#ForABetterWorldID

Industri Perbukuan di Indonesia: Adaptasi Digitalisasi dan Ancaman Pembajakan Buku

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!


“Buku adalah jendela ilmu yang akan membuka cakrawala kehidupan manusia.” Pepatah terkenal ini masih sering diucapkan oleh para pendidik dan banyak orang lainnya. Seiring berjalannya waktu, buku yang sebelumnya berwujud fisik berubah menjadi bentuk file yang bisa dibaca melalui gawai. Tapi, perubahan ini juga masih disisipi oleh pembajakan.


Dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia yang jatuh pada tanggal 23 April, Champ ingin membahas soal industri perbukuan di Indonesia yang mengalami fluktuasi akibat digitalisasi dan pembajakan. Kali ini, Champ berkesempatan untuk mengobrol dengan Kak Laksmi Mutiara Prameswari yang merupakan seorang pegiat literasi digital. Yuk, kepoin pandangan dari Kak Laksmi di bawah ini!


Pandangan Kak Laksmi Soal Industri Perbukuan di Indonesia Saat Ini

image

Menurut Kak Laksmi, industri perbukuan saat ini telah berkembang pesat. Dia sangat mudah mendapatkan akses dan informasi terkait terbitan baru, festival literasi, kelas-kelas menulis, workshop bersama penulis, hingga berbagai challenge review buku serta berbagai tawaran untuk mengulas buku-buku dari penulis dan penerbit tertentu. Apalagi saat ini penerbit independen juga makin digemari karena terbitan buku-buku mereka yang punya ciri khas tersendiri.


Ekosistem Literasi Digital yang Sehat


image

Sumber: Teman Baca Kampus


Perempuan yang saat ini tengah mengelola akun review buku dan #TempatBaca di @rasi.buku serta menulis blog di www.laksmimutiara.com ini juga memberikan pernyataan perihal ekosistem literasi digital. 


“Adanya ekosistem literasi digital ini juga membuat kita lebih mudah mendapatkan relasi dan mendekatkan diri dengan teman-teman yang memiliki minat sama terkait dunia perbukuan dan literasi. Jadi saat ini, tantangannya adalah apakah masyarakat Indonesia yang punya privilese mengakses informasi secara digital, dapat memanfaatkannya dengan baik untuk mengulik informasi agar industri perbukuan dapat tetap berkelanjutan?,” ujar Kak Laksmi.


Ancaman Serius Pembajakan Buku


image

Sumber: Penerbit Partikular


Masalah pembajakan buku masih menjadi ancaman yang serius bagi peningkatan literasi. Selain itu, masalah ini pastinya merugikan penulis dan penerbit. Salah satu alasan mendasar yang menyebabkan maraknya kasus pembajakan terutama pembajakan buku adalah alasan ekonomi. Tapi, menurut Kak Laksmi, apapun alasannya pembajakan buku tetaplah salah.


“Saya sangat tidak setuju dengan pembajakan buku karena tentunya merugikan penulis dan penerbit. Bagi pembaca, mungkin membeli buku bajakan terkesan lebih ramah di kantong, namun kualitas yang didapatkan tentu jauh lebih buruk daripada buku asli,” kata Kak Laksmi.


“Maka dari itu, akan lebih baik jika kita lebih selektif memilih buku yang original dibanding membeli buku-buku murah. Membeli buku bekas malah lebih baik karena dapat memperpanjang usia buku dibanding membeli buku bajakan yang tidak ada manfaatnya,” imbuhnya.


Minat Baca Masyarakat Indonesia


Menurut data dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada 1 yang rajin membaca. Walaupun minat baca masyarakat Indonesia itu rendah, tapi justru konsumsi pada buku bajakan sangatlah tinggi.


Kak Laksmi mengaku prihatin atas minat baca Indonesia yang rendah. Tapi, dia tetap percaya bahwa 1 orang yang rajin membaca dapat membawa pengaruh yang besar.


“Jelas sangat memprihatinkan. Namun, saya percaya 1 orang yang rajin membaca juga bisa menumbuhkan minat baca ke banyak orang lainnya. Mungkin memang belum bisa mengajak 1000 orang, namun setidaknya dapat menumbuhkan kesadaran terkait manfaat membaca ke banyak orang,” ujar Kak Laksmi.


Perempuan yang sedang menempuh studi magister Kajian Budaya di Universitas Udayana ini sendiri sudah memberi contoh kecil bagi orang lain untuk meningkatkan minat baca. “Seperti halnya yang saya lakukan sekarang. Dengan membuat konten ulasan buku dan mengunggah kebiasaan membaca, ternyata membuat teman-teman saya turut penasaran dan mulai bertanya-tanya terkait rekomendasi buku. Tak jarang mereka juga membeli buku dari toko saya karena akses untuk menjangkaunya lebih mudah karena membelinya pada teman sendiri,” kata Kak Laksmi.


“Beberapa kali mengikuti kegiatan klab buku dan festival literasi juga menambah wawasan saya bahwa meski bukan dalam skala besar, ternyata ada banyak orang yang punya minat terhadap buku dan literasi. Maka dari itu, jika kita terus menggalakan kebiasaan membaca, utamanya lewat media sosial, akan ada banyak orang yang tergerak untuk memulai kebiasaan membaca. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa harapannya di masa depan akan lebih banyak orang yang rajin membaca,” tambah Kak Laksmi.


Menumbuhkan Minat Baca


image

Kak Laksmi berharap agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang mulai sadar untuk kembali membaca buku. “Tidak apa-apa dimulai dari bacaan ringan seperti artikel website, majalah, komik, atau buku-buku fiksi yang barangkali dapat menginspirasi mereka untuk membaca bacaan-bacaan lainnya yang setidaknya dapat memberi manfaat untuk diri sendiri. Kesadaran terkait membeli buku original dan mengapresiasi karya dari penulis juga jadi harapan besar untuk keberlanjutan literasi di Indonesia,” kata Kak Laksmi.


Dari apa yang diomongin sama Kak Laksmi, dunia yang lebih baik adalah ketika orang-orang bisa memberi manfaat yang baik untuk diri sendiri dan orang sekitar. Enggak ada yang menghakimi tentang keputusan-keputusan seorang individu yang punya prinsip tertentu asal enggak berpotensi menimbulkan kerugian. Alangkah menyenangkan jika kita hidup di dunia dengan pemikiran beragam dan saling merangkul satu sama lain.


Biar makin paham arti pentingnya membaca, Champ mau ajak kamu untuk mengikuti Challenge Buka Jendela Dunia untuk Anak di Jeneponto. Dengan mengikuti Challenge ini kamu bisa membuka donasi sebesar Rp17,5 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi yang terkumpul akan disalurkan dalam bentuk buku bacaan alat peraga belajar untuk membantu anak-anak di Jeneponto mendapatkan akses buku bacaan dengan layak dan pelajaran tambahan di luar sekolah untuk membaca. Yuk, ikut dan selesaikan sekarang!


heart

Hearts

heart

Komentar

Komentar

Done
Download aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk dunia yang lebih baik
Tingkatkan dampak sosialmu dan mari mengubah dunia bersama.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone