Sosial media merupakan hak semua orang untuk mengekspresikan diri. Sebagai makhluk sosial seringkali kita ingin membagikan hal-hal yang menarik sebagai koleksi untuk  dilihat atau bahkan untuk mendapatkan simpatik dan perhatian dari keluarga, teman atau bahkan masyarakat umum. Namun, ketika keluarga atau orang terdekat membagikan hal-hal yang bersifat data privasi, hal ini dapat beresiko untuk waktu mendatang.

Banyaknya kasus kriminal kepada anak akibat over sharing data di internet menjadi salah satu alasan bagi kita untuk lebih memperhatikan data atau informasi yang dibagikan ke internet.  Terlebih lagi, anak yang masih di bawah umur dapat dengan mudah mengakses dan mengoperasikan gawai pintar dan berpotensi mengunggah hal-hal yang tidak seharusnya disebarkan kepada khalayak luas. Akibatnya hal-hal yang bersifat rahasia dapat tersebar, diakses dan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. 

Campaign ini mengajak orangtua dan pengguna sosial media untuk menciptakan lingkungan sosial media yang ramah anak, mempelajari informasi apa yang tidak boleh dibagikan di sosial media dan bahaya oversharing data. Maka dari itu kami mengajak orangtua dan pengguna sosial media untuk mulai membatasi informasi pribadi dan anak yang diunggah ke sosial media agar dapat mencegah kasus-kasus penyalahgunaan data anak dan mengurangi kejahatan siber terhadap anak.


KeepYouSafe

 Meningkatkan kepedulian untuk tidak oversharing dan menciptakan lingkungan sosial media ramah anak

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Sudah banyak sekali kasus kejahatan siber yang terjadi di Indonesia, khususnya kasus kejahatan siber terhadap anak-anak. Melalui gerakan #KeepYouSafe, kami mengajak orang tua untuk menciptakan lingkungan sosial media yang ramah anak.

Mari saling membantu agar setiap anak terhindar dari kejahatan siber.

Dukung dan ikuti Challenge “7 Days Post Challenge #KeepYouSafe” dengan memposting kegiatan anak kamu ke sosial media selama 7 hari tanpa menampilkan informasi sensitif sebagai bentuk aksi melindungi privasi anak.