Hai, Changemakers!
Siapa nih yang beberapa waktu lalu mengikuti keseruan Campaign Roadshow Keliling Indonesia: Sapa Maluku? Di roadshow kali ini, kita akan membahas isu seputar pendidikan di daerah, urgensinya, sampai apa yang bisa kita lakukan untuk pendidikan di daerah-daerah Indonesia.
Banyak hal yang bisa kita dapatkan dari para narasumber yang telah mengisi acara tersebut, yaitu Kak Stanley Ferdinandus dari Heka Leka sebuah yayasan sosial yang memiliki misi “Menjadi katalisator dalam peningkatan mutu pendidikan di provinsi Maluku” dan Kak Nila Tanzil dari Taman Bacaan Pelangi sebagai organisasi sosial yang berfokus pada mendirikan taman baca di daerah-daerah pelosok.
Perbedaan pendidikan di Maluku dan di daerah Jawa
Menurut Kak Stanley, pendidikan di daerah Maluku dan Jawa pasti berbeda karena kita semua memegang standar pendidikan yang berbeda-beda juga. Nah, di sini yang Kak Stanley adalah bagaimana membuat pendidikan di Indonesia jadi merata dan jangan sampai mengabaikan fungsi-fungsi independensi dan kekayaan yang ada di daerah masing-masing. Anak-anak Maluku besar dengan laut dan hutan, jadi bukan suatu masalah kalau mereka saat ini belum bisa naik kereta, mungkin itu yang akan jadi impian mereka, tapi jangan sampai hal tersebut mengikis rasa cinta mereka dengan daerahnya. Perlu kita ketahui, anak-anak di sini juga memiliki potensi untuk membangun, menjaga, dan melestarikan daerahnya, loh.
Kak Stanley juga bercerita, sekarang institusi pendidikan mau enggak mau mengikuti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Sedangkan guru-guru di daerah memiliki keterbatasan akses bukan pikiran. Dengan keterbatasan itu, mereka dipacu mengikuti standar yang ada, hal ini dirasa sedikit kurang adil mengingat situasi yang ada. Jadi pemahaman guru-guru di daerah juga berubah, seolah sekolah yang baik itu mengacu sekolah-sekolah yang gedungnya bagus, padahal semua balik lagi kebutuhan di Maluku bisa aa berbeda dengan di Jakarta. Walaupun anak-anak di Maluku lebih sering belajar di alam, tetap enggak mengurangi esensi belajar itu sendiri.
Berperan aktif untuk jadi anak muda untuk pendidikan di Maluku
Meskipun kita belum pernah ke Maluku dan melihat kondisi pendidikan di sana, tapi dengan cerita Kak Stanley di atas, kita tetap bisa membantu pendidikan di Maluku. Caranya, bisa mulai cari tahu kemudian terkoneksi dengan organisasi sosial asal Maluku contohnya seperti Heka Leka. Changemakers bisa bantu mengirim sesuatu yang anak-anak Maluku butuhkan lewat Heka Leka. Heka Leka juga sering mencari volunteer pengajar online untuk anak-anak di sana.
Itu dia rekap dari Campaign Roadshow Sapa Maluku kemarin, Changemakers. Menarik banget ya! Kita juga diajak untuk terus berperan aktif memberikan dampak nyata untuk pendidikan di Maluku. Eitsss… Campaign Roadshow belum berakhir loh! Masih ada satu acara terakhir dari rangkaian Campaign Roadshow kali ini, yaitu Campaign Roadshow Keliling Indonesia: Sapa Indonesia “Gerakan Anak Muda, 1000 Cara Gapai Perubahan Sosial” yang pastinya bakal seru! Di sini kita akan mengupas tuntas berbagai perjuangan anak muda untuk membuat perubahan demi dunia yang lebih baik dengan caranya masing-masing.
Penasaran? Yuk, daftar sekarang di https://www.campaign.com/forchangeid/rsvp
