Menurut Kementan (Kementrian Pertanian) menargetkan produksi kopi tahun 2020 mencapai 769,72 Ribu Ton. Hal ini karena komoditas kopi menjadi raja di pasar nasional maupun komoditas unggulan ekspor. Melihat angka tersebut, selain daripada keuntungan ekonomi yang besar namun juga memiliki ancaman berupa jumlah limbah kopi yang besar dan merusak lingkungan.

Oleh karena itu, Beri Harapan bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai daur sampah ampas kopi menjadi produk komersil. Beri Harapan Indonesia juga bertujuan untuk mendukung pemerataan ekonomi terutama bagi kelompok-kelompok yang rentan secara ekonomi dengan cara memberikan alternatif produk hasil daur ulang yang murah dan dapat menjadi produk yang bersifat komersil.

Melalui #2ndLifeofCoffee, Beri Harapan Indonesia mengajak masyarakat Indonesia untuk mendukung challenge ini agar bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait daur ulang limbah kopi dan juga membantu kelompok yang rentan secara ekonomi untuk memiliki produk hasil daur ulang yang murah dan dapat dijual kembali untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.

Foto dirimu menggunakan tulisan #hashtag dengan media sekreatif mungkin. Berikan caption #2ndLifeofCoffee :

“Dear #TemanHarapan tahukah kalian bahwa ampas kopi dapat didaur ulang menjadi produk yang dapat dijual? produk-produk ini diantaranya seperti masker, scrub, hand sanitizer, sabun, pengharum ruangan, parfum, dan masih banyak lagi!
Beri Harapan Indonesia melalui campaign.com berinisiasi untuk menghimpun ampas kopi yang akan didistribusikan pada masyarakat di Kampung Kopi Harapan untuk dapat dijadikan produk dan dijual. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesetaraan ekonomi masyarakat di Kampung Kopi Harapan.

Saya _______ (Nama pengguna) sudah mendukung
gerakan #2ndLifeofCoffee ! Kamu ? “

2ndLifeOfCoffee

Daur Ulang Ampas Kopi

Manfaatkan Ampas Kopimu! #2ndLifeofCoffee

action photo type

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama:

Kepala Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah Redjalam, mengatakan bahwa Indonesia sudah berada pada ambang resesi ekonomi akibat pandemi, dimana Produk Domestik Bruto negara ini minus hingga 41,2%pada kuartal II 2020. Terkait hal tersebut, data dari Kemnaker (Kementerian Tenaga Kerja) dan BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan kenaikan angka PHK pekerja formal di Indonesia mencapai 380 ribu jiwa yang terdampak akibat pandemi ini. Hal tersebut membuat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2020 mencapai 8,1% hingga 9,2% dan angka pengangguran diperkirakan naik 4 hingga 5,5 juta orang. Kenaikan angka pengangguran serta terjadinya resesi membuat peningkatan kesenjangan ekonomi. kesenjangan ekonomi disebut menjadi faktor utama yang membuat kelompok masyarakat rentan ekonomi sulit melakukan mobilitas vertikal dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Kementan (Kementrian Pertanian) menargetkan produksi kopi tahun 2020 mencapai 769,72 Ribu Ton. Hal ini karena komoditas kopi menjadi raja di pasar nasional maupun komoditas unggulan ekspor. Melihat angka tersebut, selain daripada keuntungan ekonomi yang besar namun juga memiliki ancaman berupa jumlah limbah kopi yang besar dan merusak lingkungan. 

Oleh karena itu, Beri Harapan bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai daur sampah ampas kopi menjadi produk komersil. Beri Harapan Indonesia juga bertujuan untuk mendukung pemerataan ekonomi terutama bagi kelompok-kelompok yang rentan secara ekonomi dengan cara memberikan pemberdayaan alternatif produk hasil daur ulang yang murah dan dapat menjadi produk yang bersifat komersil. 

Melalui #2ndLifeofCoffee, Beri Harapan Indonesia mengajak masyarakat Indonesia untuk mendukung challenge ini agar bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait daur ulang limbah kopi dan juga membantu kelompok yang rentan secara ekonomi untuk memiliki produk hasil daur ulang yang murah dan dapat dijual kembali untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.