Providing access to quality education, healthcare, and skill training to underserved individuals in Indonesia, Nigeria, and Singapore.

Tahukan kamu menurut data dari Kemenkes pada tahun 2014-2016, usia 50 tahun ke atas diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 3% dan katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi (81%). Menurut Survei Rapid Assessment of Blindness (RAAB) komprehensif yang dilakukan di 15 provinsi di Indonesia (2016-2018), ternyata Jawa Timur menjadi provinsi dengan prevalensi kebutaan tertinggi yaitu 4,5%, disusul Nusa Tenggara Barat (4%), Sumatera Selatan (3,4%), Jawa Barat (2,8%), dan Jawa Tengah (2,7%). 

Oleh karena itu Yayasan Ishk Tolaram sebagai organisasi filantropi yang menyediakan akses ke pendidikan berkualitas dan kesehatan bagi individu yang memerlukan bantuan di Indonesia berkolaborasi bersama 7 organisasi sosial dalam kampanye #EyeCareForAll. Dengan mendukung kampanye #EyeCareForAll dan mengikuti ketujuh Challenge dari organisasi sosial di kampanye #EyeCareForAll kamu sudah mendukung kampanye ini tanpa uang dan membantu meningkatkan kepedulian mengenai isu kesehatan mata.

2 of 10 organizations received grant to support the implementation of eye camp by Ishk Tolaram.

EyeCareForAll

Tingkatkan kesadaran kesehatan mata, akses katarak lansia,&pilih 2 organisasi penerima hibah 30 juta

Haiii semua! Saya Salwa Alifia Rachman, bersemangat untuk memberikan dampak positif melalui kegiatan sukarela. Saya percaya bahwa setiap tindakan kecil dapat membawa perubahan besar, dan saya ingin menjadi bagian dari perubahan <3

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Pengguna internet meningkat sejak pandemi Covid-19. Hal ini berkelindan dengan pemakaian alat elektronik berlayar seperti laptop, komputer, maupun smartphone. Penggunaan alat-alat tersebut secara berlebihan dapat menimbulkan Computer Vision Syndrome (CVS) atau Digital Eye Strain (DES). 

Menyinggung pengajaran daring yang diberlakukan hampir di seluruh tingkatan sekolah. Mau tak mau anak-anak dipaksa untuk menggunakan gawai lebih dari waktu yang seharusnya. Ia berpendapat bahwa anak usia 2-5 tahun per hari sebaiknya hanya menghabiskan waktu screen time maksimal satu jam.

Mari kita berperan dalam issue ini. Dengan mencegah dan ikutan challenge. Donasi yang terkumpul akan kami gunakan untuk pembuatan modul pencegahan penyakit mata. Dan untuk 8 supporters akan ada hadiah menarik dari kami.

Bersama bangun negeri dengan menuntaskan masalah kesehatan mata

action photo type

Diverifikasi

makanan untuk kesehatan mata jangka panjang