#ForABetterWorldID

Sekarang Kamu yang Jadi Dokternya! Apa yang Bakal Kamu Lakukan?

profile

campaign

Update

Di tahun ini, kita menjadi lebih sadar akan pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kalau nggak, yang seperti kita sudah tahu, kita dan orang-orang lain di sekitar kita akan susah menghadapi pandemi virus Corona yang kita sedang hadapi. Tentunya, kita juga disiplin menerapkan langkah-langkah protokol kesehatan supaya meringankan beban tenaga medis.


Membayangkan pekerjaan tenaga medis yang merawat ribuan pasien positif COVID-19 dan juga pasien lainnya aja sudah cukup membuat kita geleng-geleng. Apalagi kalau posisinya, kita yang jadi mereka? Apa ya rasanya? 


Jika aku jadi tenaga medis di salah satu rumah sakit, aku harus siap-siap… 


  1. Bekerja tiada henti 

Selama pandemi beban pekerjaan tenaga medis berkali-kali lipat lebih berat dibanding sebelumnya. Nggak cuma lembur satu hari, tapi bisa jadi berhari-hari untuk menangani pasien yang terus-menerus dirawat karena COVID-19 maupun yang penyakit lainnya.


Terlebih, angka pasien akibat COVID-19 di Indonesia masih terus meningkat. Sampai saat ini Indonesia termasuk negara dengan angka tingkat positifitas  COVID-19 yang tinggi. Per bulan Agustus, tingkat positifitas di Indonesia mencapai 12,6 persen, jauh lebih tinggi dari batas maksimal yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen.


Itu baru contoh dari kasus penambahan pasien COVID-19. Belum lagi pasien penyakit lain yang tetap harus diberikan pelayanan yang semestinya. Nggak bisa kita pungkiri, di masa pandemi ini banyak pelayanan kesehatan lainnya yang terganggu. Data dari riset BBC, 130.000 pasien non-COVID-19 di dunia meninggal karena nggak memperoleh layanan kesehatan yang semestinya. Di Indonesia sendiri belum ada data pasti mengenai kasus orang yang meninggal akibat nggak langsung dari wabah corona. Tapi pasti kamu persepsi sendiri mengenai persoalan ini kan?

​3. Korban dari rekan sejawat

Menjadi garda terdepan, otomatis kamu siap menerima skenario seburuk apapun, termasuk salah satunya menjadi korban akibat COVID-19. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat, sepanjang pandemi sampai bulan Oktober, sudah ada 130 dokter yang meninggal dunia karena virus ini. Angka ini adalah angka kematian dokter tertinggi di Asia, dengan cakupan daerah  dokter meninggal karena COVID-19 di Jawa Timur (31 dokter) Sumatera Utara (22 dokter), DKI Jakarta (19 Dokter), Jawa Barat (11 dokter) dan Jawa Tengah (9 dokter).


Apapun resikonya, menjadi seorang tenaga medis yang berjuang langsung di lapangan, kasus di point ketiga ini menjadi sangaaaaatttt berat. Saat melihat rekan sesama medis yang berjuang bersama turut meregang nyawa. Karena hal ini lah, masyarakat Indonesia harus menerima dampaknya: hampir 300.000 penduduk Indonesia kehilangan akses dokter, dengan rasio 1 dokter menangani 2.500 pasien.


Gimana, sudah bisa membayangkan beratnya menjadi tenaga medis di tengah pandemi? Ini waktunya kamu kembali ke realita yang sesungguhnya menjadi diri sendiri. Kabar baiknya, kamu bisa membantu meringankan semua beban tenaga medis di atas dengan tetap melakukan protokol kesehatan yang sudah kamu ketahui yaitu cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, dan usahakan di rumah aja. 


Walaupun terdengar sepele dan bosan mendengar petuah ini, tapi manfaatnya kamu bisa rasakan sendiri. Cukup dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kamu sudah menjadi pahlawan yang sesungguhnya seperti para tenaga medis yang ada di medan perang melawan virus Corona.


Kamu bisa terus menginspirasi di tengah pandemi dengan turut menjaga kesehatan diri dan mendukung tenaga medis. Karena tanpa adanya jasa mereka, apa jadinya dunia? Selamat Hari Dokter Nasional! 💙


​2. Beban mental

Kita semua pasti sudah tahu tantangan pekerjaan yang berat dari poin di atas. Hal yang nggak kalah menjadi perhatian selanjutnya adalah kesehatan dan beban mental. Kalau kamu ada di posisi tenaga medis, jangan harap bisa curi-curi kesempatan nongkrong-nongkrong di kafe sambil cerita keluh kesah kehidupan bareng teman-teman! Berada di posisi garda terdepan peperangan melawan virus COVID-19, kemungkinan besar bisa menyerang mentalmu. 


Dilansir dari situs Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia, sekitar 66 persen responden dari 665 tenaga kesehatan mengalami kecemasan, 55 persen stres, dan 23,5 persen depresi akibat COVID-19. 


Semua itu karena tekanan pekerjaan yang semakin besar selama pandemi, belum lagi dengan bayang-bayang tingkat tertular COVID-19 yang tinggi di kalangan tenaga medis, sampai juga rasa rindu ingin bertemu dengan keluarga di rumah. Kamu pasti sudah sering kan melihat video tenaga medis yang mengenakan hazmat suit menelepon keluarganya karena nggak pulang berminggu-minggu lamanya? 


image

image

heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone