A place for millenials to improving, developing, and impacting toward other

Kebebasan berpendapat menjadi landasan demokrasi modern. Beberapa orang mampu menerima perbedaan pendapat. Banyak sebagian orang, kebebasan berpendapat akan diterima jika sejalan dengan nilainya sendiri.  Ancaman berasal dari mengijinkan kita bicara dan mencoba membungkam pihak lain.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mencatat, 6.128 orang menjadi korban pelanggaran terhadap kebebasan berpendapat di muka umum sejak Januari hingga 22 Oktober 2019. Ketua YLBHI Bidang Advokasi Muhammad Isnur mengatakan, dari jumlah tersebut, 51 orang meninggal dan 324 di antaranya adalah anak-anak.

Jangan biarkan ini terus terjadi. Mari, suarakan pendapatmu mengenai HAM di Indonesia dengan ikuti dan selesaikan Challenge #BeraniMulai di aplikasi Campaign #ForChange

BeraniMulai

Membantu 30 orang dari segala status pekerjaan yang kesulitan karena pandemi

Interested in Disability & Social Inclusion issue 💪

Hentikan penyelesaian pelanggaran HAM yang berat, konflik agraria, dan intoleransi di Indonesia!

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Usia 12-18 tahun merupakan usia krusial bagi perkembangan mental anak. Di Indonesia, satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah dengan kesehatan mental dan satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental. I Am Okay mengajak kamu untuk bisa turut andil dalam edukasi pentingnya kesehatan mental bagi remaja! Dengan mengikuti aksi challenge ini, kamu telah menjadi partisipan dalam edukasi pentingnya kesehatan mental dengan dimulai dari diri sendiri. Kamu yang ikut mengikuti challenge dan menyebarkan hasil challengenya sosial media dengan tag @iamokay.id telah membantu serta mendukung misi Indonesia Emas 2045. Dapatkan hadiah spesial dari kami!

Self-Awareness #ForChange : Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

SelfAwareness ForChange Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

action photo type

Saat ini, tak mudah bagi seseorang menyuarakan hak suaranya, terlebih para millennial. Hal itu membuat hak asasi manusia yang seharusnya dijunjung tinggi menjadi sekadar angan-angan. Melalui Challenge #BeraniMulai, mari suarakan hak dengan baik dan benar.

Setiap orang tentu berhak berpendapat. Namun, seringkali, kenyataannya tidak seperti itu. Bagi Changemakers yang ingin berjuang bersama menegakkan HAM di Indonesia, mari kita mulai dengan langkah kecil ikuti Challenge #BeraniMulai di aplikasi Campaign #ForChange.

Teman-teman dapat mengikuti instruksi pada tiap aksinya. Aksi pertama, mengupload foto dengan gaya membuka telapak tangan menyerupai logo HAM dan sertakan quotes tentang HAM di caption. Aksi kedua, Mengupload foto selfie lalu menambahkan stiker bubble text ( yang tersedia dalam aplikasi campaign forchange) dan menuliskan mengenai penegakkan ham di Indonesia. Aksi ketiga, upload foto dengan posisi tangan di samping mulut seperti sedang berteriak dan bagikan di caption tentang pengalaman ketika berpendapat. Aksi keempat, peserta menulis kalimat "#BeraniMulai Stand Up Speak Out bareng Millennials Squad" dikertas lalu difoto & diupload di aplikasi campaign for change 

Donasi yang terkumpul dari Challenge, akan disalurkan kepada 30 orang yang membutuhkan, seperti driver ojek, tukang sapu, badut jalanan, penjual asongan, dan tukang becak yang terkena dampak pandemi di Surabaya.


Menghargai Hak Asasi Manusia dengan #BeraniMulai bareng Millennials Squad Indonesia

Menghargai Hak Asasi Manusia dengan BeraniMulai bareng Millennials Squad Indonesia

Sedang Diperiksa

Dulu, ketika aku masih sekolah, tidak jarang aku mengalami pengalaman tidak mengenakkan saat berpendapat. Banyak yang meremehkan bahkan menganggap pendapatku tidak penting sehingga aku takut untuk berpendapat.

Semakin dewasa, aku semakin memberanikan diriku untuk berpendapat sekalipun tidak ada yang setuju maupun satu suara denganku. Jangan pernah takut untuk mengeluarkan pendapatmu!

“Setiap manusia yang dilahirkan mempunyai hak dasar yang sama tanpa memandang status, suku, bangsa, agama, gender, dan perbedaan lainnya. “