YOT adalah sebuah komunitas organisasi yang menjadi wadah anak muda Indonesia untuk mengembangkan skill, knowledge, dan juga attitude.

Belakangan ini banyak muncul isu lingkungan berkaitan dengan sampah dan dampak negatif yang ditimbulkan. Bukan hanya sampah plastik, keberadaan food waste atau sampah sisa makanan juga dapat berkontribusi penuh pada krisis lingkungan.

Bahkan menurut data dari Food and Agriculture Organization of United Nations bahwa sepertiga makanan yang dihasilkan tidak berakhir di piring kita tetapi dibuang ke tempat sampah. Dikutip dari Foodsustainability.eiu.com, Indonesia menduduki posisi nomor dua dalam menghasilkan sampah makanan terbanyak di dunia setelah Saudi Arabia. Hal ini terjadi akibat pola konsumsi masyarakat yang buruk sehingga setiap tahun, sampah makanan semakin meningkat. Menurut Kepala Perwakilan Badan Pangan PBB (FAO), sampah makanan di Indonesia mencapai 13 juta ton setiap tahun. Sampah ini paling banyak berasal dari retail, katering, dan restoran akibat penyediaan makanan yang berlebihan. Adanya sisa makanan yang dibuang oleh setiap masyarakat sebagai perilaku buruk dalam pola konsumsinya mempunyai dampak yang serius. Jika sampah makanan berlimpah, hal ini nantinya akan berdampak pada kerusakan lingkungan.

Setelah mengetahui fakta-fakta tersebut, tentunya kita sebagai penerus bangsa lebih sadar terhadap lingkungan dan ingin melakukan perubahan. Caranya mudah, cukup mulai dari diri sendiri. Yuk, tunjukkan dukunganmu untuk mengurangi sampah makanan sekaligus membantu mereka yang kesulitan mendapatkan makanan.


GreenNewLifestyle

Kurangi kebiasaan konsumtif berlebih terhadap makanan sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga

Habiskan Makanan Terbitlah Berkah #HoreHabis

An Environment enthu, Let's be savior for our planet!

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Melalui gerakan ini, kami mengajak kamu untuk mengubah sedikit demi sedikit lifestyle yang tanpa sadar dilakukan dan berdampak buruk bagi lingkungan kita. Kebiasaan seperti menyisakan makanan yang selanjutnya berakhir di tempat sampah hingga kebiasaan yang kita lakukan setiap hari yang tanpa sadar berdampak buruk bagi lingkungan kita, seperti menggunakan kendaraan bermotor untuk jarak dekat (500 meter).

Meningkatnya emisi karbon, terutama di daerah perkotaaan, memaksa masyarakat harus mengubah perilaku yang kurang tepat. Di balik keberhasilan dalam mempercepat laju perekonomian dunia, ada dampak buruk yang tidak dapat dihindari, yakni kualitas lingkungan yang semakin menurun. Sejalan dengan cepatnya pertumbuhan ekonomi, retensi karbon dan gas rumah kaca lainnya cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.  

Untuk mewujudkan gaya hidup ramah lingkungan, kampanye ini juga mengajak kita menghabiskan makanan yang dikonsumsi alias tidak ada makanan yang terbuang (food waste). Dengan demikian, kita dapat bijak saat mengonsumsi makanan. Sehingga dapat meminimalisir eksploitasi bahan baku makanan (nabati dan hewani) yang berimplikasi langsung terhadap kelestarian lingkungan.

Yuk, bersama-sama kita lebih peduli dengan terapkan kebiasaan baru: bijak dalam konsumsi makanan agar tidak menimbulkan food waste!

Donasi yang terkumpul akan disalurkan ke acara “YOT Share Ramadhan” yang diadakan setiap bulan Ramadan oleh YOT Bali yang merupakan pemberian donasi untuk kebutuhan sehari-hari dan sekolah adik-adik panti asuhan  yang ada di Bali.