Maraknya tindakan asusila akhir-akhir ini di Indonesia menyebabkan Indonesia mengalami krisis dan degradasi moral. Salah satu contohnya adalah tindakan korupsi yang dilakukan oleh salah satu menteri di Indonesia terkait dana bansos Covid-19. Selain itu, menurut Kumparan, menteri yang paling banyak tersandung kasus korupsi di Indonesia merupakan lulusan S2 dan S3. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tingginya tingkat intelegensi dan keterampilan saja tidak menjamin sesorang memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik, melainkan keseimbangan dengan adanya karakterlah tindakan tersebut dapat dicegah. Berdasarkan fakta diatas, Character Matters Indonesia turut membantu pemerintah dalam penguatan pendidikan karakter, sesuai dengan nawa cita pemerintah yaitu melakukan revolusi karakter bangsa Indonesia melalui Tri Pusat Pendidikan (Keluarga, Sekolah, Masyarakat). Character Matters Indonesia hadir sebagai salah satu penguat pendidikan karakter berbasis komunitas di masyarakat. Terdapat lima kritalisasi nilai utama karakter yang berasal dari Pancasila yang menjadi prioritas pengembangan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) oleh Kemdikbud; yaitu Religius, Nasionalis, Integritas, Mandiri, dan Gotong Royong. Kelima nilai utama tersebut merepresentasikan lima aksi kampanye yang dilakukan Character Matters Indonesia di aplikasi Campaign #ForChange. Oleh karena itu, kami mengajak semua lapisan masyarakat untuk dapat melakukan aksi tersebut dan bersama-sama menciptakan pribadi yang berkarakter baik, bermoral, dan berakhlak mulia demi terwujudnya masa depan Indonesia yang lebih baik.