Writer

Selamat datang di komunitas Change-Makers!  Terima kasih telah mengambil langkah berani untuk menjadi bagian dari perjalanan luar biasa ini untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Masing-masing memiliki keahlian & pengalaman menarik yang membantu gerakan dan kampanye. ForABetterWorldID bertujuan untuk menjadi informasi, berita & hub komunitas untuk Kamu..  Gunakan platform ini untuk menginspirasi dan menjadi inspirasi, memberdayakan dan diberdayakan. Ikuti & hubungkan satu sama lain dalam komunitas ini. Jangan ragu untuk mengungkapkan pemikiran dan gagasan kamu di lingkungan yang aman & peduli ini.  #ForABetterWorldID mempunyai tempat yang disediakan untuk para Changemaker atau Komunitas untuk melakukan kegiatan workshop, meeting , fgd atau seminar di #ForABetterWorldID Hub. Bagi Changemaker yang ingin menggunakan #ForABetterWorldID Hub bisa daftar di https://campaign.com/forabetterworld/hub, Tim Campaign.com akan menindaklanjuti permintaan Changemaker.  Mari lakukan aksi baik & mengubah dunia menjadi lebih baik! 

ForABetterWorldID

Memudahkan Changemaker mengorganisir kampanye menjadi lebih baik!

We are the first social network built from the ground up specifically for social impact & change. Proudly started in Indonesia as a social tech enterprise, we aim to be a global catalyst to build a better world by bringing all changemakers under a shared vision, #ForABetterWorld.

Feel free to chat with us if you have any questions.

​Hai, Changemakers! Pasti akhir-akhir ini media sosial kamu ramai dengan pemberitaan kasus kekerasan anak. Kasus kekerasan anak di Indonesia menjadi momok yang menakutkan. Menurut laporan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), ada 16.854 anak yang mengalami kekerasan di tahun 2023 Kekerasan yang paling banyak adalah kekerasan seksual dengan jumlah 8.838 kejadian. Kemudian, ada kekerasan fisik sebanyak 4.025 kejadian dan kekerasan psikis sebanyak 3.800 kejadian.Duh… ngeri banget lihat angkanya, sampai banyak banget. Belum lagi kasus terbaru yang lagi hangat menjadi perbincangan publik. Yakni, kasus kekerasan anak yang dilakukan oleh IPS, pengasuh anak Aghnia Punjabi. Kekerasan terjadi pada kamis, 28 Maret 2024, pukul 04:18 WIB. Kronologi Kejadian Terkuaknya kekerasan yang dilakukan oleh IPS bermula saat dirinya memberikan informasi pada orang tua korban. IPS memberikan informasi jika anaknya mengalami cedera akibat jatuh dengan adanya memar di bagian mata sebelah kiri dan kening di bagian tengah atas. Saat mendapatkan kiriman foto, orang tua korban nggak mempercayai begitu saja. Orang tua korban mencoba membuka DVR CCTV yang berada di dalam kamar. Dari pantauan CCTV diketahui kalau anaknya menjadi korban dari pengasuhnya dengan tindakan dipukul, dijewer, dicubit, hingga ditindih.

Belajar dari Kasus Kekerasan yang Dilakukan Pengasuh Anak Aghnia Punjabi



#ForABetterWorldID

seremmmm... sepertinya dia psikopat, nggak ada welas asih💙

​Written by: William Gondokusumo @williamatcampaign (Founder of Campaign) <span style="; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(102, 102, 102); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Today we marked an essential milestone in our ongoing journey to foster robust collaborations between Indonesia's government bodies and the social sector.Two pillars in the vast societal ecosystem play critical roles in driving sustainable development - government bodies and the social sector. Governments set the foundation for growth and progress with their extensive reach and regulatory powers. At the same time, the social sector - consisting of NGOs, nonprofits, and social enterprises - works tirelessly to address grassroots issues, ensuring that growth is inclusive and equitable. Given this context, the crucial question is how can we strengthen the collaboration between the government and social sector in Indonesia, allowing them to combine their unique strengths and work synergistically towards shared goals? We sought to address this question through a one-day capacity-building class as part of the Government Relations Development Programme for Indonesian Social Leaders (GRDP-ISL) hosted by the Chandler Institute of Governance. During this, we aimed to foster dialogue, enhance learning, and create a platform for strengthening government-social sector partnerships in Indonesia.

​Written by: William Gondokusumo <span style="; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(102, 102, 102); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Today we marked an essential milestone in our ongoing journey to foster robust collaborations between Indonesia's government bodies and the social sector.Two pillars in the vast societal ecosystem play critical roles in driving sustainable development - government bodies and the social sector. Governments set the foundation for growth and progress with their extensive reach and regulatory powers. At the same time, the social sector - consisting of NGOs, nonprofits, and social enterprises - works tirelessly to address grassroots issues, ensuring that growth is inclusive and equitable. Given this context, the crucial question is how can we strengthen the collaboration between the government and social sector in Indonesia, allowing them to combine their unique strengths and work synergistically towards shared goals? We sought to address this question through a one-day capacity-building class as part of the Government Relations Development Programme for Indonesian Social Leaders (GRDP-ISL) hosted by the Chandler Institute of Governance. During this, we aimed to foster dialogue, enhance learning, and create a platform for strengthening government-social sector partnerships in Indonesia.

A Day of Learning with Pak Gita Wirjawan and Chandler Institute of Government 💙

#ForChangeID

seru banget bisa belajar dari beliau 💙

​Hai, Changemakers! Hayo mana nih, yang lagi semangat merayakan kemerdekaan Republik Indonesia ke-78! Ada kabar seru buat kalian, berbagai gerai makanan sampai SPBU lagi bagi-bagi promo sepanjang Agustus 2023 ini. Diskon-diskon menarik dan menu murah meriah bakal bikin perut kalian senang banget! Kita cari tahu yuk, apa aja ya kira-kira diskonnya?<h2 dir="ltr" style="line-height:1.38;margin-top:18.0pt;margin-bottom:6.0pt;">Promo Burger King Agustus 2023: Menu Favorit Hanya Rp 17.845! Wah, Hemat Banget!</h2>

Promo Spesial HUT ke-78 RI: Buat Kamu ‘Agus’ dan Buat yang Lagi Berburu Diskon! Yuk, Ikutan!

Hai, Changemakers!Kamu pengen buat kampanye sosial tapi bingung karena nggak ada dana?&nbsp; Tenang di Matchmaking Social Organization&nbsp;<a class="x1i10hfl xjbqb8w x6umtig x1b1mbwd xaqea5y xav7gou x9f619 x1ypdohk xt0psk2 xe8uvvx xdj266r x11i5rnm xat24cr x1mh8g0r xexx8yu x4uap5 x18d9i69 xkhd6sd x16tdsg8 x1hl2dhg xggy1nq x1a2a7pz _aa9_ _a6hd" href="https://www.instagram.com/explore/tags/forabetterworld/" role="link" tabindex="0" style="background-color: rgb(255, 255, 255); cursor: pointer; text-decoration-line: none; border-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline: none; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; touch-action: manipulation; display: inline; overflow-wrap: break-word; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; ;">#ForABetterWorld</a>,&nbsp;kamu bisa dapetin hingga Rp25 juta untuk pendanaan kampanye sosialmu!💙 Nantinya kamu akan bertemu dengan calon sponsormu dan menjelaskan rencana kampanyemu. Tunggu apa lagi? Yuk, daftarkan Organisasi/Komunitas sosial kamu melalui link https://campaign.com/organizer/matchmakingforabetterworld . Champ tunggu sampai 13 Agustus 2023 ya! Bersama untuk dunia yang lebih baik. 🌏

Matchmaking Social Organization #ForABetterWorld Edisi Agustus Sudah Hadir 🚀

ForChangeID

​Hai, Changemakers! Sabtu kemarin Champ senang banget nih, berkesempatan datang ke Belajaraya festival dari Semua Murid Semua Guru yang diadakan di Pos Bloc Jakarta. Champ datang sekita pukul 12.00 WIB dan udah banyak orang memenuhi setiap sudut. Dari di panggung akustik, talkshow di panggung musik, sampai banyak juga teman-teman yang belajar di Kelas Belajar yang diadakan di cafe-cafe sekitar Pos Bloc. Champ juga ikutan salah satu sesi Kelas Belajar dan berkesempatan belajar bareng Kak Ryan Adriandhy di Creative Storytelling for Edutaiment Content. Champ banyak banget dapat tips menulis konten storytelling, nih. Salah satunya yaitu: Setiap konten storytelling harus narasi yang jelas. Diantaranya adalah narasi::&nbsp;<ol style="margin-top:0;margin-bottom:0;padding-inline-start:48.0px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;">Kondisi</li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;">Konflik</li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;">Solusi</li></ol>

Keseruan Festival Belajaraya bareng Champ 

Keseruan Festival Belajaraya bareng Champ 💙

wah pasti bikin semangat ya ketemu orang2 yang menginspirasi 💙

A Better World Prize adalah inisiasi dari Campaign.com untuk komunitas sosial di Indonesia yang aktif menyuarakan aksi untuk perubahan sosial dan menciptakan dampak untuk lingkungan sekitarnya. A Better World Prize ini didesain sebagai program yang akan membantu komunitas sosial memiliki peningkatan kemampuan dan kolaborasi yang bermanfaat untuk membuat dunia menjadi lebih baik.  

Berbagai isu sosial seperti stunting, hak perempuan, pendidikan dan lainnya yang tidak terkait dengan pandemi seperti diabaikan begitu saja. Apabila hal ini terus dibiarkan begitu saja, maka perubahan sosial yang diinginkan akan mulai hilang dan tidak akan terwujud. Komunitas sosial saat ini sedang berjuang untuk melanjutkan aktivitas dan misi sosial mereka di tengah pandemi ini. Oleh karena itu, A Better World Prize hadir untuk memberikan perhatian kepada beberapa isu sosial yang membutuhkan dukungan lebih terutama dalam periode krisis seperti ini.

Para seluruh Komunitas yang akan menjadi peserta A Better World Prize, bisa mendapatkan hadiah dengan total Rp.50.000,000,- dari Yayasan Dunia Lebih Baik dan Campaign.com

Selain itu, seluruh peserta bisa mendapatkan Capacity Building dari narasumber-narasumber yang expert dalam bidangnya selama periode A Better World Prize yang sudah ditentukan.

Bergabunglah bersama kami dan komunitas di seluruh Indonesia untuk menciptakan sebuah dampak sosial yang positif guna mengubah dunia menjadi lebih baik lagi!.

ABetterWorldPrize

Organizing Campaigns For A Better World Together

​Hai Changemakers! <span style="font-size: 11.5pt; font-family: Arial; color: rgb(74, 74, 74); background-color: rgb(255, 255, 255); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tahu nggak sih, kalau hari Jumat ini adalah hari terakhir untuk isu lingkungan di A Better World Prize Festival! Nah, sampai sekarang kamu sudah ikutan program-program sosial dari komunitas mana aja ? Kalau Champ udah ikut dan menyelesaikan semua dong, pamer sedikit 😆<span style="font-size: 11.5pt; font-family: Arial; color: rgb(74, 74, 74); background-color: rgb(255, 255, 255); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> <span style="font-size: 11.5pt; font-family: Arial; color: rgb(74, 74, 74); background-color: rgb(255, 255, 255); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah Champ lihat-lihat, antusias Changemakers mengikuti A Better World Festival di minggu isu lingkungan tetap seantusias minggu pertama pembukaan A Better World Prize Festival loh. Sampai-sampai, sebanyak <span style="font-size: 11.5pt; font-family: Arial; color: rgb(74, 74, 74); background-color: rgb(255, 255, 255); font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">2.720 Changemakers<span style="font-size: 11.5pt; font-family: Arial; color: rgb(74, 74, 74); background-color: rgb(255, 255, 255); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> sudah mengikuti program-program di isu lingkungan. Keren banget kan! Pastinya jumlah yang Champ hitung itu ada salah satu aksimu kan?

Serba Serbi Seru A Better World Prize Festival Isu Lingkungan! 🌱

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama:

A youth organization based in Lampung, Indonesia that focuses on environmental education, especially marine debris and waste management. Established since October 2017, Gajahlah Kebersihan have educated more than 23.400 people from all around Indonesia through its offline and online environmental education projects, including Marine Debris and Waste Management Workshop, Gajahlah Goes to School (GGS), Environmental Online Seminar, Lampung Youth Marine Debris Summit. and currently is going to launch a book called "My Body is A Fish", bringing 25 authors sharing their stories on marine debris and waste management issues.


Kamu tau gak sih? Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah terbanyak di dunia lho, dengan peringkat ke-2 untuk sampah laut (Jambeck, 2015), ke-2 untuk sampah makanan (Barilla, 2016), dan 10 besar untuk sampah elektronik (Global E-Waste Monitor).
Sampah yang berlimpah ini tidak terkelola dengan baik di Indonesia, sehingga lebih banyak yang berakhir di lingkungan, laut, maupun TPA.

Di Indonesia, setiap orang menghasilkan sekitar 0,8 kg sampah lho per harinya, dan di masa pandemi ini, sebagian besar aktivitas kita lakukan di rumah, sehingga potensi bertambahnya sampah di rumah menjadi semakin besar. Maka dari itu, pengolahan sampah melalui 3AH (Cegah, Pilah, Olah) sudah seharusnya dilakukan dari rumah.

Melalui kampanye #3AHdariRumah, kami ingin mengajak semua orang agar lebih peduli dengan sampah yang kita hasilkan dan bisa mengelola sampah sendiri di rumah.

Foto aktivitasmu saat mengelola sampah di rumah melalui kegiatan 3AH (Cegah, Pilah, Olah). Berikan caption tentang kalimat kepedulian terhadap sampah dan ajakan untuk teman dan rekanmu untuk mengelola sampahnya di rumah serta tambahkan tagar #3AHdariRumah.

3AHdariRumah

Mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan pengelolaan sampah di rumah melalui aktivitas 3AH

Lingkungan

Olah Sampah dari Rumah

Ajak yang Lain Ikutan, Yuk!

Cegah Sampah dari Rumah

Pilah Sampah dari Rumah

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Halo Ocean Rangers!

Kamu tau gak sih? Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah terbanyak di dunia, lho, dengan peringkat ke-2 untuk sampah laut (Jambeck, 2015), ke-2 untuk sampah makanan (Barilla, 2016), dan 10 besar untuk sampah elektronik (Global E-Waste Monitor). Sampah yang berlimpah ini tidak terkelola dengan baik di Indonesia, sehingga lebih banyak yang berakhir di lingkungan, laut, maupun TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Nah, di masa pandemi ini, kita jadi menghabiskan sebagian besar aktivitas kita #DiRumahAja, ‘kan? Kamu sadar gak sih kalau ini berpotensi meningkatkan jumlah produksi sampah di rumah. Maka dari itu, pengelolaan sampah dari rumah harus kita terapkan. Salah satu cara sederhana yang bisa kamu lakukan yaitu melalui metode 3AH atau Cegah, Pilah, dan Olah. Dengan mencegah, memilah, serta mengolah sampah dari rumah, kamu bisa membantu mengurangi produksi sampah, sehingga nantinya tidak mengotori lingkungan dan laut kita. Selain itu, dengan mengelola sampahmu dari rumah, artinya kamu juga membantu petugas kebersihan lho dalam mengelola sampah di lingkunganmu.

Agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang peduli terhadap sampah yang dihasilkan dan mau mengelola sampahnya di rumah, kami mengajak kalian untuk ikutan challenge Kelola Sampah dari Rumah. Caranya gampang banget yaitu dengan upload foto aktivitasmu saat mengelola sampah melalui kegiatan #3AHdariRumah.

Menariknya lagi jika kamu ikutan, kamu akan mendapat berbagai benefit menarik berikut:
a. Ebook tentang cerita inspirasi pejuang lingkungan
b. Tiket mengikuti Seminar Online Gajahlah Kebersihan
c. Doorprize eco-product exclusive Gajahlah Kebersihan,  free ongkir menarik yang akan dikirim ke alamatmu, serta
d. Highlight mingguan di instagram
e. Gopay untuk 5 orang pemenang

Selain itu, dengan kamu mengikuti challenge ini, artinya kamu sudah berdonasi sebesar Rp 10.000 untuk project edukasi lingkungan kepada pemuda Lampung dan nasional.
Seru dan bermanfaat banget, ‘kan? Makanya buruan ikutan dengan upload foto kalian di bawah ini

Kelola Sampah dari Rumah

challenge

Energi Karya Indonesia adalah platform kolaborasi untuk bidang sosio-lingkungan untuk berdampak nyata bagi Indonesia. Terdapat 3 pilar yang menjadi arah gerak kamk yaitu riset,edukasi dan pengabdian masyarakat.

Menurut catatan Kementerian Koperasi dan UKM, terdapat adanya pertambahan jumlah pengusaha di Tahun 2020 yaitu dari sebelumnya 1,6 % menjadi 3,1 % dari populasi. Diharapkan pada tahun 2030, wirausaha di Indonesia mencapai angka 4%.

Dengan jumlah pertumbuhan pengusaha yang semakin pesat, seringkali pengusaha mengabaikan faktor lingkungan dalam pengelolaan usahanya. Masih menggunakan plastik sekali pakai, styrofoam, dan timbulan sisa makanan yang cukup banyak. Belum lagi kurang adanya pelaksanaan efisiensi dalam penggunaan air dan energi. 

Melalui kampanye #WirausahaPeduliBumi, kami ingin mengajak teman-teman pengusaha untuk tetap memperhatikan faktor lingkungan dalam operasional bisnisnya. Mulai dari memperhatikan sampah yang dihasilkan, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta melakukan penghematan dalam penggunaan air dan energi.

Foto bahwa bisnis yang kamu jalankan sudah peduli terhadap Bumi. Berikut beberapa pilihan yang bisa kamu lakukan, entrepreneurs!

1. Tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai
2. Tidak ada makanan sisa yang terbuang
3. Tidak menggunakan styrofoam
4. Sudah memiliki sistem pemilahan dan pengolahan sampah yang benar

Berikan caption mengapa kamu lakukan hal tersebut dan ajak teman-teman pelaku usaha yang lain.

WirausahaPeduliBumi

Mengajak kamu membeli produk-produk ramah lingkungan

Minimalisir Penggunaan Produk Pendukung Sehari-hari Tak Ramah Lingkungan

Minimalisir Kemasan Makanan Tak Ramah Lingkungan

Mendukung Produk Ramah Lingkungan pada Sektor Lain

Mendukung Produk Pakaian Ramah Lingkungan

Minimalisir Kemasan Minuman Tak Ramah Lingkungan

Hi Sahabat Energi Karya!

Tahukah kamu, bahwa saat ini komposisi penduduk Indonesia didominasi oleh masyarakat muda dan produktif?
Menurut proyeksi Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, pada tahun 2020 diproyeksikan sebesar 68,7% penduduk Indonesia berusia 15-65 tahun. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2019, jumlah pemuda Indonesia (usia 16-30 tahun) adalah sebesar 64,19 juta jiwa atau setara dengan seperempat dari total penduduk Indonesia. Generasi milenial, yang mengisi sebagian besar komposisi penduduk usia muda dan produktif Indonesia, merupakan generasi yang kreatif dan mampu memunculkan berbagai gagasan serta terobosan menarik dalam berbagai hal. Namun, generasi milenial memiliki tingkat konsumerisme tinggi alias konsumtif! Gaya hidup konsumtif ini dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari perkembangan sosial media hingga berkembangnya berbagai platform belanja yang memudahkan bertransaksi produk dimana penggunaan internet dan pemanfaatan sektor digital merupakan keunggulan dari generasi milenial. Melihat komposisi kependudukan tersebut, potensi perubahan pola hidup baru dimana masyarakat lebih mengedepankan penggunaan peralatan makan sekali pakai dan plastik dengan alasan higienitas (terutama dikarenakan kondisi pandemi saat ini) sangat mungkin terjadi dan didominasi oleh masyarakat Indonesia usia produktif dan muda akan sangat mempengaruhi kondisi lingkungan hidup hingga berpotensi mempengaruhi upaya pelestarian dan penjagaan lingkungan hidup Indonesia, loh!

Dengan semangat kolaborasi, melalui program BOMBASTIS (Belanja Produk Ramah Bumi Biar Enviromentalist) kami ingin mengajak kamu untuk menunjukkan lima aksi dukunganmu terhadap produk eco-friendly dari berbagai UMKM dan wirausaha berwawasan lingkungan yang tentunya bikin kamu, generasi milenial Indonesia, semakin edgy!  

Yuk, tunjukkan kepedulianmu terhadap lingkungan dengan mulai menggunakan produk ramah lingkungan dari UMKM dan Wirausaha berwawasan lingkungan!

BOMBASTIS (Belanja Produk Ramah Bumi Biar Environmentalist)

BOMBASTIS Belanja Produk Ramah Bumi Biar Environmentalist

salah satu visi Puna Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan cara yang menarik dan menyenangkan yang berkuktur budaya Indonesia

“Kenapa ada Generasi O? Ternyata 51% dari masyarakat usia produktif itu tidak berolaharga secara teratur, 34% ternyata tidurnya kurang dari 6 jam, dan 32% yang tidak menerapkan makan sehat,” kata Shierly Ge, Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia saat acara konferensi pers kampanye hidup sehat di Menara Sun Life, Jakarta Selatan. Kamis (08/11).

Aksi ini  bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan generasi O yang setinggi-tingginya dengan cara yang menarik dan menyenangkan dalam menjalankan pola gaya hidup sehat

Ayo Generasi O, saatnya mulai menjalani pola gaya hidup sehat dengan cara yang menarik dan menyenangkan dengan berbagai konten. ayo saatnya Indonesia sehat dengan identitas budaya ke-Indonesia-an


Ayo dukung Puna Indonesia, SE yang fokus dibidang kesehatan dan lingkungan secara luas yang berlandaskan kultur budaya Indonesia dengan memberdayakan kreativitas siswa-siswi SLB dalam membuat merchandise sebagai reward bagi user yang berpartisipasi mengkampanyekan budaya hidup sehat yang akan Puna Indonesia tetapkan

Foto tulisan dikertas dengan mendukung Puna Indonesia dengan #PunaIndonesiaBisa. Upload foto tulisanmu dengan wajah kamu mememgang kertas tersebut. Berikan caption tentang kalimat dukungan untuk Puna Indonesia!



PunaIndonesiaBisa

Mengajak generasi muda menjadi sehat dengan cara menarik dan menyenangkan

Kesehatan

Ayo Habiskan Makananmu Tanpa Sisa! 

Cegah Pembelian Berlebih dengan #PlanYourGroceries

Ayo Masak Sendiri Makananmu! 

Ayo Dukung Petani Kita dengan #BeliYangLokal! 

Ayo Pahami Makananmu Dengan Baik! 

Hi Changemakers!

Saat memutuskan untuk membeli produk pangan, baik itu melalui Supermarket atau Pasar Tradisional, sering kali kita didasarkan oleh produk favorit, inspirasi kuliner, harga yang sesuai, dan kenyamanan rasa. Namun, pernahkah kita berpikir produk yang kita beli telah melalui proses panjang dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen? Apakah produk tersebut telah menggunakan prinsip-prinsip yang berkelanjutan? Sebagai konsumen seharusnya kita lebih aware dengan produk yang kita beli atau yang ingin dikonsumsi.

Food Sustainability

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), Food Sustainability adalah kondisi dimana pangan bergizi telah melalui proses pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan cara menjaga fungsi ekosistem untuk mendukung kebutuhan manusia. Selain itu, FAO memiliki visi dimana pangan dan pertanian berkelanjutan dapat diakses oleh semua orang. Dalam mengukur sebuah kondisi pangan berkelanjutan di suatu negara, digunakan Indeks Pangan Berkelanjutan (FSI).

Food Sustainability Index (FSI) bertujuan untuk menyoroti masalah yang menjadi perhatian di tiga pilar yaitu Food Waste; pertanian berkelanjutan; dan tantangan nutrisi. Menurut Barilla Center for Food & Nutrition, Food Sustainability Index Indonesia berada pada Bottom Quartile yang artinya masih sangat rendah dalam pengelolaan Pangan Berkelanjutan, hal ini tentu memiliki dampak ke berbagai bidang yaitu Food Safety dan lingkungan.

It’s Not Just About The Food

Pangan berkelanjutan tidak hanya berbicara tentang produk itu sendiri, melainkan kombinasi dari beberapa faktor bagaimana pangan tersebut dapat tersedia, seperti bagaimana makanan diproduksi, didistribusikan, dan dikemas, serta bagaimana makanan tersebut dikonsumsi dengan baik dan benar. Selain itu dalam menunjang keberlanjutan pangan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan sumber daya, dampak lingkungan, serta social welfare bagi petani yang mempengaruhi keberlanjutan pangan.  

Tunjukan Aksimu Untuk Pangan Berkelanjutan!

Beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk menerapkan konsep Food Sustainability ini yaitu dengan merencanakan belanja, mengenali asal usul jenis makanan yang akan dibeli dan dikonsumsi, memasak makanan sendiri serta menghabiskan makanan. 
Melalui program Tunjukan Aksimu Untuk Pangan Berkelanjutan! , kami mengajak teman-teman semua untuk lebih memahami, menghargai dan bertangung jawab terhadap apa yang kita konsumsi. Dengan begitu, secara tidak langsung kita dapat berkontribusi dalam mewujudkan keberlanjutan pangan

Bagi setiap orang yang telah menyelesaikan program ini akan memberikan donasi sebesar Rp.10.000,00 untuk Village Concept Project (Desa Binaan) IAAS dengan fokus pengembangan Pangan Berkelanjutan yang tersebar di 11 kota di Indonesia serta untuk operasional kegiatan kami kedepannya!" Maka dari itu, anda telah berkontribusi untuk membantu Pangan Berkelanjutan di Indonesia!

Tunjukkan Aksimu Untuk Pangan Berkelanjutan!

Tunjukkan Aksimu Untuk Pangan Berkelanjutan

IAAS (International Association in Agriculture and Related Sciences) adalah Organisasi Internasional non-profit di bidang pertanian dan ilmu terkait terbesar di dunia. Saat ini IAAS telah tersebar di lebih dari 50+ negara di dunia dengan 10.000+ member aktif.

IAAS Indonesia merupakan region Asia Pasific dan bagian dari IAAS World yang berhasil memiliki Local Committee dari 11 Universitas di Indonesia dengan 1000+ member aktif. Fokus IAAS Indonesia adalah pemberdayaan masyarakat desa (Village Concept Project), pengembangan ilmu pertanian dan ilmu terkait, dan program campaign

We are a non-profit organization working to conserving the only small apes living in Java Island called Javan Gibbon and its remaining habitat through scientific research, conservation education community engagement program.

Located in Citalahab Forest, Gunung Halimun Salak National Park, we work closely with local community to promote conservation efforts of Javan Gibbon.


Perdagangan ilegal satwa primata masih menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup dan kelestarian mereka di alam selain ancaman berkurangnya luasan serta kerusakan hutan sebagai habitat alaminya, terutama di Indonesia. Pesatnya perkembangan media sosial di negeri ini ternyata berhubungan dengan kenaikan permintaan untuk menjadikan satwa primata sebagai peliharaan yang diperdagangkan secara daring dan biasanya diperoleh dari hasil perburuan. 98% satwa primata yang dijual berasal dari alam dan didapat dari pemburu yang mengambil bayi primata dengan membunuh induk terlebih dahulu. Banyak pengguna muda di media sosial yang menjadikan bayi-bayi primata seperti kukang, owa, lutung, dan orangutan, sebagai properti di foto maupun video yang kemudian diunggah ke kanal pribadi dan memicu penguna lain untuk memiliki satwa serupa. 

Maka dari itu, penting untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat umum khususnya generasi muda untuk menghentikan rantai perdagangan dan memberikan penyadaran bahwa satwa primata tidak untuk dipelihara. 

Semua dapat berkontribusi dalam upaya menjaga satwa primata agar tetap hidup di alam, melalui kampanye #JanganBeliPrimata ini kami ingin mengajak semua orang untuk berani bersuara dan ikut peduli terhadap kelestarian satwa primata Indonesia.

Apakah kamu tahu bahwa pemburu harus membunuh induk primata terlebih dahulu sebelum mengambil paksa bayinya untuk diperjualbelikan? Mari memutus rantai perdagangan dan menjadi bagian dari gerakan pelestarian satwa primata Indonesia! Ingat, primata tidak untuk dipelihara, karena rumah mereka berada di dalam hutan bersama keluarga dan kelompoknya.


JanganBeliPrimata

Membangun gerakan edukasi kepada masyarakat untuk memutus dan menghentikan jual beli satwa primata

Pendidikan

Challenge 4 #PrimataTidakUntukDipelihara

Challenge 1 #PrimataTidakUntukDipelihara

Challenge 3 #PrimataTidakUntukDipelihara

Challenge 2 #PrimataTidakUntukDipelihara

Halo kawan primata!

Tahukah kamu bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman jenis primata tertinggi ketiga di dunia loh! termasuk jenis-jenis yang penyebarannya terbatas seperti orangutan, owa, dan juga kukang, yang sayangnya satwa-satwa primata ini berada di ujung kepunahan salah satunya disebabkan oleh perdagangan ilegal untuk menjadikan mereka sebagai satwa peliharaan. 

Apakah kamu tahu bahwa pemburu harus membunuh induk primata terlebih dahulu sebelum mengambil paksa bayinya untuk diperjualbelikan? Dan dipisahkan sejak bayi menyebabkan primata tidak memiliki kemampuan bertahan hidup yang biasanya diajarkan oleh induknya di alam. Belum lagi sebagian besar satwa primata yang diperjualbelikan tersebut mati karena stres, mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai, dan hidup di kandang yang tidak semestinya. 

Menyayangi bukan berarti memiliki. Bukankah lebih baik melihat satwa liar tumbuh dan hidup di alam? Kita semua dapat mengambil peran untuk memutus rantai perdagangan dan berbagi informasi kepada sekitar untuk tidak membeli primata. 

Melalui kampanye #JanganBeliPrimata, kami ingin mengajak kawan-kawan semua untuk ambil bagian dalam meneruskan pesan dan mengedukasi orang di sekitar kita!

Setiap changemaker yang menyelesaikan semua challenge dalam program ini, maka kalian akan berdonasi Rp 10.000,- yang nantinya akan kami alokasikan untuk kegiatan pendidikan konservasi untuk anak-anak di Citalahab Sentral, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Primata Tidak Untuk Dipelihara

Challenge #2: Cabut Colokkan yang Ga Kepake

Challenge #4: Minum Pakai Gelas

Challenge #3: Habiskan Makananmu

Challenge #1: Beri Air ke Tanaman

Halo Pejuang Lingkungan!

Sejak pandemi berlangsung, memang alam memulihkan diri. Polusi turun seiring berkurangnya aktivitas manusia, kicauan burung menggantikan bisingnya knalpot motor, dan ilalang mulai bermunculan di taman-taman yang tadinya sarat pengunjung. Namun, kabar baik itu tidak berlangsung lama. Penelitian mengungkapkan kalau jutaan masker sekali pakai dibuang setiap harinya gara-gara pandemi. Jika fenomena ini berlanjut, 66.000 ton sampah masker akan dibuang setiap tahunnya, dan itu hanya di Inggris saja! Kabar baik buat lingkungan yang mengawali pandemi juga semakin redup. Berbagai negara mengesampingkan pertimbangan lingkungan dan berencana mendongkrak ekonomi dengan menyalakan pembangkit listrik tenaga batubara secara intensif. Sedihnya lagi, isu lingkungan bukan cuma hilang di pikiran pengendali negara, tapi juga di kepala masyarakat!

Karenanya, kita harus terus menunjukkan kepedulian lingkungan bahkan di masa krisis sekalipun. Kita pastikan kalau new normal bukan hanya baru buat kita tapi juga baik buat lingkungan!

Nah, melalui program ini, Aktivis Hijau mengajak teman-teman ikut jadi bagian dari perubahan pola pikir ini! Kamu bisa pahami masing-masing tujuan challengenya dengan membaca deskripsi di bawah. Jangan lupa ajak teman-teman kalian karena kesadaran lingkungan harus terjadi secara kolektif!

Dengan menyelesaikan program ini, kalian juga turut serta berdonasi sebesar Rp10.000 kepada komunitas Aktivis Hijau. Dana yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk membiayai program edukasi lingkungan kepada anak-anak! Buat kalian yang beruntung, nanti juga bakal ada hadiahnya lo. Nantikan update di campaign #DenganLingkungan buat tau apa hadiahnya dan gimana cara dapetnya!

4 Langkah Peduli Lingkungan Dari Rumah

It's the small things that matter.

Meloka Initiative adalah sebuah organisasi lingkungan yang bertujuan menciptakan pola konsumsi urban yang lebih berkelanjutan.

Kondisi air bersih di Indonesia sangat memprihatinkan. Menurut survei pada beberapa sungai yang kondisinya mengalami pencemaran didapati mencapai 82 persen dari 550 sungai yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga membuat air menjadi tidak layak untuk dikonsumsi. Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melibatkan 1200 responden berusia 15-55 tahun di beberapa kota, meliputi Jakarta, Lembang, Surabaya, Malang, Makassar, dan Malino menunjukkan bahwa terdapat 46,1% yang mengalami dehidrasi dengan persentasi 49.5% lebih besar terjadi pada remaja.
 
Dehidrasi tidak dapat dianggap menjadi suatu masalah yang patut diremehkan karena dapat menyebabkan gangguan yang dapat mengganggu kehidupan. Salah satu akibat yang dapat terjadi yaitu adanya gangguan dalam fungsi otak, seperti menurunnya konsentrasi dan kemampuan berpikir, serta dapat menurunkan stamina dan produktivitas kerja. Hal tersebut tentu dapat diatasi dengan meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku masyarakat dalam mengonsumsi air.
 
Oleh karena itu, Kami ingin mengajakmu mengikuti kampanye #AkuKamuBumiAir untuk terhidrasi dengan baik, karena air mendukung kehidupan kita. Kita pun mendukung terjaganya kelestarian air untuk masa depan yang lebih baik. Kalau bukan kita, siapa lagi.

Kalau ditanya soal ‘krisis’ memang banyak bentuknya. Entah itu ekonomi, lingkungan, bahkan makanan. Tapi
sadar gak sih kalau tanpa air tidak akan ada tanaman, tanpa tanaman tidak akan ada makanan, lalu kalau tidak ada makanan? Ya kita sudah tahu kan jawabannya apa.

Bukan berita lawas, tahun 2020 yang diawali banjir atau bahkan kabar Jakarta akan menjadi atlantis kurang cukup jua. Terdengar kabar dari dalam negeri yang dilansir dari Detik.com bahwa Krisis Air Bersih Meluas ke 17 Desa di Lamongan. Beberapa berita berikut masih dari sumber yang sama. Desa Kardenan Grobogan juga ikut krisis air bersih pada bulan September. 9 Kecamatan di Bogor krisis air bersih sejak Agustus 2020 dan parahnya lagi terlampir Aksi Saling Dorong Warnai Demo Krisis Air Bersih di Maros Sulawesi Selatan.

Belajar dari air bersih, kita tidak bisa memandangnya dengan sebelah mata. Memang saat ini kita dapat
minum, merasakan hujan. Tapi, apa yang terjadi jika kamu tidak menghemat air bersih alias mencemari air?
Apakah kamu bisa hidup tanpa air? Sementara tubuhmu mencari air? Atau apakah kamu ingin balik seperti
Jakarta tempo dahulu ketika sering banjir hingga penyakit dimana-mana? Satu kata dariku ‘Menakutkan’
jelas.

Jalani harimu lebih bermanfaat dengan mengikuti Program ‘Hari ini kita cerita tentang air’ yang terinspirasi
dari film, kehidupan sehari-hari, dan gampang dilaksanakan. Seperti absen diary untuk membangun
kebiasaan baru.

Hey, aku menunggu aksimu! Karena aku sayang kamu dan bumi pertiwi kita.

Cara untuk ikutan kampanye :
● Foto segelas air tanpa plastik
● Download aplikasi Campaign #ForChange di Google Play Store dan Appstore.
● Daftar/registrasi akun baru.
● Buka aplikasi Campaign #ForChange. Lalu pada bagian Challenges pilih #AliranAir. Klik Accept dan pilih foto gelasmu
● Berikan caption tentang dukungan dan caramu merawat air dan bumi dengan hashtag #AliranAir
#hariinikitaceritatentangnanti

AliranAir

Setiap tetes air ia menghidupi manusia yang haus, tumbuhan yang kering, dan hati yang dingin

💙 Sharing is Mengalir 💙

💧Tonton asik, ilmu asik 💧

30-Day Drink Water Challenge

Foto Tanamanmu!

Hi Changemaker!

Pernah nggak sih kamu berpikir kalau misalkan air tidak ada di dunia? Siapa yang tidak mengenal air. Nyatanya air merupakan suatu sumber kehidupan. Menurut data yang dikutip dari www.goodnewsfromindonesia.id yang telah dirilis tahun 2012, Indonesia memiliki sumber daya air sebanyak 2.838 kilometer kubik dan menjadi negara dengan sumber daya air terbarukan terbesar ke lima di dunia. Air tentunya komponen yang sangat dibutuhkan bagi semua makhluk hidup di bumi karena dapat kita rasakan betapa banyaknya peranan air bagi kehidupan.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa air menjadi komponen ekologis yang berperan penting bagi hidup dan kehidupan organisme sehingga kebutuhan akan air menjadi suatu hal yang
mutlak karena hampir semua aktivitas manusia memerlukan air. Hal itu menyebabkan manusia memiliki ketergantungan terhadap air, terutama yang terkait hubungannya dengan kesehatan. Selain manusia, hewan dan tumbuhan juga membutuhkan air untuk bertahan hidup. Tanpa adanya air, semua makhluk hidup tidak akan dapat bertahan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Melalui program Aliran Air dalam #AkuKamuBumiAir ini, yang merupakan kolaborasi dari Campaign.com mengajak kamu untuk menjadi bagian terhadap tercapainya tujuan untuk menyebarkan kebaikan dengan air yang dapat memberikan dampak yang lebih baik di berbagai aspek kehidupan dengan turut menyelesaikan program Aliran Air!

Setiap selesai program ini = menyumbangkan Rp 10.000 untuk pembangunan sumber air bersih dan operasional Thirst Project Indonesia untuk memberikan edukasi gratis tentang air ke sekolah-sekolah di Indonesia.

Aliran Air


Berkebun itu bisa dimana saja, tidak harus dengan lahan yang lapang dan luas. Di pekarangan atau sekedar di teras rumah pun bisa dilakukan. Berkebun juga dapat memberi banyak manfaat bagi fisik maupun psikis.

Saat berkebun kita akan aktif bergerak, bahkan dapat membakar hingga 330 kalori dalam 1 jam yang setara dengan angkat beban dalam waktu yang sama.

Berkebun juga dapat menurunkan tingkat stres serta mendorong produksi hormon endorfin yang membuat sesorang merasa senang. Terlebih ketika panen hasil kebun.

Melalui kampanye #belajarberkebun, kami ingin mengajak semua orang, siapapun dan dimanapun untuk belajar berkebun, agar jiwa dan raga lebih sehat

Join Program Wujudkan #KebunImpian versi kamu dengan ikuti 4 challenge seputar #BelajarBerkebun , sehingga kamu semakin semangat untuk mulai #BelajarBerkebun 💚 


BelajarBerkebun

Mengajak masyarakat untuk mulai #BelajarBerkebun agar lebih sehat jiwa dan raga meski #dirumahaja 

#MaknaBerkebun 

#KebunImpian Versi Kamu

#BerkebunKuy

Belajar dari Tanaman

Halo FAMS!

Tahukah kamu? Berkebun itu bisa dimana saja loh, tidak harus dengan lahan yang lapang dan luas. Di pekarangan atau sekedar di teras rumah pun bisa dilakukan. 

Berkebun dapat memberi banyak manfaat bagi kesehatan, tak hanya fisik,tapi juga psikis loh. Bisa bikin badan bugar dan juga meningkatkan kebahagiaan.

Saat berkebun kita akan aktif bergerak, bahkan dapat membakar hingga 330 kalori dalam 1 jam yang setara dengan angkat beban dalam waktu yang sama.

Berkebun juga dapat menurunkan tingkat stres serta mendorong produksi hormon endorfin yang membuat sesorang merasa senang. Terlebih ketika panen hasil kebun.

Melalui kampanye #belajarberkebun, kami ingin mengajak semua orang, siapapun dan dimanapun untuk belajar berkebun, agar jiwa dan raga lebih sehat

Demi jiwa dan raga yang lebih sehat, kami mengajak kamu semua untuk ikut berbagi aksi dan cerita dalam 4 challenge berikut ini

Yuk ikut #belajarberkebun demi kesehatan jiwa dan raga

Wujudkan Kebun Impian versi Kamu!

Wujudkan Kebun Impian versi Kamu

Sebagai laboratorium bersama dan diharapkan memberikan dampak perubahan dengan penekanan kreativitas, Hysteria memimpikan terwujudnya ekosisem seni dan kreatifitas yang sehat, menyejahterakan, dan berkelanjutan. Dibentuk sejak 11 September 2004 Hysteria selain produksi artistik juga memfasilitasi pertemuan dan pembelajaran  lintas disipliner dalam skala lokal hingga global untuk mencari trobosan-trobosan dalam persoalan kreatifitas, seni, komunitas, anak muda, lingkungan dan isu kota. 



Dalam studi penelitian yang rilis di Jurnal PLOS ONE (01/08/2018), tim ilmuan sepakat bahwa sampah plastik turut serta menjadi faktor krisis iklim. Hal ini dikarenakan plastik mengasilkan gas metana dan etilena pada saat terkena matahari dan pada saat penguraian. Gas metana, baik buatan maupun alami, sejak lama telah menjadi salah satu penyebab utama  perubahan iklim. 

Menurut Penelitian Jenna R. Jambeck dari Universitas Georgia (2010), ada sekitar 275 juta ton sampah plastik di seluruh dunia. Dan pada data yang dirilis zerowaste.id, mengutip dari BPS,Inaplas, dan Kementrian Kelautan dan Perikanan, Indonesia menduduki penyumbang sampah plastik terbesar ke-dua di dunia setelah Tiongkok dengan menyumbang 64 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. 

Untuk itu, #NoMorePlastik merupakan ajakan bersama untuk khalayak umum agar peka dan mulai membiasakan diri hidup tanpa plastik. Perubahan Iklim bukan sekadar deretan data angka hasil riset. Ada nasib nelayan, petani, penduduk kota, ada nasib manusia seluruh indonesia, dan ada nasib kita semua. 

Mari, membumi dan memberi wajah untuk turut serta perlindungan bumi kita tercinta ini. 


Bikinlah tas kantong dari recycle bahan bekas yang   ada disekitarmu. Misal; kemejamu yang tidak terpakai. Gunakan tas kantong tersebut pengganti plastik yang biasanya digunakan untuk membungkus belanjaan. Berikan caption tentang kalimat dukungan untuk bumi yang lebih baik tanpa sampah plastik


NoMorePlastic

Mengajak masyarakat luas membuat kantong atau totebag sendiri sehingga mengurangi sampah plastik

Mari biasakan bersepeda

Gunakan tumblermu, kurangi sampah plastik

Gunakan sedotan dan gelas non-plastik, kurangi sampah plastik.

Bikin Totebagmu sendiri, kurangi sampah plastik

Dalam studi penelitian yang rilis di Jurnal PLOS ONE (01/08/2018), tim ilmuan sepakat bahwa sampah plastik turut serta menjadi faktor krisis iklim. Hal ini dikarenakan plastik mengasilkan gas metana dan etilena pada saat terkena matahari dan pada saat penguraian. Gas metana, baik buatan maupun alami, sejak lama telah menjadi salah satu penyebab utama  perubahan iklim. 

Menurut Penelitian Jenna R. Jambeck dari Universitas Georgia (2010), ada sekitar 275 juta ton sampah plastik di seluruh dunia. Dan pada data yang dirilis zerowaste.id, mengutip dari BPS,Inaplas, dan Kementrian Kelautan dan Perikanan, Indonesia menduduki penyumbang sampah plastik terbesar ke-dua di dunia setelah Tiongkok dengan menyumbang 64 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. 

Perubahan Iklim bukan sekadar deretan data angka hasil riset. Ada nasib nelayan, petani, penduduk kota, ada nasib manusia seluruh indonesia, dan ada nasib kita semua. 

Mari, membumi dan memberi wajah untuk turut serta perlindungan bumi kita tercinta ini. 

Peduli Krisis Iklim “Kurangi Konsumsi Plastik!”

Peduli Krisis Iklim Kurangi Konsumsi Plastik

A youth community in East Nusa Tenggara. 

Aksi untuk NTT was established by a group of volunteers in a program called Kado untuk Anak Indonesia that was held by Mata Garuda in Pathau, Kabupaten Kupang, on 16 January 2016. In response to high enthusiast from the volunteers, we decided to create a community called Aksi untuk NTT on 22 January 2016. We hope that through this community, youth in East Nusa Tenggara can get involved in the effort to build and develop their hometown.  Based on SDG Pyramid To Happiness, our programs focus on Ecology (Goals number 11 to 15) and People (Goals number 3 and 4). Our members and volunteer have various background and profession. Most of our volunteers are university students, but we also have many government and private sector employees in our team.

In the organization structure, we have team Aksi and volunteers. Team Aksi consists of 15 youth who run the organization in structure. Each of the team has her/his role and responsibility such as Leader, Secretary, Treasurer, General Council, Youth Ambassador, Public Relation, Documentation, Creative, and Logostic. We renew the structure every year (except for the general council) so we will post the current structure in another post. We also have a volunteer group where the member can participate in our project and event in one-time-only or in regular basis. Now we have 350 volunteers in our database who are always enthusiast to follow our updates and join our events.

The issues we are trying to solve is low participation of East Nusa Tenggara youth in the SDGs. Many youth especially those who are in senior high school and undergraduate study do not realy understand -or even care- about what is SDGs and what they can do to participate in it. There are many cases show that many youth prefer to spend their spare time on meaningless activities. We would like to gather as many youth as possible to unlock their potential for reaching the SDGs through the region development by providing support systems, leadership workshop and mentoring and volunteerism activities. 

Until now, we have held more than 20 events since 2016 and we will share the story of each event in our campaign page.

We believe that no matter how small our action is, it contributes to the development of our beloved province.

Join our campaign and follow our updates in our campaign page. Share our stories and updates to spread the positivity to other young changemakers.

aksiuntukntt

Become a good platform for youth to take their part in East Nusa Tenggara development. 

Jangan Bakar Sampahmu

Pilah Sampah di Rumah

Daur Ulang Sampah di Rumah

Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai


Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi pada masyarakat perihal cara sederhana untuk mengelola sampah di rumah. Di kota Kupang, masalah limbah adalah hal yang belum ada solusi efektifnya hingga kini. Armada pengangkut sampah yang tidak bisa menjangkau area pemukiman padat penduduk dengan akses jalan sempit, dan sedikitnya lokasi TPS sementara, menjadikan banyak kasus warga buang sampah sembarangan (kebanyakan di tanah kosong dan di persimpangan jalan), dan kasus pembakaran sampah di pekarangan rumah. Hal ini tidak hanya memperburuk kondisi lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat.

4 Langkah Mudah untuk Jadikan Kampung Berseri

image

​Kalau kamu masih belum merasakan keseruan program-program di isu lingkungan, kamu masih bisa ikutan sekarang juga nih. Karena setiap aksi yang kamu unggah akan dikonversikan donasi sejumlah 10 ribu rupiah untuk komunitas terkait menjalankan aksi baiknya lebih luas lagi, dan itu semua berawal dari satu aksimu. Jadi, siap menjadi bagian perubahan baik ini?