Pandemi COVID-19 tak kunjung mereda yang berdampak pada berbagai hal, salah satunya perekonomian masyarakat Indonesia sektor UMKM. UMKM adalah sektor yang paling merasakan hal ini mengingat jumlahnya 64,2 juta terhitung bulan Maret 2021 berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM). Masa sulit pandemi Covid-19 mengakibatkan para pelaku usaha mengalami kehidupan  pra sejahtera. Dalam data yang kami himpun berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakat Kab. Sidoarjo dalam ambang ketidaksejahteraan.

Dalam permasalahan kehidupan  pra sejahtera, kita sebagai inisiator muda membuat inovasi untuk membantu membangkitkan perekonomian mereka. Atas dasar tersebut, Gerakan Pemuda Sidoarjo menginisiasi sebuah gagasan terhadap UMKM lokal “Bersama Bangkitkan UMKM”. Harapan dari kegiatan ini adalah dapat memberdayakan UMKM melalui digitalisasi produk dan memborong dagangan yang kemudian dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. 

Dalam kampanye sosial yang kami selenggarakan, kami sebagai inisiator muda mengajak seluruh elemen masyarakat di sidoarjo sebagai agen changemaker untuk turut andil serta berpartisipasi dalam upaya membangkitkan UMKM guna mengatasi permasalahan kehidupan pra sejahtera, dengan demikian kami harap kampanye sosial dapat memberikan dampak positif dalam upaya pemulihan ekonomi.

BersamaBangkitkanUMKM

Memberdayakan pelaku UMKM untuk membantu pemulihan ekonomi & menciptakan taraf hidup yang sejahtera

action photo type

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Halo Kawula Muda! Kita sebagai inisiator muda memiliki secercah harapan untuk membangkitkan perekonomian daerah. Gerakan kami timbul karena keresahan terhadap masyarakat yang terdampak dalam kesejahteraan sosial.

Sejak pandemi COVID-19 melanda, banyak sekali sektor niaga yang terdampak dalam permasalahan pandemi kali ini. Pendapatan para pengusaha niaga mengalami pemerosotan, sehingga banyak sekali para pedagang yang tidak dapat bertahan hidup di masa pandemi kali ini. 

Kita sebagai Gerakan Pemuda Sidoarjo telah melakukan program kerja  Penglaris Sadis. Dimana kita memberdayakan 8-10 pedagang dengan memborong dagangan mereka dan memberikan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.

Dalam penghimpunan donasi kami, kami berharap dapat memberdayakan 20 pedagang kecil di daerah Sidoarjo dengan cara membantu melariskan dan dapat memberdayakan pedagang yang terdampak.

Kita perlu bersinergi bersama untuk turut serta menyelesaikan Challenge “Bersama Bangkitkan UMKM”. Dalam penunjang kegiatan ini, kita menyediakan amplop kebahagian, bantuan sembako, dan starter pack covid-19.

Tumbuh Bersama, Bangkitkan UMKM !

Tumbuh Bersama Bangkitkan UMKM 

Diverifikasi

Dengarkan Aku: Kisah Kirana dan Luka KBGO yang Menghanyutkan

Dengarkan Aku mengisahkan Kirana, korban cyberflashing & doxing. Oleh karenanya, melalui film ini kita diajak untuk memahami pentingnya isu luka digital yang menghantui remaja.

1. Dunia Tampak Aman, Tapi Setiap Pesan yang Masuk Membakar Rasa Takut di Dadamu.
Film ini menceritakan Kirana, seorang siswi SMA yang aktif, ceria, dan dekat dengan sahabat hatinya. Namun, ketika ia menjadi korban Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) berupa cyberflashing dan doxing, ia memilih mengasingkan diri dari dunia, bahkan dari orang-orang terdekat, karena luka yang terlalu berat untuk diucapkan.

2. KBGO: Ancaman Nyata Dunia Digital
Film ini menyuarakan bahwa KBGO tidak hanya merusak privasi, tapi juga kesehatan mental korban. Isu ini penting, karena data terbaru menunjukkan:
Kasus KBGO meningkat tajam, contohnya pada triwulan I 2024 mencatat 480 aduan, naik 4 kali lipat dari 118 kasus pada periode sama tahun sebelumnya. Mayoritas korban adalah usia 18–25 tahun (57%), sementara 26% korban adalah anak di bawah 18 tahun.
Meskipun spesifik data untuk siswi SMA masih terbatas, Women's Reproductive Health Center (2023) mencatat kasus KBGO pada remaja meningkat lebih dari 30% pada 2023, dengan lebih dari 1.500 kasus dilaporkan oleh remaja perempuan.
Dampaknya nyata, karena sebagian besar korban menanggung trauma, kecemasan, depresi, dan kehilangan rasa aman (GoodStats, 2024).

3. Suara untuk yang Terdiam
Dengarkan Aku adalah karya perdana Sudut Aman, organisasi anak muda bergerak di isu HKSR, yang membawa sudut pandang perempuan muda menyuarakan luka digital. Film ini selaras dengan tema Festival Inspiring Asia Micro Film 2025, Youth Mental Well-being, dan mengajak kita untuk menurunkan dinding sunyi, mendengar tanpa menghakimi, dan menciptakan ruang aman bagi penyintas.

4. Dukung Dengarkan Aku — Biarkan Suara Sunyi Menjadi Panggilan untuk Bersama!
Bantu Sudut Aman agar film ini terpilih sebagai Film Terbaik di Festival #InspiringIndonesia, agar suara Kirana dan para penyitas lainnya tidak lagi teredam, dan trauma digital bisa menjadi ruang pulih bersama.
Yuk, selesaikan dua aksi sederhana dalam Challenge ini dan tunjukkan bahwa kamu peduli terhadap keamanan digital dan kesehatan mental generasi muda!
