Di era yang terus berkembang, keberhasilan seorang anak tidak hanya diukur dari pencapaian akademik, tetapi juga dari kemampuan mereka dalam mengelola emosi, membangun hubungan sosial, dan beradaptasi dengan lingkungan. Laporan terbaru OECD’s Survey on Social and Emotional Skills (SSES) menyoroti pentingnya pembelajaran sosial dan emosional (SEL) dalam membentuk individu yang berdaya dan siap menghadapi tantangan masa depan. 

Kampanye #TumbuhBersama hadir sebagai solusi untuk mendorong implementasi SEL yang berkelanjutan baik di sekolah maupun di rumah, khususnya di Kudus, guna meningkatkan generasi cerdas sosial emosional.

Yuk, dukung  kampanye #TumbuhBersama untuk transformasi pendidikan yang lebih holistik. Dengan keterlibatan kita semua—guru, orang tua, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya—kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya membangun prestasi akademik, tetapi juga membentuk karakter generasi muda yang kuat secara sosial dan emosional. 

TumbuhBersama

Membangun Generasi Cerdas Sosial Emosional

saya anak laki2 satu satunya dari tiga bersaudara 

bersama papaku membersihkan hewan kesayangan,karena hewan peliharaan harus sehat dan bersih 

Kamu memberikan upaya terbaik di challenge ini. Yuk, jaga semangatmu dan buat perubahan #ForABetterWorld.

Your efforts in this challenge are truly remarkable! Let's keep the energy up and making a difference #ForABetterWorld.

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Thank you for contributing in this challenge. Let's keep doing actions #ForABetterWorld!


Donasi yang terkumpul dalam kampanye sosial ini akan digunakan oleh SDIT Al Islam Kudus melakukan sosialisasi, pelatihan, hingga workshop mengenai pentingnya peduli serta bertanggung jawab dalam mengelola sampah yang nantinya akan menyasar 759 murid di SDIT Al Islam Kudus.
Kampanye ini diadakan sebagai salah satu bentuk inisiatif untuk mengatasi persoalan sampah yang semakin serius di Kabupaten Kudus. Berdasarkan data dari Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Lingkungan Hidup (DPKPLH) Kabupaten Kudus, volume sampah meningkat sebesar 1,2% dari 159.083,24 ton pada tahun 2019 menjadi 160.924,12 ton pada tahun 2020. Fakta ini menegaskan betapa mendesaknya kebutuhan untuk mengelola sampah dengan cara yang lebih bijak.
Melalui kampanye ini, kami berkomitmen menerapkan prinsip Zero Waste yang berfokus pada gaya hidup bebas sampah, sekaligus menanamkan nilai-nilai kecerdasan sosial dan emosional dalam setiap langkahnya. Mengelola sampah bukan hanya soal kebersihan lingkungan, tetapi juga tentang melatih solidaritas, empati, dan tanggung jawab terhadap sesama. Misalnya, saat siswa bekerja sama untuk memilah sampah sesuai kategori, mereka belajar pentingnya kerjasama tim dan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Dengan mengadakan program sedekah sampah, siswa diajarkan nilai berbagi, di mana hasil dari pengelolaan sampah yang baik dapat dimanfaatkan untuk membantu orang lain.
Kepedulian terhadap sampah melatih siswa untuk lebih peka terhadap dampak tindakan mereka terhadap lingkungan dan masyarakat. Dengan memahami bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan masalah bagi orang lain, seperti pencemaran atau penuh sesaknya TPA, siswa belajar menumbuhkan empati terhadap kondisi sosial sekitar. Misalnya, ketika mereka menyadari bahwa sampah plastik yang tidak terurai dapat merusak habitat hewan, mereka secara emosional tergerak untuk berbuat lebih baik.
Kampanye ini tidak hanya menyasar aspek teknis pengelolaan sampah, tetapi juga mendorong pembentukan generasi yang cerdas secara sosial dan emosional. Kegiatan seperti lomba memilah sampah, diskusi kelompok mengenai dampak sampah, atau bahkan pembuatan karya seni dari daur ulang mengajarkan siswa untuk berkomunikasi secara efektif, menghargai pandangan orang lain, serta mengekspresikan perasaan mereka terhadap isu lingkungan dengan cara yang positif.
Dengan mengintegrasikan prinsip Zero Waste dan nilai-nilai sosial-emosional, kami berharap dapat membangun generasi yang tidak hanya peduli lingkungan, tetapi juga solider dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Peduli sampah bukan hanya tentang lingkungan yang bersih, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang lebih baik dan berempati.
Challenge ini mengajak kamu buat menyelesaikan 3 aksi dengan cara upload foto! Caranya gampang banget karena kamu hanya perlu:
1. Upload foto antara guru dengan murid, di mana murid mendapatkan umpan balik tentang kekuatan mereka dari guru tersebut. Jelaskan juga di caption, umpan balik positif apa yang diberikan oleh guru.
2. Upload foto surat yang ditulis tangan oleh murid untuk teman mereka tentang mengapa mereka berteman.
3. Upload foto saat murid mengerjakan pekerjaan rumah bersama orang tua.
Ayo, tunjukin aksi hebatmu dan jadilah bagian dari kampanye ini!

Bersama SDIT Al Islam Hadirkan Generasi Cerdas SosialEmosional melalui Prinsip Zero Waste

action photo type

Diverifikasi

Afiq adalah temanku di kelas. Aku senang bermain dengan Afiq karena afiq mudah bergaul, seru dan tidak pernah marah. Afiq juga sering mengajariku kalau aku kesulitan dalam mengerjakan soal. Terima kasih Afiq

"Serunya mencoba karya teman! Aku asyik bermain dengan alat ini, sementara Bu Guru dengan sabar menjelaskan cara kerjanya. Sekarang aku jadi tahu bagaimana alat ini dibuat dan cara memainkannya!"