Perempuan tanpa Batas sebagai upaya penyadartahuan kepada masyarakat tentang bagaimana usaha sosial dapat mengangkat kehidupan perempuan dan membuka jalan menuju pemberdayaan dan kesetaraan gender.
Dalam acara ini dilakukan webinar dengan membahas tentang pentingnya pemberdayaan perempuan dan dampak nyata dari pemberdayaan perempuan melalui usaha sosial. Dimana pembahasan dari webinar ini yaitu dari dua sudut pandang dua pembicara yang berbeda, yaitu dari pemerintahan dan dari usaha sosial.
Pertama yaitu webinar dari Ibu Nelly Tristiana, S.Kep, Ns, selaku Kepala Bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (KGPP) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta (DP3AP2 DIY). Yang mana DP3AP2 DIY adalah lembaga yang membidangi terkait dengan bagaimana pemerintah DIY berupaya untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, salah satunya melalui pemberdayaan perempuan melalui bidang ekonomi.
Dalam kesempatan ini, Ibu Nelly membahas tentang pentingnya pemberdayaan masyarakat, khusunya pemberdayaan perempuan. Dimana menurut Ibu Nelly sebetulnya perempuan sudah sangat berdaya, hanya saja terkadang terkendala akan lingkungan, regulasi, dan kesempatan yang ada, dan itulah kenapa, keberdayaan perempuan harus di dorong. Pentingnya pemberdayaan perempuan juga terkait tentang bagaimana merubah mindset perempuan, dimana perempuan yang semisal merupakan ibu rumah tangga, yang tadinya belum memiliki suatu keterampilan atau belum mengetahui informasi dalam suatu hal, kemudian memiliki skill dan menjadi tahu. Setelah itu maka perempuan tersebut akan tergerak untuk melakukan sesuatu, seperti semisal dimulai dengan mau mengikuti perkumpulan dan pelatihan, seperti pelatihan kewirausahaan, kemudian setelah itu mampu membuat produk dengan nilai jual. Siklus ini jugalah yang dikembangkan untuk memberdayakan perempuan-perempuan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta (DP3AP2 DIY) seperti lewat program Desa PRIMA (Perempuan Indonesia Maju Mandiri).
Lebih lanjut Ibu Nelly menjelaskan bahwa pentingnya pemberdayaan perempuan diantaranya yaitu: dapat meningkatkan kapasitas diri perempuan, dapat membuka dan memperluas kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dan dapat memperkuat daya tawar dalam mengakses sumber daya.
Kemudian yang kedua, webinar disampaikan oleh Mbak Ida HOD selaku Komisaris dan Co-Founder dari usaha social House of Diamonds (HOD) yang membahas tentang bagaimana dampak usaha sosial HOD terhadap kesejahteraan perempuan. Dalam webinar ini Mbak Ida HOD memaparkan bahwasannya dampak usaha sosial HOD terhadap perempuan binaannya yaitu memberikan pekerjaan yang layak, adil dan bermartabat kepada perempuan-perempuan di Malang. Yaitu dengan diberikan pelatihan menjahit, kemudian juga diberikan kelas-kelas seperti kelas keuangan, kelas bahas asing, dsb. Dimana perempuan-perempuan binaan HOD ini mendapatkan pendapapatan yang sesuai, dan pekerjaan mereka dapat dikerjakan di rumah sehingga para perempuan ini tetap bisa berkumpul dengan keluarganya. Kondisi ini sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, dimana perempuan-perempuan ini bekerja di pabrik dan mendapatkan gaji underpaid serta tereksploitasi. Dengan HOD, Mbak Ida HOD percaya bahwa setiap perempuan memiliki kesempatan untuk tumbuh, dan memiliki kesempatan untuk berkembang.
Selain itu, dalam menyikapi pandemik covid 19, Ibu Nelly memaparkan bahwa perempuan binaan dari DP3AP2 DIY lewat Desa PRIMA mengalami masalah seperti kehabisan modal. Yang mana hal tersebut dikarenakan rata-rata perempuan binaan tidak bisa memproduksi produk, dan jika berproduksi, produknya tidak terjual. Oleh karena itu DP3AP2 DIY bersama para pendamping Desa PRIMA bersama-sama mencari solusi dengan menjual produk-produk tersebut lewat online dan lewat dinas-dinas, yang mana ternyata permintaannya cukup menjanjikan.
Berbeda dengan HOD, Mbak Ida HOD memaparkan bahwasannya dalam menyikapi pandemik HOD melakukan pivot, yaitu dari memproduksi selimut menjadi memproduksi masker batik Indonesia. Dimana dampak dari pandemik sudah dirasakan HOD dari bulan februari, dan HOD langsung tanggap dengan melakukan pivot, yang dampaknya sangat positif. Yaitu keberlangsungan dari usaha HOD tetap berlanjut dan bertahan di kondisi pandemik ini.
Kemudian acara YCSEA #BeSociopreneur Online Festival 2020 dari Menganyam Pesisir ditutup dengan Product Launching, yaitu dengan pemutaran video product launching yang bertemakan “ANANTHA”: Perempuan tanpa Batas. Yang mana produk yang di luncurkan yaitu berupa tas anyaman kombinasi kulit yang anyamannya dianyam oleh perempuan binaan Menganyam Pesisir dan pembuatan tasnya berkolaborasi dengan UMKM kulit lokal di Jogja. Tidak hanya itu, dalam momen ini juga diluncurkan anting kombinasi anyaman, dengan lukisan khad DIY, pom-pom dan rumbai. Dimana produk-produk yang diluncurkan oleh Menganyam Pesisir mengusung mix tradisonal dan modern dari anyaman dengan unsur kebudayaan D.I. Yogyakarta, dimana Menganyam Pesisir ingin mengangkat anyaman agar naik kelas melalui produk anyaman yang fashionable dan youthful (anak muda banget).
Sebagai penutup Kharolin memaparkan bahwa, dengan semangat “ANANTHA”: Perempuan tanpa Batas, Menganyam Pesisir percaya bahwa setiap perempuan memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan terutama lewat pemberdayaan perempuan dengan kewirausahaan. Dan dengan semangat “ANANTHA”: Perempuan tanpa Batas semua perempuan bebas untuk meraih mimpi-mimpinya.
Berikut produk-produk yang di launching Menganyam Pesisir dalam "ANANTHA": Perempuan tanpa Batas ❤




