Halo, Changemakers!

Pernah nggak sih saat kelas berlangsung Changemakers udah bikin pertanyaan dalam hati? Dan kamu menunggu waktu yang tepat untuk melepas rasa penasaranmu. Tapi… ketika sang guru akhirnya memberikan kesempatan untuk bertanya, mulutmu malah tertutup rapat dan kelas jadi sepiiiiiii banget. 

Atau mungkin saat belajar, kamu malah nggak denger apa yang dijelasin sama guru? Makanya kamu diam aja saat guru bilang “Ada pertanyaan?” karena kamu memang nggak punya pertanyaan. Akhirnya kamu jadi pasif banget di kelas, ilmu yang dibagi masuk ke telinga kanan, keluar di telinga kiri.   

Fenomena ini biasa ditemukan di pendidikan Indonesia. Terlihat dari berapa studi di sekolah-sekolah, masih banyak pelajar Indonesia yang nggak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran entah karena malu atau nggak bisa fokus di kelas. Akhirnya, ini bisa berdampak pada rendahnya prestasi belajar.

Kenapa nggak mau bertanya?

Dalam penelitian yang dilakukan Jon Rimer dan Madeline Balaam berjudul Class Participation and Shyness: Affect and Learning To Program (2011), ada berbagai alasan kenapa banyak banget siswa yang enggan terlibat dalam proses pembelajaran, misalnya:

1. Belum memahami materi pelajaran

2. Nggak baca materi yang ditugaskan

3. Takut dimusuhi kalau terlalu aktif di kelas

4. Nggak percaya diri untuk bertanya

Masih banyak alasan lain yang membuat pelajar diam aja di kelas, seperti takut dianggap bodoh kalau bertanya, takut ditertawakan karena pertanyaannya aneh, nggak tahu cara mengemukakan permasalahan dengan baik, atau nggak biasa berpikir kritis. Akhirnya, peribahasa malu bertanya, sesat di jalan kehilangan maknanya di lingkup pendidikan.