Saat ini, tingkat literasi Indonesia masih rendah. Buku yang menjadi gerbang bermacam pengetahuan belum begitu sering dibuka, dibaca, dan dipahami. Menurut data UNESCO, Indonesia berada di urutan ke-dua dari bawah soal literasi dunia. Minat baca Indonesia hanya 0,001%, artinya dari 1000 orang Indonesia hanya 1 orang yang rajin membaca. Selain itu, pada tahun 2019, Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan mempublikasikan hasil kajian bertajuk Indeks Aktivitas Literasi Membaca 34 Provinsi yang menjelaskan bahwa Indeks Alibaca (Aktivitas Literasi Membaca) nasional masih tergolong rendah. Pada tingkat provinsi, 9 provinsi dinyatakan masuk kategori sedang, 24 provinsi memasuki kategori rendah dan 1 provinsi masuk dalam kategori sangat rendah. Singkatnya, secara nasional maupun provinsi, belum ada yang memasuki kategori tinggi. Rendahnya minat membaca dapat mencerminkan ketidaktertarikan terhadap buku. Rasa malas, jenuh, dan enggan membaca buku dapat menjangkiti setiap orang. Menanggapi permasalahan tersebut, kami menyumbangkan aksi untuk sedikit demi sedikit meningkatkan minat baca dan literasi. Campaign #SahabatBaca dengan challenge #InspirasiLewatLiterasi diusulkan untuk menjadikan literasi Indonesia yang lebih baik. Menjadikan buku sebagai Sahabat' adalah salah satu upaya untuk memberikan arti penting yang hendak dibaca, bukan untuk dihindari dan menjadikannya sebagai hal yang membosankan. Berbagai aksi yang ada, diantaranya #AkuBaca (Tentang kamu dan buku/e-book yang kamu baca), #MaknaBuku (Menemukan makna buku bagi perjalanan hidupmu), #KutipanBuku (Berbagi kutipan buku favoritmu), dan aksi #InsprasiBuku (Berbagi inspirasi yang kamu dapat setelah/saat membaca buku) diharapkan mampu menumbuhkan rasa persahabatan' bersama buku. Saat buku menjadi "Sahabat kegiatan literasi membaca dapat menjadi kegiatan yang meyenangkan. Melalui kampanye #SahabatBaca, kami ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk "bersahabat dengan buku, terbiasa membaca, dan terlibat dalam upaya meningkatkan literasi Indonesia.