Di era yang terus berkembang, keberhasilan seorang anak tidak hanya diukur dari pencapaian akademik, tetapi juga dari kemampuan mereka dalam mengelola emosi, membangun hubungan sosial, dan beradaptasi dengan lingkungan. Laporan terbaru OECD’s Survey on Social and Emotional Skills (SSES) menyoroti pentingnya pembelajaran sosial dan emosional (SEL) dalam membentuk individu yang berdaya dan siap menghadapi tantangan masa depan. 

Kampanye #TumbuhBersama hadir sebagai solusi untuk mendorong implementasi SEL yang berkelanjutan baik di sekolah maupun di rumah, khususnya di Kudus, guna meningkatkan generasi cerdas sosial emosional.

Yuk, dukung  kampanye #TumbuhBersama untuk transformasi pendidikan yang lebih holistik. Dengan keterlibatan kita semua—guru, orang tua, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya—kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya membangun prestasi akademik, tetapi juga membentuk karakter generasi muda yang kuat secara sosial dan emosional. 

TumbuhBersama

Membangun Generasi Cerdas Sosial Emosional

Guru seharusnya membawa keceriaan kepada siswa agar jiwanya terus tumbuh dan memiliki motivasi belajar yang kuat. Momen para guru mengajak kami ke sekolah untuk bermain dan mengenal keanekaragaman hayati laut di Indonesia. 

action photo type

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Donasi yang terkumpul dalam kampanye sosial ini akan digunakan SD 3 Kedungdowo untuk membuat “Pondok Baca”. Pondok Baca menjadi sarana untuk meningkatkan literasi anak sejak dini sebagai upaya untuk menghadirkan generasi cerdas secara sosial dan emosional.

Literasi memiliki manfaat besar dalam aspek sosial dan emosional siswa, seperti meningkatkan empati, membantu regulasi emosi, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengurangi kecemasan. Kegiatan literasi juga bermanfaat bagi guru dan orang tua untuk menciptakan lingkungan sekolah yang gemar membaca.

Kehadiran literasi penting untuk terus digencarkan, mengingat tingkat literasi di Indonesia pada tahun 2024 menurut Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) sebesar 73,52. Sedangkan menurut data PISA, minat baca masyarakat Indonesia berada di peringkat 71 dari 81 negara. Melihat fakta tersebut, upaya meningkatkan literasi di sekolah, perpustakaan, dan masyarakat sangat diperlukan.

Literasi juga berperan dalam memperbaiki aspek sosial dan emosional siswa dengan menciptakan lingkungan literasi yang positif, pemberdayaan melalui buku yang menceritakan keragaman, serta diskusi emosional yang dilakukan siswa dengan bimbingan guru.

Karenanya, challenge ini dilakukan untuk meningkatkan literasi siswa agar mereka lebih tertarik membaca. Semua warga sekolah bisa memanfaatkan Pondok Baca untuk mengajarkan teknik membaca yang lebih efektif, membangun budaya membaca, dan menjadi tempat untuk kegiatan literasi lainnya, seperti lomba membaca puisi atau resensi buku.

Ayo, ikuti challenge seru untuk meningkatkan literasi anak-anak! Tidak hanya untuk kemampuan baca dan tulis, tetapi juga untuk membantu mereka lebih memahami perasaan dan cara berinteraksi dengan orang lain. Caranya dengan “Membaca Buku Seru Bareng”—cari buku yang menarik dan memiliki pesan positif yang bisa mengajarkan anak tentang empati, kerja sama, dan cara mengontrol emosi.

Challenge ini mengajak kamu buat menyelesaikan 3 aksi dengan cara upload foto! Caranya gampang banget karena kamu hanya perlu:

- Upload foto antara guru dengan murid, di mana murid mendapatkan umpan balik tentang kekuatan mereka dari guru tersebut. Jelaskan juga di caption, umpan balik positif apa yang diberikan oleh guru.
- Upload foto surat yang ditulis tangan oleh murid untuk teman mereka tentang mengapa mereka berteman.
- Upload foto saat murid mengerjakan pekerjaan rumah bersama orang tua.

Ayo, tunjukkan aksi hebatmu dan jadilah bagian dari kampanye ini!

Dukung Pondok Baca di SD 3 Kedungdowo Literasi untuk Pengembangan Sosial serta Emosional Siswa

Diverifikasi

Berterima kasih kepada teman itu penting. Semoga saling support untuk tetap tumbuh dan berkembang.

Mengajak anak-anak untuk peduli lingkungan sekitar rumah sendiri. Di Pulau kecil, sampah yang hanyut di laut bisa datang kapan saja tanpa kabar. Mengajak mereka untuk menjaga kebersihan agar lingkungan tetap sehat dan indah.